Link

Selasa, 29 Desember 2015

Day – 8 : Seputar Ninomiya House

Tsukuba, 26 November 2015

Assalamualaikum Wr. Wb
Hari ini menjadi hari ke-8 kami di Tsukuba, Jepang. Dingin? Selalu! Dan semoga bisa putihan. Hehehe.

Oke readers, pagi ini diisi dengan aktivitas seperti biasa. Kami datang ke kantor, ngelab dan menyelesaikan beberapa tugas yang menjadi kewajiban kami. Nah, takutnya para pembaca merasa bosan, saya akan skip buat kerjaan hari ini. Sebagai gantinya, saya akan memperkenalkan hunian baru saya dan Cindy. Hehehe. Sorry telat :D


Ninomiya House

Seputar Ninomiya House
Nah readers, sebenarnya di Tsukuba ini, ada 2 penginapan besar yang menjadi tempat tinggal khususnya peneliti-peneliti asing. Kayak saya dan Cindy, hehe. Yang paling terkenal tuh Ninomiya dan Takezono House. Mungkin salah satu alasan saya dan Cindy ditempatkan di Ninomiya, karena jaraknya dengan NIMS tempat kami magang sangat dekat. Alhamdulillah juga sih, hehe.

Nah kalau misalnya teman-teman dapat kesempatan ke Tsukuba seperti saya dan Cindy (amin ya rabb), bisa kunjungi link ini ya: http://www.jsthouse.com/ninomiya/index.htm. Info lengkap seputar Ninomiya House tersedia.

Jadi, hari pertama kami kesini, tepatnya tanggal 19 November bersama Yamazaki-san. Untuk masuk ke apartemen ini juga tidak bisa sembarangan karena setiap pintu memiliki kunci. Tapi tidak banyak, hehe. Hanya satu kunci, tapi serbaguna. Kunci ini merangkap sebagai kunci kamar, kunci masuk pintu utama, kunci ruang pembuangan sampah dan sebagainya.
Saya dan Cindy mendapat masing-masing kunci dengan nomor 3201 yang sekaligus menjadi kamar kami. Letaknya di lantai 3 dan di pojok, hehe. Semua banguan bernuansa orange dan hitam. Ninomiya House memang besar, tapi cukup sepi bagi kami. Mungkin karena ini adalah hari kerja, jadi penghuninya kabur semua :D

multifungtion key

Sebelum menuju kamar, kami diajak turun ke area parkir. Ternyata ada beberapa ruangan khusus di lantai dasar ini. Salah satunya adalah ruang pembuangan sampah. Staff Ninomiya House mulai menjelaskan kepada kami prihal ruangan ini. Jika kami hendak membuang sampah disini, kami harus memilah sampah-sampah tersebut berdasarkan beberapa kategori. Jika sampah botol, buang disini. Sampah plastic, disini. Sampah organic dan sebagainya disini. Beliau pun menjelaskan sambil menunjukkan tempat tempat tersebut. Wah, bahkan sampai hal kecil seperti ini pun sangat di atur dengan detail. Sugoi!

Kami menaiki elevator menuju lantai 3 bersama Yamazaki san dan salah satu staff Ninomiya House, dan tentunya dengan koper dan beberapa tentengan kami. Saat membuka pintu, waawwwww! Kece badai! Haha :D. Ruangan ini di set untuk 2 orang, lengkap dengan dua kasur, dapur, kamar mandi, ruang tamu, bupet, TV, mesin cuci, kulkas, bahkan alat dapur pun lengkap. Kenapa gk sekalian sama isi kulkasnya ya? Haha

dapurnya kece :D
ruang tamu
Staff yang ikut bersama kami menjelaskan dengan sangat detail apa yang harus kami ketahui sebagai penghuni kamar baru. Dari cara menggunkan kabel LAN untuk akses internet, cara memasang air panas dan yang lainnya. Ia pun memberikan kami daftar semua fasilitas yang ada di kamar ini. Wahh wahh

