Dear Dreamers!
Waaah, tidak terasa saya baru saja menghabiskan bulan Januari di kota Tsukuba. Waktu berlalu sangat cepat bagaikan Shinkasen. Satu bulan ini saya lalui dengan limpahan pengalaman berharga, baik yang menyenangkan maupun yang menyesakkan. Alhamdulillah, saya selalu dilimpahkan kesehatan serta diberkahi begitu banyak kebaikan dari orang-orang di sekeliling saya. Terima kasih banyak. Doumo arigatou gozaimasu. Thank you very much. :)
Well, akhir pekan ini saya disibukkan dengan banyak pekerjaan rumah tangga. Pagi-pagi, saya sudah menyalakan mesin cuci untuk membersihkan jatah pakaian selama dua pekan terakhir. Seperti tekad saya sebelumnya, hari ini saya berhasil menggunakan mesin cuci tanpa komplain macam-macam lagi.
Sambil menunggu cucian beres, saya mengumpulkan sampah mingguan dan membawanya ke gomi (nama gaul tempat pembuangan sampah) di lantai dasar. Selanjutnya, saya membersihkan kamar dengan vacuum cleaner. Usai bersih-bersih, saya lanjutkan dengan menyeterika pakaian. Cucian beres, saya segera menjemurnya di balkon. Cuaca yang cerah menyinari pakaian-pakaian yang telah setengah kering. Baru setelah itu saya menyiapkan sarapan.
Sibuk dengan urusan rumah tangga |
Usai sarapan, saya bersiap untuk bermain bulutangkis. Kendati cuaca cerah, namun angin bertiup cukup kencang, memaksa saya mengayuh sepeda lebih kuat karena melawan arah angin. Setibanya di GOR, Pak Amel masih seorang diri, ditemani bapak-bapak dan mas-mas yang baru selesai bermain futsal. Karena anggota yang lain banyak yang belum datang, akhirnya grup futsal minta main satu putaran lagi.
Kira-kira pukul setengah sebelas, kami baru mulai bermain. Hari ini, saya tidak bermain terlalu maksimal, karena jari telunjuk tangan kanan dan jari tengah kaki kiri saya agak lecet, membuat ayunan raket saya agak melemah dan langkah kaki saya melambat. Berpasangan dengan Pak Sigit di pertandingan pertama, kami berhasil mengatasi perlawanan Pak Amel/Mas Joko dalam pertandingan 3 game.
Memasuki pertandingan kedua, saya berpasangan dengan Pak Dapi menjajal permainan pasangan Mas Risqi/Mas Zae. Baik saya maupun Pak Dafi sama-sama banyak error. Kalau bola Pak Dafi sering nyangkut, maka bola-bola saya banyak keluarnya dan seringkali mengambil bola yang seharusnya keluar. Kami kalah dua game. Namun tak apa, setidaknya saya cukup merepotkan mas-mas lawan saya hari ini, hehehe.
"Fahmi kerajinan tadi, banyak ngambil bola out," komentar Pak Dapi.
"Hehehe, gak tau juga sih Pak. Hari ini saya agak bingung nentuin posisi," ujar saya beralasan.
Hanya dua pertandingan yang saya lakoni hari ini. Pak Amel kemudian memberi sedikit pengumuman. Intinya, mulai pekan selanjutnya latihan akan difokuskan untuk pemain-pemain yang akan berlaga di Nokodai Cup, kejuaraan bulutangkis tahunan PPI di Jepang, bulan April nanti. Karena saya tidak ada lagi pas bulan April, maka saya termasuk yang kebagian jatah menjadi lawan tanding senior-senior yang akan berlaga di sana. Semangat semuanya!
