Link

Kamis, 05 Maret 2015

Hai Cyanobacteria! (1)

Dear Dreamers!

Saya terjaga lebih pagi hari ini. Usai shalat Subuh, saya segera memasak lauk untuk satu hari ini, dan menyiapkan bekal untuk makan siang. Saya mengecek barang-barang yang akan saya bawa. Oke, beres.

Sebelum menuju kantor, saya berbelok ke Seiyu untuk membeli tiket kereta di vending machine. Sayang sekali, tiket rute Tsukuba Center-Akihabara telah ludes. Saya pun mengayuh sepeda ke kantor, sambil berharap semoga nanti menjelang keberangkatan tiket diskonannya sudah ada.

Saya berangkat ke kantor lebih awal, dan tiba pukul setengah sembilan. Dr. Yamazaki telah tiba lebih dulu. "Fahmi, hari ini kamu jadi berangkat?" tanya Dr. Yamazaki.

Saya mengangguk mantap. "Ah, tapi saya ingin memastikan rute kereta pada Anda," kata saya lalu menghampiri Dr. Yamazaki. Saya menunjukkan peta rute kereta di Tokyo yang telah saya print kemarin. "Saya nanti dari Akibahara pindah ke Sobu line lalu pindah lagi ke Chuo line, kan?"

"Mmm. Atau kamu bisa ke Kanda dulu baru ke Ochanomizu. It's up to you," kata Dr. Yamazaki.

Saya tersenyum lalu berterima kasih. "Baiklah, kalau begitu saya ke lab dulu," ujar saya pamit.

Laboratorium masih lengang saat saya menjejakkan kaki. Segera saya menyiapkan sampel untuk stimulasi hari ini. Saya melarutkan sampel satu persatu, kemudian membawanya ke ruang sel kultur. Segera saya mengambil plate sampel lalu membawanya ke clean bench. Saya lalu mengaspirasi medium dan menggantinya dengan medium khusus yang telah saya buat sebelumnya. Kemudian sampel distimulasikan ke sel. Usai menstimulasi semua sampel, saya kembali menginkubasi plate.

"Good morning Fahmi-san," sapa Kohara-san saat saya usai melakukan eksperimen.

"Hi, good morning," sapa saya lalu tersenyum.

"Ah, sudah mau pergi? Jyaa, itterashai (semoga harimu menyenangkan)," kata Kohara-san sambil melambaikan tangan.

Saya lalu kembali ke kantor dan membereskan barang-barang saya, siap memulai perjalanan hari ini.

Pukul 10.30, saya mengayuh sepeda menuju Seiyu. Sayang sekali, saya benar-benar kehabisan tiket diskon hari ini. Yaaah...

Saya pun melanjutkan perjalanan ke Tsukuba Center. Sepeda saya parkir di parkiran outlet Right On yang menjadi parkiran gratis di area Senta. Saya bergegas menuruni eskalator begitu melihat kereta menuju Akihabara akan berangkat lima menit lagi. Saya membeli tiket di mesin otomatis lalu bergegas turun mengejar kereta. Syukurlah, gerbong kereta belum berangkat. Saya segera mencari tempat duduk dan melepas tas yang tersandang di punggung.

Oiya, ngomong-ngomong saya belum cerita ya, saya akan ke mana hari ini? Hari ini saya akan berangkat ke kampus TUAT (Tokyo University of Agricultural and Technology) untuk mengikuti "2nd International Workshop of Cyanofactory". Pekan lalu, saya ditawari untuk mengikuti acara ini oleh Prof. Sode. Setelah mempertimbangkan cukup lama, saya memutuskan untuk ikut. Sayangnya, Dr. Yamazaki tidak bisa ikut karena ada kesibukan lain. Saya mempersiapkan diri baik-baik untuk acara ini karena ini adalah perjalanan pertama saya seorang diri ke Tokyo.

Perjalanan ke stasiun Akihabara menempuh waktu 45 menit menggunakan kereta cepat. Dari stasiun Akihabara, saya berpindah ke stasiun dengan rute lokal Tokyo, masih di kawasan yang sama. Saya membeli tiket untuk tujuan stasiun Higashi Koganei. Saat hendak menuju ke tujuan selanjutnya, saya sempat agak kebingungan karena banyaknya rute kereta di Tokyo. Saya mencari petunjuk ke rute Sobu line, rute kereta yang harus saya ambil. Saya melangkah ke eskalator begitu menemukan plang kuning bertuliskan Sobu line.

Tiba di stasiun Akihabara
Berangkat menuju stasiun Ochanomizu
Hari ini cukup banyak orang yang berjejalan di stasiun. Tak lama menunggu, kereta yang akan saya naiki tiba. Dari Akihabara, kereta berjangkat menuju stasiun Ochanomizu. Tiba di stasiun ini, saya turun dan berganti kereta ke Chuo line. Kereta yang saya naiki cukup ramai. Saya harus bergelantungan beberapa stasiun hingga akhirnya bisa menghempaskan diri di kursi. Rute kereta dan peta menuju kampus TUAT saya bolak balik berkali-kali untuk meyakinkan diri saya tidak akan tersesat. Kurang lebih 40 menit kemudian, saya tiba di stasiun Higashi Koganei.

Plang kereta Chuo line
Stasiun Higashi Koganei

Keluar stasiun, saya menyusuri gang-gang kecil sekitar sepuluh menit. Gerbang melengkung TUAT menyambut saya saat berbelok ke salah satu jalan kecil. Alhamdulillah, saya sampai.

Salah satu jalan kecil menuju kampus TUAT


Tak jauh dari gerbang, saya melihat ada beberapa kursi dan meja kosong di luar sebuah gedung. Sepertinya ini gedung Ellipse, tempat salah satu sesi acara diselenggarakan. Saya duduk sejenak di situ lalu membuka bekal makan siang. Angin berhembus semilir menemani suapan demi suapan bekal saya masuk ke mulut. Usai menghabiskan makan siang, saya berjalan menuju Green Hall, lokasi acara workshop.

Pohon-pohon berdahan gundul memayungi langkah saya. Di salah satu sudut taman, kuncup-kuncup merah muda bunga plum telah bermekaran. Saya lalu tiba di sebuah gedung berarsitektur modern. Setengah ragu, saya melangkah melewati pintu otomatis. Seorang wanita menghampiri saya yang tampak celingak celinguk mencari ruangan acara. Saya lalu diantar menuju meja registrasi. Nanoha-san dan Madoka-san menyambut saya dengan ramah. Mereka memberi saya ID card dan lembar abstrak presentasi.

Kampus TUAT




Green Hall
"Silahkan ambil tehnya di sebelah sana. Ruangannya yang itu," kata wanita tadi lalu menunjuk sebuah meja bundar yang atasnya dipenuhi botol-botol berwarna hijau. Saya mengambil sebotol, lalu masuk ke ruangan acara.

Prof. Sode tengah membuka acara saat saya tiba. Saya duduk di deretan sebelah kiri kursi peserta, berjejer bersama dua orang mahasiswa. Peserta yang hadir tidak begitu ramai. Di ujung kanan ruangan saya melihat beberapa mahasiswa NokoGen, Mr. Jinhee, dan Shiota-san. Shiota-san adalah mahasiswa Prof. Sode yang pekan lalu datang ke NIMS untuk menganalisis sampelnya. Saya menemaninya melakukan eksperimen selama dua hari di Namiki site.

Prof. Sode membuka acara
Pukul 13.30 Prof. Sode mengakhiri sesi pembukaan. Acara selanjutnya memasuki sesi inti. Presentasi dibuka oleh Dr. Peter Linblad dari Uppsala University, Swedia. Beliau menjelaskan tentang Cyanofactory, sebuah proyek riset kolaborasi di Eropa yang melakukan penelitian fundamental terpadu yang bertujuan menerapkan prinsip-prinsip biologi sintetis terhadap gagasan pabrik sel dalam bioteknologi mikrobia. Kolaborasi ini ingin mengembangkan Cyanobacteria untuk menghasilkan sumber energi hijau yang saat ini dibutuhkan untuk mengganti penggunaan bahan bakar fosil. Kolaborasi ini terdiri dari berbagai universitas dan institusi, yang masing-masing dari mereka memiliki tanggung jawab terhadap satu topik tertentu yang menjadi kajian pembahasan dalam kolaborasi tersebut.

Dr. Peter Linblad
Sampai di sini, saya merasa bahwa saya datang ke acara yang tepat. Saya memiliki ketertarikan pada pengembangan energi hijau menggunakan aplikasi bioteknologi. Menurut saya, saat ini pengembangan energi hijau memang harus semakin dikembangkan, apalagi di Indonesia, krisis energi masih terjadi. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil juga harus terus ditekan karena telah menjadi salah satu pemicu terjadinya pemanasan global dan polusi.