Kami juga diberikan form yang harus kami kumpulkan pada tanggal tertentu, yang merupakan form laporan mengenai fasilitas di kamar kami. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai, atau rusak dalam kamar, kami harus melaporkan dalam form tersebut. Karena katanya, hehe, saat kami meninggalkan apartemen ini semua fasilitas yang ada akan di cek kembali. Apabila ada yang rusak atau tidak sesuai, kami bisa dikenakan denda. Alamakkk

Acara pengenalan hunian baru, dengan pemateri staff Ninomiya House tidak berangsung lama. Hehe. Mungkin beliau paham bahwa kami sangat kelelahan. Yamazaki san pun ikut meninggalkan kami bersama barang-barang kami. Ah, waktunya istirahat, pikir saya.
Tapi kami tidak benar-benar istirahat, hehe. Kami membereskan isi koper kami terlebih dahulu. Semua pakaian di tata didalam lemari, sepatu dan sandal di letakan di rak, bahan masakan di atur di dapur, dan sebagainya.

Beberapa fasilitas yang disediakan memang sangat memadai untuk penghuninya. Ada ruangan untuk berolahraga, ruang bermain untuk anak-anak, ruang cuci, dan ada pula perpustakaan di lantai dua yang lengakap dengan wi-fi nya. Wah, sepertinya ini akan menjadi ruangan favorit saya, hehe. Tapi tidak hanya di perpustakaan, ternyata di setiap lantai ada juga North and South Lounge yang menyediakan akses wi-fi gratis.

perpustakaan di lantai 2
Alhamdulillah, ini menjadi hadiah tersendiri bagi saya dari Sang Maha Pencipta. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi. Keajaiban apa yang akan Allah berikan tentuah lebih indah dari yang bisa kita bayangkan. Nah readers, dalam keadaan apapun kita harus bisa bersyukur yaa. Banyak orang yang mungkin jauh tidak beruntung dibandingkan kita J dan salah satu yang paling saya syukuri adalah sekarang saya disini, Jepang. Syukur Alhamdulillah J

Wassalamualaikum Wr Wb.

Sabtu, 26 Desember 2015

Day 7: Belajar Manajemen Waktu

25 November 2015

                Dingin! Hawa dingin dan lapar, dua kombinasi rasa berlawan tercipta pagi ini. Dinginnya pagi di Kota Science Negeri Sakura ini membuat saya dan Indah sepertinya enggan untuk beranjak dari hangatnya selimut tebal di tempat tidur. Tapi rasa lapar menandakan bahwa kami perlu makanan. Akhirnya kami memilih menahan sedikit rasa dingin yang kami rasakan untuk memasak demi mengisi perut kami yang kosong. Itulah rutinitas pagi yang kami lakukan pada hari ke-7 perantauan kami di negeri dengan julukan negeri matahari terbit ini.

                Untuk bertahan hidup di negeri yang mayoritas penduduknya bukan muslim ini kami harus memasak sendiri setiap harinya. Makanan yang kami buat pun sederhana, kadang kala sup, nasi goreng, dan lauk yang kami bawa dari Indonesia. Hehehe :D

                Seperti beberapa hari sebelumnya saya dan Indah menjadi orang pertama yang tiba di kantor. Jam kerja kami adalah pukul 08.30 a.m – 05.15 p.m. Yap, 8 jam 45 menit. Lalu apa yang kami kerjakan selama itu? Minggu awal ini merupakan minggu-minggu kami untuk mengamati dan belajar melakukan eksperimen sendiri. Jadi kami akan melihat terlebih dahulu bagaimana eksperimen kami di laboratorium di kerjakan oleh Kohara-san. Baru kemudian setelah itu kami mencoba sendiri melakukannya. Kemarin, Kohara-san telah memberikan contoh bagaimana mengkultur/menumbuhkan sel mamalia sebagai objek eksperimen kami kali ini. Hari ini adalah waktu untuk kami berdua unjuk kebolehan. Hehehe:D
                Saya dan Indah bekerja di laboratorium sejak pukul 09.30 a.m hingga pukul 03.00 p.m. Adapun waktu istirahat kami adalah pukul 12.00 a.m – 01.00 p.m. Pagi tadi kegiatan kami adalah mengkultur sel mamalia, kemudian selepas istirahat kami mengkultur sel serangga. Kohara-san hanya mengamati pekerjaan kami berdua. Dia hanya akan mengomentari jika kami melakukan kesalahan, misalnya saat mencampurkan larutan, atau menggunakan pipet dan kemudian akan mencontohkan bagaimana cara yang benar. Arigato gozaimasu Kohara-san.





                Ah iya, tadi pagi saat mengkultur sel mamalia saya melakukan kesalahan. Saya melewatkan satu tahapan. Ceroboh! Untunglah kesalahan yang saya lakukan tidak fatal. Kohara-san sangat baik, sangat perlahan mengajari kami sehingga kami berdua paham dengan eksperimen yang kami lakukan. Saya dan Indah melakukan eksperimen secara bergantian menggunakan clean bench (laminar air flow)—seperti sebuah bilik tertutup untuk mengerjakan eksperimen yang membutuhkan kondisi steril. Ada tiga clean bench di dalam ruangan kultur sel mamalia, jadi sebenarnya kami tidak perlu bergantian. Namun, bukan hanya kami saja yang menggunakan fasilitas ini, ada banyak lagi orang lain yang ingin menggunakannya. Untuk dapat menggunakan fasilitas tersebut kami juga harus mem-bookingnya maksimal 15 menit sebelum digunakan dan disesuaikan juga dengan waktu atau jam yang tersedia. Secara tidak langsung semua orang harus bisa mengestimasi berapa waktu yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan juga harus selesai tepat waktu, karena ada orang lain setelah mereka yang akan menggunakannya.

                Saya menyukai sistem bekerja seperti ini. Menurut saya ini adalah salah satu cara untuk belajar manajemen waktu. Bagaimana kita belajar menjadi pribadi yang menghargai waktu yang kita miliki serta menghormati waktu orang lain. Karena kita sebagai manusia tidak hanya memiliki tetapi juga memiliki kewajiban.


                Anyway sekian dulu ya dreamers cerita kami hari ini, semoga bermanfaat dan terus pantengin keseharian kami.. see youuu.. J

Kamis, 03 Desember 2015

Day – 6: Rasanya Jadi Researcher . . .

Tsukuba, 24 November 2015

Assalamualaikum Wr. Wb. Kembali bersama saya dalam edisi yang selalu spesial dan selalu di nanti. Haha, apasih indah. Oke lupakan itu!

Nah readers, ini adalah hari ke-6 saya dan Cindy di tempat perantauan nan indah, Jepang. Disini kami belajar banyakn hal dan mungkin akan lebih banyak lagi, mengingat kami akan berada 90 hari disini. Hehehe.

Menjadi seorang mahasiswa perantauan bagi saya adalah sebuah mimpi yang ingin saya wujudkan. Hehe. Bukannya alay atau gimana, saya emang pengen ngerasain aja :D. kayaknya seeruuuu gitu. Bisa mandiri, trus ntar dapat paket kiriman dari keluarga lah, dapat uang bulanan lah, hahha. Ternyata susah pemirsa. Hiks :’(. Karena ini pertama kalinya saya dan Cindy pergi jauh dan lamaaaaaaa sekali, kami selalu mengabari keluarga setiap harinya. Homesick? Of course!!!!

Dan semua ke-baper-an kami hilang saat pagi menjelang. Hal itu memang harus kami lakukan, karena kami – saya dan Cindy – ingin memberikan hasil terbaik untuk semua orang yang mendukung kami. Doumo arigatou gozimasu J

Oke. Pagi ini dimulai dengan aktivitas seperti biasanya. Dan seperti hari-hari sebelumnya, kami menjadi orang pertama yang datang ke kantor. Kece kan? :D. Sekali lagi, kami hanya ingin melakukan yang terbaik :)

kami "hampir" selalu menjadi orang pertama yang datang ke kantor
Kami melakukan praktikum yang sama seperti sebelumnya dan mungkin juga akan sama untuk beberapa hari kedepan. Hehe. Jangan heran, kami harus melakukan hal yang sama berulang-ulang agar membuat kami lancar dan terbiasa melakukan hal tersebut. Jadi minggu-minggu awal kami di NIMS sebagai intern akan diisi dengan kegiatan yang selalu sama. Membosankan? Tidak juga. Hehe. Karena saya merasa nyaman disini. Sampai saat ini, tugas kami tidak terlalu berat. Kami juga ditemani oleh orang-orang yang sangat baik. Alhamdulillah, sejauh ini Allah masih memberi saya dan Cindy kemudahan.

Kami melakukan kegiatan kultur atau perbanyakan sel mamalia dan sel serangga. Kami harus menumbuhkan sel tersebut dan menjaganya agar tetap sehat wal’afiat. Hehehe. Karena semua protocol atau instruksi kerja telah kami terima dari Yamazaki-san, hal ini jadi tidak teralu sulit. Apalagi ada Kohara-san yang senantiasa mendampingi kami dalam suka maupun duka. Eeeaaaaa… Yang kami lakukan pun sebenarnya sederhana. Dengan melakukan sekali, kami bisa hafal langkah-langkahnya. Tapi karena lab nya keren dan alat-alatnya canggih, jadi kalo lagi di dalam ruangan tuh rasanya kayak researcher beneran. Hahaha :D amin deh. Pengen juga jadi peneliti J
Kohara-san in action
Keadaan didalam laboratorium
kesibukan para penghuni laboratorium
Jadwal kami di laboratorium biasanya di mulai dari pukul 09.30-12.00. Selepas itu kami istirahat untuk makan dan shoat. Di NIMS tersedia sebuah ruangan yaitu “Prayer Room” yang biasa digunakan oleh orang muslim untuk beribadah. Letaknya di lantai tujuh. Tapi memang sangat sedikit yang menggunakan. Mengingat di NIMS Sengen Site ini yang muslim mungkin tidak lebih dari 6 orang. Tidak seperti di NIMS Namiki Site yang di dalamnya cukup banyak muslim dan warga asli Indonesia pula.

Untuk makan siang, biasanya saya dan Cindy makan di kafetaria bersama Kohara-san dan Magae-san. Di sini sangat ramai, apalagi saat jam makan siang. Yaiyalah… tapi kami datang tidak sebagai pembeli, hehe. Kami hanya numpang duduk :D. Karena memang hanya sedikit menu yang dapat konsumsi sebagai seorang muslim. Kalaupun ada, rasanya jugu mungkin tidak akan cocok dengan lidah kami. Oleh sebab itu, saya dan Cindy selalu membawa bekal ke kantor. Kece kan? :D sebenarnya sih strategi berhemat juga. Hehe.

Selesai makan, kami biasanya kembali ke laboratorium untuk mengerjakan beberapa tugas dari Yamazaki-san. Biasanya dari puku 13.300 sampai 15.00 kami berada di lab. Jika pekerjaan di lab selesai, kami akan kembali ke kantor.  Dan kami baru bisa pulang ke apartemen pukul 5 sore, hehe.

Tapi nampaknya hari ini akan sedikit berbeda. Kami menyadari itu saat kami menemukan selembar kertas yang tergeletak diatas meja kami berdua. Kertas itu adalah “kertas keramat” dari Yamazaki-san. Hehehe. Pissss. Nggak kok, bercanda. Kertas itu berisi undangan untk mengikuti seminar di NIMS Namiki Site dari jam 4 – 5 sore. Yeeee jalan-jalan. Hahahah :D.
Memang, di NIMS banyak sekali peneliti-peneliti yang mengadakan seminar dengan berbagai macam topik. Salah satu yang kami ikuti yaitu seminar dari Prof. Hidemitsu Harada dengan tema “Regulation of Stemness of Dental Epitelial Stem Cells by Rho Signaling”. Nah loh, bingung kan? Gk ngerti ya? Hahaha. Sama!

