Link

Selasa, 20 Januari 2015

Hari Sibuk di Lab

Dear Dreamers!

Hari ini saya kembali berjibaku dengan agenda lab yang padat. Saya memulai pagi hari dengan agenda bersih-bersih lab bersama Yuko-san dan yang lainnya. Saya lalu menceritakan hasil eksperimen ELISA saya.

"Saya bingung kenapa kit ELISA saya larutan standarnya tidak berubah warna. Ternyata setelah sampai rumah dan membaca ulang protokolnya, saya baru sadar jika saya mencampur TMB substrate dengan assay buffer, padahal seharusnya tidak," ujar saya lalu tertawa meringis.

Kohara-san muncul dari pintu masuk lalu menghampiri kami dengan tergesa. "Sumimasen saya datang terlambat," ujar beliau agak terengah-engah. Yuko-san lalu menceritakan hasil ELISA saya kepada Kohara-san.

"Aaah...baiklah, daijoubu. Saya akan email Dr. Yamazaki, mungkin kamu harus mengulangnya hari ini," ujar Kohara-san.

Kohara-san lalu membuka setumpuk file dari tas beliau. "Ini eksperimen yang akan kita lakukan hari ini," ujar beliau lalu menunjukkan dua lembar kertas berisi bagan eksperimen dan sejumlah karakter kanji yang tidak saya pahami.

"Jadi, Dr. Yamazaki mengubah rencana. Harusnya hari ini kita melakukan eskperimen dengan PBMC, tapi tidak jadi. Kamu akan tetap menggunakan sel 293 untuk eksperimen," lanjut Kohara-san.

Saya mencermati lembaran yang diberikan Kohara-san. Saya hanya memahami bagan tersebut secara parsial, seperti tulisan sel 293, DMEM medium, supernatant, Nanopertikel, PBS, dan CpG, itu pun kebanyakan saya dapatkan dari penjelasan Bu Febri dulu saat di Dharmais.

"Are you okay?" tanya Yuko-san, melihat kerutan di dahi saya kian bertambah seiring usaha saya memahami lembaran tersebut.

"Well, saya tidak pernah melakukan eksperimen ini sebelumnya. Saya hanya pernah mendengar tentang beberapa hal dari dr. Febri dulu. Tapi baiklah, saya akan berusaha yang terbaik," ujar saya membulatkan tekad. Yah, kalau boleh jujur, eksperimen ini cukup berat untuk mahasiswa seukuran saya yang masih 'bau kencur' dalam riset ilmiah. Namun, yang saya tau, saya datang ke sini untuk belajar. Maka, saya anggap ini proses belajar yang baik untuk saya ke depannya.

"Jya, ganbatte ne," Kohara-san memberi saya semangat.

Kami lalu masuk lab. Kohara-san mulai menyiapkan segala peralatan. Banyak alat dan bahan baru yang belum pernah saya lihat sebelumnya, seperti combitips, multipipet, LyoVec, dan sebagainya. Kohara-san melakukan eksperimen sambil menjelaskan ke saya, kemudian saya mencatat semua penjelasan tersebut dalam buku catatan saya, karena tidak ada protokol dalam bahasa Inggris.

Alur berpikir di otak saya sempat kacau karena saya agak sulit memahami apa yang disampaikan. Akhirnya saya banyak bertanya tiap ada sela waktu, sambil mencoba memahami sedikit demi sedikit penyampaian Kohara-san.

Mr. Chen lalu masuk saat Kohara-san keluar lab untuk mengambil aquabides.

"Hi, good morning," sapa Mr. Chen sambil tersenyum. Saya membalas dengan senyum ringan. Sudah cukup lama saya tidak bertemu Mr. Chen, mahasiswa Post Doctoral asal Taiwan. Beliau orang yang sangat menyenangkan dan humoris.

"Ah, tadi pagi saya lihat kamu ke NIMS dengan sepeda. Pagi sekali kamu berangkat," ujar beliau sambil menyiapkan medium.

"Really? Saya biasanya berangkat jam segitu kok," ujar saya agak terkejut.

"Masa sih? Yaah, mungkin jam kita beda ya. Saya... yaaah... baru muncul jam segini, hehehe," ujar Mr. Chen terkekeh sambil melihat jam, pukul sepuluh lewat seperempat.

"Yah, begitulah. Saya harus tiba di kantor sebelum pukul 9. Jadi daripada terlambat, saya berangkat setengah jam lebih awal saja," jawab saya sambil tersenyum.