Selanjutnya, presentasi disampaikan oleh Dr. Shota Atsumi dari University of California, Davis, Amerika Serikat dengan tema "A synthetic biology approach to improving cyanobacterial chemical production". Presentasi berikutnya, "Biotechnology of a mass cultivation of Synechocystis PCC 6803 in photobioreactor", disampaikan oleh Dr. Giuseppe Torzillo dari Institute of Ecosystem Study, National Research Council of Italy, Italia.

Dr. Shota Atsumi
Dr. Giuseppe Torzillo
Dari presentasi kedua pembicara, saya menangkap bahwa dalam penelitian ini mereka banyak berkutat dalam melakukan modifikasi terhadap promoter dan RBS di dalam sirkuit plasmid yang mereka masukkan ke Cyanobacteria. Metode ini mirip dengan yang kami lakukan dalam kompetisi iGEM.

Setelah saya perhatikan, saya melihat peserta seminar cenderung pasif. Ketika Prof. Sode melempar sesi tanya jawab, hampir tidak ada peserta yang mengacungkan jari. Hanya beberapa orang yang bertanya, itupun kebanyakan dari sesama pembicara, dan Prof. Sode.

Saya sebenarnya ingin bertanya pada topik Dr. Shota Atsumi. Namun sayangnya, nyali saya menciut duluan, khawatir kalau pertanyaan saya 'tidak berkelas' di acara semacam ini. Usai presentasi Dr. Torzillo, acara diselingi coffee break.

Saya menghampiri Nanoha-san di meja registrasi. "Sumimasen. Di sini ada ruangan yang kosong tidak? Saya ingin berdoa," kata saya sambil menangkupkan kedua tangan.

"Mmm...sebenarnya kami jarang menggunakan ruangan ini, jadi saya kurang tau. Tunggu sebentar." Ia lalu bertanya kepada wanita yang tadi menyambut saya saat baru datang.

"Ah, mau sembahyang?" kata wanita itu dalam bahasa Indonesia. Saya agak terkejut, lalu mengangguk cepat. Beliau lalu mengantar saya ke tangga. "Di atas ada tempat yang agak lengang, mungkin bisa digunakan," kata beliau ramah.

Saya pun naik ke lantai tiga. Saya menemukan teras kayu yang saya lihat sebelum masuk gedung tadi. Usai berwudhu, saya menunaikan shalat Ashar dijama' Dzuhur di sudut teras.



Acara kembali dimulai saat saya tiba di ruangan. Presentasi dilanjutkan oleh Dr. Paula Tamagnini, Associate Professor Universidade do Porto, Portugal. Beliau menyampaikan presentasi bertajuk "Tools for the use of Synechocystis sp. PCC 6803 as a photoautotrophic chassis". Materi "Two synthetic biology devices for improved biosafety of genetically modified Synechocystis sp. PCC 6803" kemudian disampaikan oleh Dr. Marko Dolinar dari University of Ljubljana, Slovenia. Dari materi Dr. Marko, saya baru tau bahwa ternyata belum ada penanganan baku untuk mendegradasi limbah Cyanobacteria yang digunakan dalam riset biologi sintetik. Berbeda dengan bakteri yang bisa didegradasi dalam hitungan menit atau jam, Cyannobacteria membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk bisa didegradasi.

Dr. Paula Tamagnini
Dr. Marko Dolinar
Sampai pembicara kelima ini, saya belum juga berani mengutarakan pertanyaan. Duuh, rasanya jadi gregetan sendiri. Apa yang terjadi selanutnya???

Postingan ini masih berlanjut. Pantengin terus ya blog Sumbawa Dream! :D

2 komentar:

  1. Hello, I was actually searching for some other information about the Tokyo CyanoFactory workshop and then discovered this blog you have. Not that I undestood what was written in Bahasa, but I found it interesting that anybody really commented on what was going on at the TUAT in March.
    Best regards from Ljubljana, Slovenia,
    Marko Dolinar (one of the speakers, reporting on biosafety)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hello Dr. Marco Dolinar
      I am really surprised you found my blog! Well, since I love to write my experiences, I wrote my experience when I attended International Workshop of Cyanofactory in TUAT. It was exciting for me because I am interested with microalgae-based biofuel. I intend to take a research topic related to microalgae-based biofuel to solve energy crisis problem in Indonesia, especially in my hometown, Sumbawa.

      Thank you very much for visiting my blog. It is a big honour for me. Best regards from Sumbawa, Indonesia.

      Fahmi Dwilaksono (Department of Biotechnology, Sumbawa University of Technology)

      Hapus