Saya terbangun
lebih pagi lagi hari ini. Pintu geser di dapur dan pembatas kamar, yang
biasanya saya tutup setiap menjelang tidur, kali ini terbuka lebar-lebar. Pun
korden yang menutupi pintu geser, saya sibak seluruhnya. Pemandangan kota
Tsukuba dalam keremangan dini hari menyibak kegamangan hati saya. Saya
terbangun lalu berdiri di tengah ruangan, ditemani sorot remang-remang lampu
jalan. Saya hanya terpaku dalam ambigu, entah apa yang hendak saya kerjakan.
Saya akhirnya melangkah
ke kamar mandi dan membasuh tubuh saya dengan air wudhu. Menghadap kepada Sang
Pemilik Waktu. Bersimpuh atas segala keajaiban milik-Nya yang tenggat waktunya
akan segera berakhir.