Kohara-san kemudian masuk, lalu meminta Mr. Chen menjelaskan tentang eksperimen yang sedang kami lakukan.

"Jadi yang sedang kamu lakukan ini namanya Luciferase Assay. Itu uji yang dilakukan untuk mempelajari ekspresi gen pada level transkripsi. Bisa juga digunakan untuk mempelajari ekspresi gen atau komponen seluler lainnya dan peristiwa yang terlibat dalam regulasi gen. Aplikasinya bisa digunakan untuk mengetahui ekspresi gen kloning. Untuk mengetahuinya, digunakan luciferase untuk menganalisa ekspresei gen kloning yang bisa memancarkan cahaya, kemudian cahaya itu yang akan dikuantifikasi dan dianalisis. Misalnya kita menginjeksi gen ke tikus, kemudian ekspresi gennya dapat dilacak dengan Luciferase Assay, apakah bekerja atau tidak. Hmm...mungkin ini bisa dibilang cukup sulit. Saya juga tidak terlalu sering melakukannya," Mr. Chen menjelaskan ke saya tentang eksperimen yang saya dan Kohara-san lakukan.

"Terima kasih Chen-san, Anda sudah membantu saya menjelaskan," ujar Kohara-san.

"Sama-sama," jawab Mr. Chen lalu tersenyum.

"Kapan kamu akan mengadakan pesta perpisahan?" tanya Kohara-san.

"Ah, hari ini kami ada acara makan siang di dekat Lala Garden, hehehe," kata Mr. Chen lalu menyebut nama sebuah restoran.

"Kamu akan meninggalkan Jepang akhir Februari, kan?" tanya Kohara-san lagi.

"Tidak, saya akan meninggalkan Jepang awal Februari. Tanggal 4 hari terakhir saya di sini. Tanggal 5 saya meninggalkan Jepang, huhuhu," jawab Mr. Chen sambil membuat lelucon.

"Aah, cepatnya..." gumam Kohara-san.

Saya hanya menyunggingkan senyum sedih. Salah satu senior di lab ini yang cukup akrab dengan saya akan pulang ke negara asalnya tidak lama lagi.

"Ayo kita ke Indonesia," ujar Mr. Chen tiba-tiba.

"Ah? Hahaha, oke. Ayo ke Indonesia," jawab saya lalu tertawa.

Eksperimen Transfection, tahap awal Luciferase assay, usai bertepatan dengan jam makan siang. Saya naik ke lantai 7 untuk shalat Dzuhur, lalu bergegas ke Kafetaria menyusul senior saya yang lain. 

Usai makan siang, saya berpapasan dengan Dr. Yamazaki saat hendak kembali ke lab untuk mengulang tes ELISA. 

"Ah, saya sudah dengar dari Kohara mengenai hasil tes ELISA-mu," kata Dr. Yamazaki.

"Mmm...ya, saya membuat kesalahan kemarin. I'm really sorry," ujar saya sungkan.

"Ah, that's okay. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Tapi sebaiknya kamu mengulangi lagi, karena nanti kamu harus melakukan ELISA seorang diri," saran Dr. Yamazaki.

"Ya, saya akan mengulangnya setelah ini," jawab saya mantap.

"Ah, apakah hari ini kamu ikut Kohara melakukan eksperimen?"

"Ya, tadi kami melakukan transfection. Mmm.... saya perlu waktu untuk mempelajarinya," saya berterus terang.

"Okay, itu tidak masalah. Silahkan dipelajari, karena kamu akan melakukannya juga dalam risetmu," 

"Baiklah, terima kasih banyak. Sekarang saya ke lab dulu. Permisi." Saya lalu berpamitan dengan Dr. Yamazaki untuk mengulang ELISA. Usai mengerjakan tes ELISA, saya masuk ke lab kultur sel melakukan passaging cells.

Saya kembali ke ruang kerja pukul 16.30. Yuko-san dan Kohara-san telah pulang satu setengah jam yang lalu. Saya menghempaskan tubuh di kursi. Lelah, dan lapar. Tapi saya senang karena saya bisa mengikuti setiap kegiatan dengan baik. Meskipun saya butuh sedikit lebih banyak waktu untuk mempelajari banyak hal baru yang saya terima, saya anggap ini proses belajar yang sangat berharga.

Oke Dreamers. Saya akhiri dulu sampai di sini. Saya akan melakukan banyak pekerjaan lab besok. Sampai jumpa :)

Lapaaaar!!! Selamat makan :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar