Link

Selasa, 31 Maret 2015

No ‘Goodbye’, Just ‘See You Again’

Dear Dreamers!


Saya terbangun lebih pagi lagi hari ini. Pintu geser di dapur dan pembatas kamar, yang biasanya saya tutup setiap menjelang tidur, kali ini terbuka lebar-lebar. Pun korden yang menutupi pintu geser, saya sibak seluruhnya. Pemandangan kota Tsukuba dalam keremangan dini hari menyibak kegamangan hati saya. Saya terbangun lalu berdiri di tengah ruangan, ditemani sorot remang-remang lampu jalan. Saya hanya terpaku dalam ambigu, entah apa yang hendak saya kerjakan.

Saya akhirnya melangkah ke kamar mandi dan membasuh tubuh saya dengan air wudhu. Menghadap kepada Sang Pemilik Waktu. Bersimpuh atas segala keajaiban milik-Nya yang tenggat waktunya akan segera berakhir.

Senin, 30 Maret 2015

Saatnya Beres-Beres

Dear Dreamers!

Suasana di luar apartemen masih gelap gulita tatkala tirai tersibak. Saya meregangkan tubuh sejenak, merilekskan otot-otot saya yang masih agak kelelahan setelah perjalanan ke Tsukuba-san. Saya lalu mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat subuh.

Pagi itu saya langsung disibukkan dengan barang-barang saya. Koper saya teronggok di sudut kamar dengan kondisi hampir penuh. Beberapa barang-barang yang lebih kecil tersusun di beberapa tas jinjing. Bahan makanan, peralatan makan, dan perabotan rumah tangga lainnya mengantri minta dibereskan.

Minggu, 29 Maret 2015

Senyum di Puncak Tsukuba

Dear Dreamers!


Di penghujung petualangan saya di Jepang, Dr. Yamazaki memberi saya sebuah hadiah spesial: tur mendaki Gunung Tsukuba a.k.a Tsukuba-san. Saya sudah menunggu kesempatan ini karena Tsukuba-san merupakan salah satu tempat wisata populer di Tsukuba. Awal musim semi menjadi waktu yang baik untuk ke gunung.

Pukul 09.00, Dr. Yamazaki dan keluarga beliau menjemput saya di Ninomiya House. Kami menempuh perjalanan selama satu setengah jam untuk menuju Tsukuba-san. Sepanjang perjalanan, kami berbincang-bincang tentang banyak hal seputar rencana kepulangan saya.

Takahashi-kun, putra Dr. Yamazaki berbicara kepada saya. Saya hanya menatapnya dengan senyum menggantung. Saya tidak paham apa yang dia ucapkan.

"He wants to talk with you, but in Japanese (dia pengen ngobrol sama kamu, tapi dalam bahasa Jepang)," kata Dr. Yamazaki melihat kebingungan saya.

Saya menatapnya lagi lalu tersenyum. Duuuh, di saat anak kecil ingin mengajak saya mengobrol dalam bahasa Jepang dan saya tidak mengerti, di situ saya merasa sedih T_T.

Sabtu, 28 Maret 2015

Dari Shinjuku ke Daigaku

Dear Dreamers!

Pagi ini saya bergegas mengejar kereta menuju Tokyo. Sayang, lagi-lagi saya gagal mendapatkan tiket murah. Semalam, usai dari kantor, saya bergegas menuju Big Field. Namun sayang, tokonya sudah tutup. Saat saya ingin membeli tiket ke Seiyu, saya baru sadar jika vending machine hanya menerima lembar kertas 1000 Yen. Saya memutuskan untuk membeli tiket pagi ini. Sayang, entah bagaimana ceritanya tiket di vending machine telah ludes.

Dengan gontai saya melangkah ke mesin tiket. Sesaat saya tertegun, lalu membuka dompet. Saya mengambil kartu Pasmo pemberian Pak Amel. Masih ada sisa saldo 396 Yen. Saya pun mengisi ulang kartu Pasmo saya untuk perjalanan kali ini. Yah, at least saya tidak perlu menenteng tiket sepanjang perjalanan.

Jumat, 27 Maret 2015

Membagi Warisan

Dear Dreamers!

Saya tiba di kantor lima belas menit lebih lama dari biasanya. Kohara-san menyapa saya yang baru muncul.

"Ah, yokatta. Saya baru saja meninggalkan pesan buat kamu," kata Kohara-san.

Saya menaruh bawaan saya lalu membaca pesan singkat tersebut.


"Ah, otsoku natte sumimasen. Tadi saya sudah mulai packing, tapi tidak sadar sudah jam segini," kata saya merasa tidak enak.

"Daijoubu. Saya hanya perlu mengerjakan beberapa hal, dan saya perlu bantuanmu," kata Kohara-san.

Kami membahas hal yang perlu dilakukan hari ini. Kohara-san kemudian memberikan sesuatu kepada saya. Saya melihat pemberian itu dengan perasaan takjub.

Kamis, 26 Maret 2015

An Emotional Farewell Party

Dear Dreamers!


Hingga menjelang siang, saya masih berkutat di depan layar laptop. Tidak ada jadwal eksperimen hari ini, hanya merangkum laporan eksperimen dan melanjutkan final report seperti sebelumnya.

Telepon kantor saya berbunyi. Layar mungil berwarna dasar kuning di telepon itu menampilkan nama Dr. Yamazaki.

"Fahmi, are you still in the lab?" suara Dr. Yamazaki terdengar di seberang.

"No, I'm in the office now."

"Ah, okay. Please come to lobby now. I'm waiting for you."

"Okay. See you." Saya menutup telepon kemudian mengenakan jaket dan turun ke lobi.

Rabu, 25 Maret 2015

Need Some Help

Dear Dreamers!

Ruang kerja tampak lengang saat saya tiba di ruang kerja. Hanya Yuka-san yang saya lihat sedang merapikan kubikelnya.

"Sumimasen. Yamazaki-sensei wa imasuka (maaf, Yamazaki-sensei ada nggak)? " tanya saya.

"Ah, mitenai (belum kelihatan)," kata Yuka-san. Saya hanya menganggukkan kepala.

Pagi ini saya hanya menyelesaikan laporan eksperimen dan merapikan final report untuk NIMS. Kohara-san dan Yuko-san tampaknya tidak hadir. Usai makan siang dan shalat Dzuhur dijama' Ashar (karena saya merasa akan melakukan eksperimen hingga waktu Ashar usai), saya mengerjakan tahap akhir Luciferase assay, mengukur aktivitas luciferase pada sampel yang saya stimulasi kemarin.

Selasa, 24 Maret 2015

SDS-PAGE: Eksperimen 'Berbahaya'

Dear Dreamers!

Hari ini, saya dan Kohara-san mengulang eksperimen SDS-PAGE yang kami lakukan Jumat lalu karena hasilnya kurang bagus. Pagi ini, Kohara-san memperlihatkan saya gambar hasil SDS-PAGE yang dikerjakan Morita-sensei pekan lalu. "Tidak ada masalah dengan buffer-nya. Jadi, hari ini kita harus memperhatikan setiap pengerjaannya," kata Kohara-san.

Oh iya, betewe, SDS-PAGE itu apa sih? Sederhananya, SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide Gel Electrophoresis) adalah metode yang umum digunakan untuk pemisahan protein berdasarkan berat molekularnya. PAGE adalah metode analisis yang digunakan untuk memisahkan komponen dari campuran protein berdasarkan ukurannya. Teknik ini didasarkan pada prinsip bahwa sebuah molekul bermuatan akan berpindah di sebuah medan listrik ke arah sebuah elektroda yang berlawanan.

Sabtu, 21 Maret 2015

Farewell Lecture PPI Ibaraki: A Farewell Cheerful

Dear Dreamers!


Aroma nasi yang sedang mengepul mengudara di ruangan apartemen. Saya masih mengerjakan beberapa hal saat waktu telah menunjukkan pukul 09.35. Dering telepon meraung minta diangkat. Sosok Mas Yos muncul di intercom.

"Oke Mas, bentar lagi saya turun ya," ujar saya setelah membukakan pintu melalui tombol otomatis di intercom, lalu menutup telepon. Segera saya membereskan penampilan dan membawa barang-barang yang saya perlukan.

Mas Yos tampak berdiri di tengah lobi sambil memainkan smartphone-nya saat saya tiba.

"Maaf ya saya lama turunnya. Yuk, langsung ke sini aja," ajak saya menuju assembly hall. Kami lalu menata ruangan sejenak.

"Proyektornya pake yang mana, Mi?" tanya Mas Yos.

"Eh, bukan yang itu, ya?" tanya saya lalu menunjuk sebuah proyektor yang terpasang di plafon.

Kami lalu mengecek di ruang petugas. Ternyata dari pihak Ninomiya telah menyiapkan sebuah proyektor khusus untuk pengguna assembly hall.

Jumat, 20 Maret 2015

Eksperimen Perpisahan

Dear Dreamers!

Eksperimen di akhir pekan
Menghitung hari. Hal yang tidak ingin saya lakukan, namun terus saya kerjakan selama beberapa hari terakhir ini. Rasanya saya mengidap alergi terhadap kalender. Tak terasa, saya telah memasuki minggu-minggu terakhir saya di Tsukuba.

Selasa lalu, Dr. Yamazaki memanggil saya untuk berdiskusi. "Ini adalah rencana eksperimenmu untuk dua minggu ke depan. Karena proyekmu adalah evaluasi nanopartikel, jadi eksperimen yang akan kamu lakukan adalah menguji aktivasi NF-kB, stimulasi PBMC, melakukan pengukuran rilis CpG dari Nanopartikel. Saya juga merencanakan untuk mengecek sitotoksisitas, tapi sepertinya kamu tidak punya cukup waktu untuk mengerjakannya. Jadi, kemungkinan akan saya serahkan ke Kohara," kata Dr. Yamazaki lalu menyerahkan selembar kertas pada saya.

Saya menarik napas panjang. Menatap lembar kertas itu lekat-lekat. Hanya rencana nomor satu hingga tiga yang bisa saya perjuangkan. Begitu ketiganya usai, maka usailah proyek eksperimen saya di sini.

Minggu, 15 Maret 2015

'Aku ingin begini aku ingin begitu...'

Dear Dreamers!

Rombongan Doraemonia
Cuaca yang mulai menghangat mengawali hari saya. Segelas susu dan beberapa potong roti menjadi amunisi saya di pagi hari sebelum berangkat ke tujuan hari ini.

Waktu menunjukkan pukul 08.52 saat saya tiba di Senta. Saya bergegas menuruni eskalator. Begitu saya tiba di lorong stasiun, Pak Amel tampak melambaikan tangan ke arah saya, diikuti anggota lain bangkit dari kursi. Tampaknya saya terlambat.

"Wah, maaf, saya telat ya?" ujar saya kikuk.

"Nggak kok, memang jadwal ngumpulnya sengaja dimajuin," kata Teh Puti santai.

Sebelum berangkat, kami berfoto bersama di stasiun. Oke, perjalanan dimulai!

Kamis, 12 Maret 2015

A Very Small Thing to Lead the World (2)

Dear Dreamers!

Pukul 14.00 saya tiba di Epochal Tsukuba untuk mengikuti lanjutan simposium internasional hari kedua. Acara baru saja dimulai saat saya memasuki ruangan. Tidak seperti sebelumnya, kali ini cukup banyak tempat duduk kosong. Saya pun mengambil tempat duduk di deret ketiga di bagian kanan ruangan. Seorang bapak tampak sedang sibuk berkutat dengan laptopnya di sebelah saya.

Saya meletakkan gelas kertas berisi sari Pome di atas meja. Sepotong kecil cokelat melumer di lidah saya sembari mendengarkan topik seminar hari ini. Ada tujuh presentasi yang akan saya ikuti hingga sore nanti. Presentasi pertama dibuka oleh Dr. Vincent Rotello dari University of Massachussets, Amerika Serikat. Beliau menyampaikan presentasi berjudul 'Interfacing Nanomaterials with Biology: Applications in Therapeutics and Diagnostics'. Dalam topik ini, beliau membahas mengenai pengembangan strategi baru dalam penggunaan nanopartikel untuk aplikasi biologi. Saat ini, nanopartikel tengah digandrungi sebagai 'kendaraan' untuk mengantar molekul kecil, protein, dan asam nukleat ke dalam sel, yang dalam riset ini difokuskan ke sitosol. Proyek riset ini selanjutnya dikembangkan untuk keperluan medis, seperti terapi dan diagnosa suatu penyakit. Isu yang tengah berkembang adalah bagaimana mengontrol interaksi nanopartikel ini dengan lingkungan sekitarnya. Saya merasa tertarik dengan topik yang dibahas karena proyek yang saya kerjakan di NIMS erat kaitannya dengan topik ini.

Rabu, 11 Maret 2015

A Very Small Thing to Lead The World

Dear Dreamers!

Saya mengayuh sepeda di bawah siraman cahaya mentari pagi. Beberapa orang yang saya lalui tampak berjalan sambil menenteng gulungan yang cukup besar. Tampak seperti lembaran vynil untuk backdrop.

Mencapai perempatan NIMS Sengen, saya membelokkan sepeda ke kiri, lalu melajukan sepeda ke arah Seiyu. Yup, pagi ini tujuan saya bukan kantor, melainkan sebuah gedung di sebelah JST Takezono House. Epochal Tsukuba. International Congress Center.

Hari ini adalah hari pertama MANA International Symposium 2015, mengangkat tema 'Nano Revolution for The Future'. Dr. Yamazaki menyarankan saya mengikuti acara ini, karena ada banyak pembicara yang diundang dalam kegiatan ini. Saya juga bisa melihat poster-poster para peneliti yang sedang mengerjakan proyeknya di NIMS. Yaaah, hitung-hitung menambah wawasan lah. Saya mencermati jadwal kegiatan yang berlangsung tanggal 11-13 Maret. Dr. Yamazaki menyarankan saya mengikuti acara pembukaan di pagi hari, kemudian mengikuti sesi pagi hingga makan siang. Selanjutnya saya bisa mengikuti sesi poster di sore hari. Lalu di hari kedua, saya bisa mengikuti sesi setelah makan siang karena topiknya lebih ke biologi.

Sabtu, 07 Maret 2015

Tur ke Ami Machi

Dear Dreamers!

Angin berhembus kencang, memaksa saya turun dari sepeda saat mencapai tanjakan penyeberangan menuju Senta. Saya melihat jam tangan, tiga menit lagi bus akan berangkat. Saya bergegas memacu sepeda lalu memarkirnya di parkiran Right On. Tanpa basa basi saya langsung berlari ke stasiun bus. Bahkan untuk berlari pun terasa berat karena melawan hembusan angin.

Napas saya tersengal-sengal saat tiba di stasiun, mencari rombongan dari Tsukuba-dai (Universitas Tsukuba) yang akan berangkat bersama saya. Sebuah suara memanggil nama saya. Buru-buru saya berbalik. Ternyata Pak Dapi dan Mas Rudi sudah tiba duluan.

"Mau ke mana?" tanya Pak Dapi.

"Mau ke Ami Pak," jawab saya sekenanya.

"Ya udah nunggu di sini," kata beliau.

Saya menarik napas panjang. Saya pikir saya akan terlambat. Rombongan yang lain masih dalam perjalanan. Bus yang saya kira akan saya naiki ternyata memang sudah jalan, dan dua menit kemudian rombongan Tsukuba-dai bergabung bersama kami.

Kami berbincang-bincang dengan riuh sembari menunggu bus. Masing-masing datang dengan tentengan di tangan. Pukul 09.42 bus yang kami tunggu tiba.

Jumat, 06 Maret 2015

Kue Perpisahan

Dear Dreamers!


Wajah saya tampak berseri-seri saat memasuki ruang kerja. Percakapan semalam selama kegiatan workshop masih membekas di benak saya. Haaaa...benar-benar momen yang fantastis. Tidak sia-sia datang jauh-jauh, harus berdesakan di atas kereta, dan mengeluarkan biaya tambahan. Banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang berhasil saya bawa pulang.

"Fahmi, bagaimana acara seminarnya kemarin?" tanya Dr. Yamazaki menghampiri saya.

"It was so interesting! Saya sangat menikmati acaranya. Saya bertemu banyak orang baru, mendapat wawasan baru tentang Cyanobacteria, dan sempat mengobrol dengan beberapa pemateri," jawab saya antusias.

"Apakah ada pesta kemarin malam?"

"Ya, setelah seminar, panitia menyelenggarakan pesta dan presentasi poster. Oh iya, saya bertemu Dr. Ferri kemarin. Saya bilang kalau saya tidak bisa hadir dalam sesi beliau hari ini. Saya juga sedikit terkejut karena ada beberapa panitia yang saya temui bisa berbicara dalam bahasa Indonesia."

