Link

Sabtu, 28 Februari 2015

"Sampai Ketemu di Teras Kota Bu..."

Dear Dreamers!

'Semusim t'lah kulalui
T'lah kulewati tanpa dirimu
Tetapi bayang wajahmu
Masih tersimpan di hati...'

Farewell pict with Bu Ira (makasih fotonya by Pak Amel)
Suara Marcell Siahaan mengalun di kamar saya. Meskipun tidak tergenapi, namun satu musim telah saya lalui selama di Tsukuba. Semusim tanpa orangtua dan keluarga di sisi. Semusim berada di rantau, dan bertemu banyak hal baru.

Hari ini, sebuah perpisahan kembali saya lalui. Kali ini giliran Bu Ira dan Mbak Ane yang pulang ke Indonesia. Sedih sekali rasanya. Bu Ira boleh dibilang 'malaikat penolong' di hari-hari pertama saya saat tiba di Tsukuba. Selama dua bulan berinteraksi dengan beliau, saya mendapat banyak sekali bantuan, terutama makanan dan pinjaman rice cooker. Bahkan menjelang kepulangan beliau, saya diwariskan satu rice cooker kecil, satu botol kecap dan saus sambal.

Selasa, 24 Februari 2015

Reuni Dadakan

Dear Dreamers!


Awan mendung masih menggantung di langit kota Tsukuba. Saya berjalan perlahan sambil memandang taman dari arah lobi. Kaki saya melangkah menuju 'all 50 yen' corner.  Usai meletakkan koin 50 Yen di mug, saya mengambil satu sachet chocholate latte di rak minuman. Seduhan air panas mengepul di cangkir putih yang saya pegang. Aroma lekat dan manis cokelat menguar di udara bersama uap panas. Saya lalu beralih ke keranjang berisi aneka snack. Cukup lama saya melihat-lihat, bingung memilih satu dari beberapa macam jajanan kecil itu.

"Where do you come from?" seorang wanita berkaca mata yang duduk di depan meja kasir melontarkan pertanyaan.

"I come from Indonesia," jawab saya lalu tersenyum. "I have stayed here from January 5," lanjut saya lalu meletakkan cangkir di sudut meja. Saya berbincang-bincang sejenak dengan si ibu kasir. Beliau tampak tertarik dengan kedatangan saya.

Minggu, 22 Februari 2015

Hina Matsuri: Miskomunikasi Hati dan Cuaca

Dear Dreamers!


Pagi yang dingin membuat tubuh saya menggeliat lemah di bawah selimut. Masih dengan mata menyipit, saya menyibak selimut, mengenakan sandal, lalu berjalan pelan ke kamar mandi. Usai shalat subuh, saya membereskan beberapa barang yang tercecer di ruang duduk.

Deru mesin cuci memenuhi apartemen di pagi hari. Potongan-potongan kecil sayur dan daging tengah mengepul di atas penggorengan. Aroma bawang menguar di udara.

Saya menikmati sarapan pagi sambil menikmati alunan musik dari ponsel, menatap mendung yang telah menggantung murung di langit kota Tsukuba sejak pagi.

Telepon di meja kamar berdering.

"Fahmi, barangnya udah siap," kata Bu Ira dari seberang.

"Oke Bu, saya turun sekarang," kata saya lalu menutup telepon.

Pagi ini saya membantu Bu Ira mengangkat barang-barang beliau ke apartemen Pak Cepi. Sabtu depan, masa tugas Bu Ira di Jepang berakhir. Saat ini beliau masih disibukkan dengan laporan akhir di kantor dan mengepak barang-barang yang akan dibawa pulang ke Indonesia.

Selasa, 17 Februari 2015

Teman Baru dari Negeri Napoleon Bonaparte

Dear Dreamers!

Napoleon Bonaparte, pemimpin Perancis abad 19 (source: google.com)
Rintik hujan menyambut saya saat tiba di apartemen. Usai shalat dan beres-beres sejenak, saya turun ke excercise room di lantai 1. Ruangan ini bisa dibilang ruang umum favorit saya selain Salon. Saya bisa menjajal cukup banyak jenis alat-alat olahraga, seperti fasilitas gym pada umumnya.

Lampu excercise room telah menyala. Seorang pria bule tampak sedang berlari di treadmill.

"Hi," sapanya pendek saat melihat saya.