Salah satu pertimbangan mengapa Yamazaki-san mengajak kami untuk menghadiri seminar ini yaitu karena seminarnya dilaksanakan menggunakan bahasa inggris. Banyak juga seminar-seminar yang diadakan dengan menggunakan bahasa jepang. Jadi, kita bisa memilih seminar mana yang dapat kita ikuti, baik dari topik maupun dari penyajian seminar itu sendiri. Dalam seminar yang berlangsung selama satu jam ini, hanya satu yang dapat saya simpulkan. Prof. Hidemitsu memaparkan hasil penelitian yang telah ia lakukan beberapa tahun lalu. Ia menemukan bahwa ternyata stem sel dapat diperoleh dari mulut tikus. Gak ngerti ya? Sabar. Hahahha :D. Saya maupun Cindy juga tidak terlalu memahami apa yang di sampaikan oleh Prof. Hidemitsu. Beliau menyajikan banyak data yang tidak dapat kami pahami secara keseluruhan maksudnya. Hal ini wajar-wajar saja, karena memang kami bukan dari bidang yang sama dengan beliau, walaupun ada beberapa aspek yang berhubungan. Tapi ya tetap aja gk ngerti sama omongannya si bapak. Tapi si bapak keren binggo. Dapat jempol deh (y).

suasana didalam ruang seminar 
Dalam ruangan kecil yang berisikan 12 orang, seminar berangsung dengan tenang dan damai, hehe. Memang sepi dan tidak seperti seminar-seminar yang pernah saya hadiri sebulmnya. Jadi sebenarnya, seminar ini terbuka bagi siapapun yang ada di NIMS, baik di Sengen Site, Namiki Site maupun Sakura Site. Sekedar info ya, NIMS punya angkutan antar-jemput atau mirip-mirip bus pribadi gitu. Jadi bus ini sudah punya jadwal kapan akan berangkat dengan satu jalur yang menghubungkan NIMS di Sengen, Namiki dan Sakura. Di setiap papan pengumuman sampai dalam elevator banyak sekali kami jumpai brosur yang mengabarkan mengenai seminar-seminar yang akan di adakan.

Saat seminar berlangsung, saya melirik ke sekeiling saya. Eh, ada si mba lagi tidur. Hahah. Gomenasai :D. Saya sempat tergoda pula untuk tidur, mengingat bagaimana ngantuknya saya saat itu. Tapi itu adalah hal yang mustahil, karena saya duduk tepat dihadapan sang bapak pembicara. Waduh, salah tempat!

Tapi saya salut dengan kepribadian orang Jepang pada umumnya yang selalu disiplin. Si Bapak menyajikan data dan hasil dalam slide presentasinya dengan jelas saya rasa (tapi buat yang ngerti aja, heheh). Seminar dijadwalkan selama 1 jam, dan acara selesai tepat saat satu jam beralu. Wahhh, sugoi !

Disiplin memang menjadi salah satu kunci sukses dan termasuk salah satu dari sifat yang harus di miliki oleh seorang muslim. Ayo semua belajar disiplin yaa J (saya juga, hehe).

hanya berjalan, hehehe
Dan beginilah hari ini berlalu. Rasa letih memang setia mendampingi. Tapi tak apa, semua pasti ada hikmahnya. Dan saat bus dari Namiki sampai ke Sengen, kami pun pulang menuju apartemen kami, Ninomia House. Ah, kaki saya sakit sekali rasanya. Saking tak tahannya, saya pun berjalan hanya dengan kaos kaki sebagai alas. Sepanjang jalan, beberapa orang yang bersepeda maupun yang mengendarai mobil melirik saya. Mungkin mereka berpikir saya aneh, karena dengan cuaca dingin begini saya berjalan tanpa sepatu. Hahaha. Whatever lah. I don’t care. Malu-malu deh, yang penting ujung kaki gak sakit lagi :D. Tapi lama kelamaan dingin juga. Ah, saya nyerah dan hanya bisa berjalan pasrah sampai Ninomia. Begitulah. Terkadang kita memang perlu melakukan sesuatu yang “tidak biasa” untuk mendapatkan kenyamanan walau hanya sebentar.

Dan malam pun semakin gelap, walaupun jam baru menunjukkan pukul 7 malam. Ah, inilah Jepang. Selamat menikmati J

Oke readers, sekian cerita versi saya untuk hari ini. Terima kasih sudah membaca J

Wassalamualaikum Wr. Wb