Kamis, 05 Maret 2015

Hai Cyanobacteria! (2)

Dear Dreamers!

Saya menggigit bibir, gemas bercampur gugup, karena saya tak kunjung mengajukan pertanyaan. Saya berusaha memotivasi diri. Bagi saya, mengajukan pertanyaan menjadi salah satu bentuk apresiasi dan tanda bahwa kita menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara, sekaligus menunjukkan ketertarikan pada topik yang dibahas. Sebenarnya ada beberapa poin yang saya ingin tanyakan dari pemaparan pembicara-pembicara sebelumnya. Namun apa daya, keberanian saya tak jua terbit.

Pembicara terakhir pun menaiki podium. Kali ini saya membulatkan tekad. Apapun topiknya, saya harus bertanya di sesi terakhir ini. Sayang sekali rasanya kalau saya hanya datang jauh-jauh untuk duduk tanpa bisa memberi umpan balik apapun. Saya membaca abstrak pembicara beberapa kali. Semoga kali ini ada kesempatan untuk bertanya.

Topik bahasan terakhir hari ini adalah "The CyanofactoryTM; Presentation of an efficient photo bioreactor system" oleh Mr. Hans Jurgen Schmitdz, seorang insyinyur dari KSD Innovations GmbH, Jerman. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan tentang riset pengembangan photo bioreactor sederhana yang bisa dikontrol secara otomatis dan dapat melakukan produksi dalam skala kecil. Adapun biomassa hasil produksinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku perusahaan obat-obatan, biofertilizer, dan biofuel.

Mr. Hans Jurgen Schmitdz

Hai Cyanobacteria! (1)

Dear Dreamers!

Saya terjaga lebih pagi hari ini. Usai shalat Subuh, saya segera memasak lauk untuk satu hari ini, dan menyiapkan bekal untuk makan siang. Saya mengecek barang-barang yang akan saya bawa. Oke, beres.

Sebelum menuju kantor, saya berbelok ke Seiyu untuk membeli tiket kereta di vending machine. Sayang sekali, tiket rute Tsukuba Center-Akihabara telah ludes. Saya pun mengayuh sepeda ke kantor, sambil berharap semoga nanti menjelang keberangkatan tiket diskonannya sudah ada.

Saya berangkat ke kantor lebih awal, dan tiba pukul setengah sembilan. Dr. Yamazaki telah tiba lebih dulu. "Fahmi, hari ini kamu jadi berangkat?" tanya Dr. Yamazaki.

Saya mengangguk mantap. "Ah, tapi saya ingin memastikan rute kereta pada Anda," kata saya lalu menghampiri Dr. Yamazaki. Saya menunjukkan peta rute kereta di Tokyo yang telah saya print kemarin. "Saya nanti dari Akibahara pindah ke Sobu line lalu pindah lagi ke Chuo line, kan?"

Rabu, 04 Maret 2015

Sampel Baru

Dear Dreamers!

Pagi ini saya langsung berjibaku dengan padatnya kegiatan di kantor. Saya tiba lebih awal karena Dr. Yamazaki ingin membicarakan beberapa hal dengan saya.

"Saya sudah mengevaluasi report-mu. Mungkin tidak bisa menyeluruh karena saya sedang sangat sibuk. Silahkan bagian-bagian yang ini diperbaiki dan dikirim ke dosenmu," kata Dr. Yamazaki lalu menyerahkan beberapa lembar catatan. Beliau lalu menjelaskan bagian-bagian yang harus saya rubah untuk saya jadikan laporan eksperimen yang perlu saya kirim untuk mengganti nilai mata kuliah yang tidak sempat saya kejar saat di Sumbawa.

"Oh iya, hari ini saya juga akan memberikan sampel baru buat kamu." Dr. Yamazaki bangkit dari kursi lalu mengambil sesuatu di kulkas. Sebuah plastik klip yang di dalamnya terbungkus sebuah botol plastik bening kecil berisi serbuk putih. "Ini nanopartikel yang telah ditempeli CpG, seperti yang saya bicarakan beberapa waktu lalu. Hari ini, coba lakukan eksperimen untuk menguji aktivitas luciferase menggunakan sampel ini," kata Dr. Yamazaki lalu menyerahkan sampel kepada saya.