Usai latihan, saya diajak senpai-senpai saya nongkrong untuk makan siang di Shakey's Pizza, di sekitaran Tsukuba Center. Di Shakey's Pizza (atau biasa juga disebut 'all you can eat') kita membayar di awal sesuai harga yang telah ditentukan pengelola, kemudian setelah itu kita bisa menikmati aneka pizza, spaghetti, kentang goreng, dan dessert (jelly, salad, jagung, dll) sepuasnya. Ya! SEPUASNYA!!! Syaratnya adalah, setelah bayar, kita tidak ganti piring. Kalau sudah habis satu ronde, silahkan masuk ke ronde-ronde selanjutnya sesuai kekuatan perut masing-masing, hohoho. Hanya saja, modal yang dirogoh memang tidak sedikit. Hari ini saya dapat traktiran dari Mas Dion karena okane saya kurang dikit. Makasih Mas Dion :)
Oiya, Shakey's Pizza buka sampai pukul 15.00. Jadi, mau masuk jam berapapun, silahkan nikmati hidangan yang tersedia sampai pukul 15.00. Saya sempat berpikir, apa mereka tidak rugi ya menawarkan paket seperti itu. Kalau Shakey's Pizza buka di Sumbawa, saya tidak tau bagaimana keberlanjutannya nanti, hohohoho (entah sukses atau gulung tikar, saya tidak tau). Pikiran itu segera menguap saat melihat hamparan pizza dan spaghetti di hadapan saya. Memang tidak semuanya bisa dimakan, karena ada beberapa pizza dan spaghetti yang mengandung babi.
Ronde pertama, di piring saya menumpuk 7 potong pizza aneka rasa, seporsi besar spaghetti, dan 3 potong kentang goreng. Piring yang satunya lagi terisi penuh dengan jelly dan salad buah.
Ronde pertama hohoho |
"Banyak banget Mi. Yakin bisa habis?" tanya Mas Risqi.
"Hehehe, nggak tau Mas. Saya coba dulu deh," jawab saya terkekeh.
Alih-alih bersisa, nyatanya semua makanan di hadapan saya tandas tuntas! Wow, saya juga tidak menyangka ternyata perut saya cukup tangguh menampung makanan sebanyak itu.
Eits, 'pertandingan' belum usai. Karena sudah bayar mahal, sayang rasanya jika hanya makan sedikit, ya kan? Maka saya pun kembali ke meja makanan untuk mengambil pizza dan dessert, namun kali ini semua dalam porsi lebih kecil agar perut saya tidak meledak saat itu juga, hehehe.
Oh iya, saya lupa mengenalkan anggota nongkrong hari ini. Saya ditemani Mas Risqi, Mas Zae (yang namanya salah saya sebut 'Zaenal', padahal yang benar 'Zaelani', hehehe. Maaf ya Mas. Oiya, Mas Zae ini ketua PPI Ibaraki 2014/2015, dan akan 'expired' tanggal 7 bulan ini, hihihi), Mas Dion, Mbak Dhama, Mbak Fani, dan Mbak Nida. Selain Mas Dion, semuanya sedang menempuh studi S-2, dan Insya Allah akan lulus tahun 2015 ini. Sedangkan Mas Dion seorang kenshuusei alias pemagang di perusahaan Jepang, dan sudah hampir 3 tahun menetap di Tsukuba.
"Mohon doanya ya, Mi, semoga tahun ini lulus, riset lancar, sidang lancar," kata Mas Zae yang duduk di sebelah saya. Saya hanya tertawa diberi permintaan seperti itu, namun tentu saya mengaminkan dengan segenap hati. Mereka semua yang akan memegang tampuk kebijakan dalam beberapa tahun ke depan. Dalam hati saya berdoa, semoga senpai-senpai saya ini diberi keberkahan dalam setiap ilmu yang mereka peroleh, sehingga dapat bermanfaat bagi orang banyak dan dapat berkontribusi dalam membangun Indonesia, aamiin. Semangat ya semuanya! :)
Sepanjang siang ini kami banyak bercanda membicarakan berbagai hal, tentang Harry Potter, 'tugas negara' ala Mas Dion, julukan 'orang kaya baru' dari Mbak Dhama untuk saya, dan hal-hal kecil lainnya.