"Oh, hi," saya balas menyapanya dengan agak canggung.

Sabtu, 14 Februari 2015

Tokyo: Candu Wisata Kelas Wahid

Dear Dreamers!


Saya terjaga lebih awal hari ini... sepuluh menit dari biasanya. Usai shalat Subuh dan olahraga kecil, saya mandi lalu menyiapkan sarapan. Mata saya tak berhenti mengawasi pergerakan jarum jam, takut kalau-kalau mereka akan berputar lebih cepat.

Hari ini saya akan melakukan perjalanan ke Tokyo. Rasanya senang namun deg-degan juga. Ini kali pertama saya akan bepergian keluar kota Tsukuba. Saya sudah merencanakan perjalanan ini sejak dua minggu sebelumnya. Berbagai persiapan sudah saya lakukan, seperti mencari pembelian tiket kereta dengan harga lebih murah, menyusun rute perjalanan, menentukan lokasi-lokasi yang akan dikunjungi, dan tentu saja menghitung okane (uang) yang harus saya bawa, serta menentukan apa yang ingin saya beli di sana. Tentu, saya tidak melakukannya sorang diri. Saya harus berterima kasih pada Mas Dion dan Mbak Fani, dua senior yang bisa dibilang paling sering saya temui setiap akhir pekan selama di Tsukuba. Merekalah yang membantu saya merancang perjalanan singkat ke Tokyo, sekaligus akan menjamin bahwa saya tidak akan tersesat selama di sana.

Jumat, 13 Februari 2015

Liqo' Pengusir Galau

Dear Dreamers

Saya terpekur menatap layar laptop. Rasanya enggan melihat deretan angka dalam tabel dan grafik yang sedang saya buat. Eksperimen pekan ini tidak berjalan seperti biasanya.

"Fahmi, how was your experiment?" tanya Dr. Yamazaki kemarin.

Saya pun menunjukkan data yang saya dapat di lab. "As you can see, the result is too low. I'm not sure it is the correct result. Bahkan CpG sebagai kontrol positifnya saja hasilnya sangat rendah," ujar saya sambil menunjuk beberapa angka.

"Ah, okay," komentar Dr. Yamazaki.

"Ada kemungkinan ini dipengaruhi kondisi sel. Sebenarnya kemarin saya tidak begitu yakin dengan jumlah sel yang saya gunakan untuk eksperimen. Setelah saya hitung, sebenarnya jumlahnya mencukupi, namun ada kemungkinan karena jumlahnya hanya sedikit lebih banyak dari yang dibutuhkan, jumlah itu berkurang selama proses pencucian sehingga menyebabkan ekspresi plasmid tidak begitu optimal," ujar saya berargumen. "If it possible, I would like to repeat my experiment," lanjut saya.

Rabu, 11 Februari 2015

Antara Jepang, Indonesia, dan Teknologi

Dear Dreamers!


Saya menggeliat di kasur yang dingin. Matahari masih belum nampak saat saya mengambil air wudhu. Saya memulai aktivitas dengan sedikit lambat. Hari ini di Jepang tanggal merah, entah untuk perayaan apa. Sayangnya, eksperimen Luciferase Assay membuat saya tetap masuk lab. Untungnya saya berhasil mengajukan kompromi agar datang lebih siang.

Pukul 10.00 saya meninggalkan apartemen menuju kantor NIMS Sengen. Sinar matahari menghangatkan tubuh saya yang sedari pagi cukup kedinginan. Sesampainya di ruang kerja, saya melihat Dr. Yamazaki dan putri beliau.

Selasa, 10 Februari 2015

The Gift of A Friend

Dear Dreamers!


Angin berhembus cukup kencang mengawali kayuhan sepeda saya ke kantor. Hari ini saya memasuki ruang kerja tanpa ada rencana eksperimen apapun. Senin kemarin, Dr. Yamazaki hanya membahas mengenai hasil ELISA dan Charge Detection yang saya dan Kohara-san lakukan. "Ada kemungkinan Nanopartikel yang kamu gunakan memang tidak terlalu bagus, karena setelah dicek muatannya, nilainya hanya sedikit di atas nol. Itulah sebabnya hanya sedikit CpG yang menempel. Karena itu, saya memesan Nanopartikel kepada perusahaan sekaligus meminta mereka untuk langsung menempel CpG ke Nanopartikel. Mungkin hasilnya akan lebih baik," jelas Dr. Yamazaki.

Namun pembicaraan berakhir di situ, tanpa membahas apa eksperimen yang harus saya kerjakan keesokan harinya. Saya yakin hari ini pasti akan ada eksperimen yang saya kerjakan, namun apa eksperimennya saya tidak bisa menebak.

Minggu, 08 Februari 2015

"Japanese Players are So Strong Now..."

Dear Dreamers!


Akhir pekan ini, saya kembali mendapat jadwal bermain bulutangkis di gymnasium seperti biasa. Awan mendung menemani perjalanan saya menuju gym, menambah rasa dingin yang menyengat tubuh. Seperti biasa, lapangan masih sepi saat saya tiba (padahal saya datangnya udah telah lho. Nuansa Indonesia ternyata tetap sulit dihilangkan, huhuhu). Baru ada Pak Amel, Meisya, Mas Zae, Mas Dendi, Mas Risqi, dan Mas Dion.

"Eh, Mi, nggak boleh masuk pake sandal di sini," kata Mas Zae saat saya berjalan ke pinggir lapangan. Saya melongo, lalu minta maaf dan mengganti sepatu. Perasaan sepatu sama sandal sama aja deh, sama-sama ada debunya, pikir saya.

"Hehehe, becanda, Mi," kata Mas Zae terkekeh. Walaaaahhh, nyari perkara nih pagi-pagi -__-

Usai pemanasan, saya melihat-lihat lapangan sebelah yang menyajikan pertandingan Mas Zae/Mas Dion vs Duo RnD (Mas Risqi/Mas Dendi). Pertandingan yang sangat menguras tenaga, emosi, dan suara, serta cukup untuk memekakkan telinga.

Sabtu, 07 Februari 2015

Pewarisan Tahta PPI Ibaraki 2015

Dear Dreamers!


Apa kabar semuanya? Semoga selalu sehat dan mensyukuri apa yang telah kita capai hari ini :)

Anyway, Sabtu ini saya kembali mendapatkan kesempatan berharga menghadiri salah satu acara sakral di lingkup masyarakat Indonesia di Prefektur Ibaraki. Hari ini akan diselenggarakan pemilihan Ketua PPI Ibaraki periode 2015/2016.

PPI (Persatuan Pelajar Indonesia, atau ada juga yang menyebut Perhimpunan Pelajar Indonesia) adalah organisasi yang dibuat oleh pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri. Anggotanya pelajar dengan berbagai strata (S1, S2, S3, Post Doctoral), maupun orang Indonesia yang sedang bekerja di luar Indonesia. Tujuan didirikannya PPI secara umum adalah untuk menjalin silaturrahmi serta mempererat rasa persatuan dan persaudaraan antara sesama masyarakat Indonesia yang sedang berada di luar negeri. PPI ini menjadi keluarga baru tempat melepas rindu pada tanah air bagi mereka yang sedang merantau ke negeri yang jauh.

Kamis, 05 Februari 2015

Papan Nama


Dear Dreamers!

Rinai hujan menemani langkah saya menuju kantor. Pagi ini temperatur udara mencapai suhu 3-5 derajat Celsius, membuat langkah saya kian cepat agar tidak terlalu lama berjibaku dengan dinginnya udara.

Hari ini, saya melanjutkan eksperimen ELISA. Setelah mencuci plate, saya menambahkan detection antibody pada plate IFN-gamma dan IL-6, kemudian diinkubasi selama 1 jam. IFN-alpha sedikit berbeda, pada tahap ini pada plate IFN-alpha ditambahkan HRP Conjugate kemudian diinkubasi selama 2 jam.

Rabu, 04 Februari 2015

Hari yang Berat untuk Berpisah...

Dear Dreamers!

Hari ini, saya kembali melanjutkan eksperimen ELISA saya. Saya membuka pintu perlahan, mengetahui sedang ada sesi presentasi pagi ini. Mr. Chen sedang mempresentasikan hasil riset beliau di hadapan rekan-rekan kerja beliau yang lain. Saya memulai eksperimen dengan mencuci plate ELISA  di wash machine. Sambil menunggu pencucian selesai, saya memperhatikan jalannya presentasi. Riset Mr. Chen masih ada hubungannya dengan CpG ODN dan TLR9, dua hal yang juga sedang saya kerjakan dalam magang saya.

Saya dan Mr. Chen
Ternyata tidak mudah mengerjakan tiga plate ELISA sekaligus. Bukan karena langkah kerjanya yang rumit, tapi karena waktu pengerjaannya yang lama. Kalau kurang telaten, eksperimen akan molor sampai akhir.

Hal inilah yang terjadi pada eksperimen saya hari ini. Awalnya, saya merasa yakin akan mampu menyelesaikan seluruh langkah kerja sampai akhir. Yah, paling telat pulangnya setengah delapan malam lah, pikir saya. Namun saat eksekusi, saya masih kurang cekatan menyiapkan buffer, sampel, dan standar. Akhirnya, saya hanya bisa menyelesaikan persiapan sampel hingga menjelang makan siang, itu pun masih dibantu Kohara-san. Huaaaahhh... benar-benar menguras pikiran.

Selasa, 03 Februari 2015

Pesta Awal Bulan dan Hadiah Perpisahan

Dear Dreamers!

Pagi ini, saya dihadiahi shimobashira oleh rerumputan kering di sekitaran NIMS. Kristal es berbentuk jarum itu tampak bergerombol di permukaan tanah.

"Nah, Fahmi-san, coba injak shimobashira itu, dan dengarkan suaranya," kata Yuko-san.

Saya pun menginjakkan kaki saya di atas shimobashira. Bunyi 'kreek' terdengar renyah di telinga saya, seperti suara kunyahan es. Saya hanya tertawa sambil menginjak beberapa shimobashira di sekitar kami.

Shimobashira
Hari ini, saya hanya melakukan coating untuk eksperimen ELISA besok. Namun, berbeda dengan sebelumnya, saya akan melakukan coating untuk tiga eksperimen ELISA sekaligus! Walaaah, semoga saya tidak kebingungan besok.

Senin, 02 Februari 2015

"I`m Envy with You..."

Dear Dreamers!

Pekan ini saya akan kembali disibukkan dengan berbagai eksperimen (malah mungkin lebih sibuk lagi, hehehe). Hari ini saya mulai dengan eksperimen stimulasi PBMC (Peripheral Blood Mononuclear Cell). PBMC merupakan jenis sel yang terdapat dalam darah manusia yang biasanya digunakan dalam studi sistem imun manusia. Kali ini, PBMC akan distimulasikan dengan CpG ODN dan Nanopartikel.

Hari ini saya melihat Kohara-san melakukan stimulasi. "Mungkin pekan depan kamu akan melakukannya sendiri," ujar Kohara-san.

Saya menganggukkan kepala. Bu Febri sudah pernah mengajarkan saya dulu sewaktu di RS Dharmais. Hanya saja, jika dulu kami mengisolasi sendiri PBMC langsung dari pasien, maka kali ini saya menggunakan PBMC yang telah dibuat oleh perusahaan.

Minggu, 01 Februari 2015

Pekerjaan Rumah Tangga di Akhir Pekan

Dear Dreamers!

Waaah, tidak terasa saya baru saja menghabiskan bulan Januari di kota Tsukuba. Waktu berlalu sangat cepat bagaikan Shinkasen. Satu bulan ini saya lalui dengan limpahan pengalaman berharga, baik yang menyenangkan maupun yang menyesakkan. Alhamdulillah, saya selalu dilimpahkan kesehatan serta diberkahi begitu banyak kebaikan dari orang-orang di sekeliling saya. Terima kasih banyak. Doumo arigatou gozaimasu. Thank you very much. :)

Well, akhir pekan ini saya disibukkan dengan banyak pekerjaan rumah tangga. Pagi-pagi, saya sudah menyalakan mesin cuci untuk membersihkan jatah pakaian selama dua pekan terakhir. Seperti tekad saya sebelumnya, hari ini saya berhasil menggunakan mesin cuci tanpa komplain macam-macam lagi.

Sambil menunggu cucian beres, saya mengumpulkan sampah mingguan dan membawanya ke gomi (nama gaul tempat pembuangan sampah) di lantai dasar. Selanjutnya, saya membersihkan kamar dengan vacuum cleaner. Usai bersih-bersih, saya lanjutkan dengan menyeterika pakaian. Cucian beres, saya segera menjemurnya di balkon. Cuaca yang cerah menyinari pakaian-pakaian yang telah setengah kering. Baru setelah itu saya menyiapkan sarapan.