"Kamu itu kaya, tau. Ninomiya House itu mahal lho," kata Mbak Dhama antusias.
"Kamu tau berapa harga sewa Ninomiya?" tanya Mas Zae.
"Tau, sekitar 7 man (70 ribu Yen, setara Rp7 juta). Tapi itu udah dibayar NIMS. Saya cuma bayar listrik, air, sama gas" jawab saya.
"Berarti fee yang dikasih NIMS itu uang jajan kamu, soalnya sewa rumah udah dibayarin. Itu tinggi lho biayanya. Asrama kita aja cuma 15ribu sampe 20ribu Yen perbulan," komentar Mas Risqi.
Saya hanya ber'ooh' ria dengan ekspresi kaget. Saya patut bersyukur atas banyak hal yang saya dapatkan di sini.
Itulah kegiatan saya di hari Sabtu. Hari Minggu ini, saya ditemani Pak Alfian untuk belanja bulanan. Saat saya berbelanja, saya meninggalkan kulkas hanya berisikan sebuah apel dan enam butir telur, ditambah tiga kotak minuman dan satu botol besar teh dari bapak-bapak dan ibu-ibu senior di Tsukuba.
Momen nongkrong di Shakey's Pizza |
Para senpai (urut dari kiri: Mas Risqi, Mbak Dhama, Mbak Nida, Mbak Fani, Mas Dion, Mas Zae) |
Hadiah tanggal tua dari senior-senior di Tsukuba. Terima kasih banyak :') |
Target utama saya adalah daging halal. "Di Jepang nyari daging halal masih bisa dibilang murah. Waktu saya di Korea dulu, nyari daging halal benar-benar susah," kata Pak Alfian.
Kami tiba di Hanamasa. Saya berhasil mengantongi daging sapi halal dan ayam giling halal, serta snack Korea 'Sun' dan 'Paepaero'. 'Di Korea, tiap tanggal 11 November kita peringati Pepero Day. Hari itu kita bisa makan Pepero gratis," kata Pak Alfian.
Selanjutnya kami menuju Gyuumu Supa untuk membeli daging ayam halal, nugget halal, mie halal, serta beberapa snack. Sepanjang perjalanan, Pak Alfian banyak bercerita tentang kehidupan beliau di Korea dan Jepang. Saat ini, Pak Alfian sedang melakukan riset Post Doctoral di NIMS Namiki. Semangat Pak!
Pepero |
"Terima kasih banyak, Pak, untuk bantuannya hari ini," kata saya setelah tiba di Ninomiya.
Sepeninggal Pak Alfian, saya melanjutkan belanja ke Seiyu untuk membeli stok sayur, buah, dan beberapa keperluan lainnya untuk dua minggu ke depan.
Alhamdulillah, malam ini saya bisa tersenyum bahagia karena dapur saya benar-benar terisi penuh untuk amunisi hingga satu bulan ke depan. Saya melanjutkan mengerjakan beberapa laporan tersisa dari eksperimen pekan lalu.
Itulah kegiatan saya di akhir pekan ini. Wah, saya jadi tau bahwa pekerjaan rumah tangga itu sangat merepotkan, benar-benar harus telaten. Tapi, saya sangat senang karena selama di Tsukuba, saya bisa mengurus diri sendiri dengan baik. Ini menjadi kesempatan bagi saya untuk belajar lebih mandiri. Biasanya sehari-hari, saya selalu disiapkan. Sekarang semuanya saya mengurus sendiri. Namun demikian, saya tidak merasa kelabakan sih. Karena, meskipun tidak terbiasa, sebenarnya orangtua saya sudah mendidik saya dengan sangat baik untuk urusan rumah tangga. Terima kasih Mama dan Bapak :)
Hasil belanja sama Pak Alfian |
Hasil belanja di Seiyu |
Oke deh, sekian dulu ya untuk kegiatan hari ini. Senang bisa berbagi cerita dengan semuanya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar