Link

Sabtu, 21 Maret 2015

Farewell Lecture PPI Ibaraki: A Farewell Cheerful

Dear Dreamers!


Aroma nasi yang sedang mengepul mengudara di ruangan apartemen. Saya masih mengerjakan beberapa hal saat waktu telah menunjukkan pukul 09.35. Dering telepon meraung minta diangkat. Sosok Mas Yos muncul di intercom.

"Oke Mas, bentar lagi saya turun ya," ujar saya setelah membukakan pintu melalui tombol otomatis di intercom, lalu menutup telepon. Segera saya membereskan penampilan dan membawa barang-barang yang saya perlukan.

Mas Yos tampak berdiri di tengah lobi sambil memainkan smartphone-nya saat saya tiba.

"Maaf ya saya lama turunnya. Yuk, langsung ke sini aja," ajak saya menuju assembly hall. Kami lalu menata ruangan sejenak.

"Proyektornya pake yang mana, Mi?" tanya Mas Yos.

"Eh, bukan yang itu, ya?" tanya saya lalu menunjuk sebuah proyektor yang terpasang di plafon.

Kami lalu mengecek di ruang petugas. Ternyata dari pihak Ninomiya telah menyiapkan sebuah proyektor khusus untuk pengguna assembly hall.


Waktu telah menunjukkan pukul 10.30, namun peserta yang hadir masih berhitung jari. Tampaknya budaya 'jam karet' masih menjadi misteri di antara orang-orang Indonesia, hehehe. Atau mungkin masih disibukkan urusan lain di akhir pekan.



Well, hari ini PPI Ibaraki menggelar acara Farewell Lecture untuk warga Indonesia yang akan lulus atau meninggalkan Jepang di bulan Maret. Akan ada beberapa senior yang menyampaikan materi terkait proyek riset yang dikerjakan di Jepang. Acara sedianya dimulai pukul 10.00, tapi yaaaa... demikianlah adanya, hehehe.

Pukul 10.40, Mbak Sisca membuka acara. Farewell lecture dimulai dari Kang Ihsan yang menyampaikan topik  'Teacher's Percieved Difficulties in Teaching English Using The New 2013 Curriculum in Indonesia'. Beberapa permasalahan yang diangkat Kang Ihsan adalah metode belajar yang masih pasif alias satu arah, jumlah siswa yang relatif 'gemuk' sehingga sistem belajar menjadi kurang efektif, kompetensi guru, desain kurikulum, dan buku acuan yang masih terbatas. Dari pembahasan yang dipaparkan, saya menangkap bahwa metode pendidikan  berbahasa Inggris harus dikemas dengan lebih dinamis dan kreatif, misalnya penggunaan media games, memperbanyak diskusi, meningkatkan kompetensi guru dengan mengikuti pelatihan dan workshop, serta memperkaya metode mengajar yang tidak melulu di ruang kelas. Sebenarnya ini tidak hanya berlaku untuk bahasa Inggris, namun semua mata pelajaran. Hal yang membedakan sekaligus menjadi tantangan mendasar adalah karena bahasa Inggris bukan bahasa utama kita, sehingga perlu pendekatan yang sedikit berbeda oleh para guru, terutama menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk berani menggunakan bahasa Inggris yang telah dipelajari.

Lecture dari Kang Ihsan
Selanjutnya presentasi dilanjutkan Mbak Erlin dengan topik 'Antagonistic Function of (10E, 12E)-10, 12-hexadicadinenal in Sex Pheromone Communication of Neogurelca himacala sangaica (Lepidoptera: Sphingidae). Frankly, saya tidak terlalu paham materi yang disampaikan karena bidang ilmunya spesifik (maaf Mbak Erlin T_T ). Saya merasa salut dengan Mbak Erlin karena beliau datang ke Jepang dengan program teacher training seperti Kang Ihsan, namun mampu mengerjakan proyek riset yang menurut beliau sendiri 'bukan spesialisasi saya'. Semangat Mbak Erlin!

Lecture dari Mbak Erlin
Presentasi ketiga disampaikan oleh Pak Amel. Membawakan topik '2D Layered Material Rocks!', beliau menyampaikan beberapa hal tentang institusi beliau (NIMS), proyek riset yang tengah dikerjakan, serta pengalaman-pengalaman yang dilalui selama dua tahun riset di Jepang.

Lecture dari Pak Amel
Kegiatan lecture diistirahatkan sejenak untuk shalat Dzuhur dan makan siang. Suasana riuh dan keramaian langsung tercipta tanpa aba-aba. Senang sekali rasanya masih bisa menyaksikan suasana ini di akhir masa internship saya. Suasana yang akan saya rindukan saat pulang ke Indonesia nanti.

Seksi konsumsi

Hayoo Mas Rudi sama Mas Reza, habis 'nyulik' anak siapa nih wkwkwk
Teh Puti dan Bu Atie, gosipnya lagi bahas perjodohan anak hohoho
Pak Acta dan keluarga
Itadakimasu!
Rombongan Mbak-mbak
Oh oke, bukan saatnya untuk bersedih, hohoho. Mata saya langsung berbinar menatap satu mika besar tiramisu. Dengan sigap saya menyendok seporsi tiramisu sebagai hidangan pembuka, menikmatinya sambil berbincang dengan Mas Ardi dan Mas Johan. Usai makanan pembuka, saya menuju makanan utama, yang seperti biasa menjadi ajang perbaikan gizi bagi mahasiswa juga untuk melepas kerinduan pada masakan Indonesia.

Usai makan siang, ada sedikit sambutan disampaikan perwakilan Merah Putih Kai (MPK) yang hadir pada kesempatan ini. Mereka berharap agar ke depannya hubungan PPI dan MPK semakin harmonis, dan pada kesempatan ini juga mengajak warga PPI Ibaraki untuk menyukseskan agenda dua tahunan Malam Cinta Indonesia (MCI) 2015. Hiks, sayang sekali saya tidak sempat menyaksikan. Semoga sukses untuk agenda besar tahun ini :)

Perwakilan MPK
Sesi lecture dilanjutkan Teh Krisna yang membawakan topik 'Hexenuronic Acid Degrading Enzymes from Paenibacillus for Pulp Bleaching Process'. Dalam topik riset ini, Teh Krisna memaparkan penemuan enzim untuk mendegradasi Hexenuronic Acid (HexA) pada spesies Paenibacillus untuk pengembangan sistem enzim baru pada teknologi pemutihan bubur kertas. Sejumlah keuntungan dapat dicapai dengan aplikasi teknologi ini, antara lain peningkatan kualitas bubur kertas, menghemat bahan kimia pemutih, dan performa yang lebih baik pada industri kertas dan bubur kertas terkait masalah lingkungan. Semoga menjadi inovasi baru dalam industri produksi kertas ke depannya.

Lecture dari Teh Krisna
Lecture terakhir disampaikan oleh Mbak Flo dengan topik 'Osteoarthritis dan Penelitian Terkait'. Osteoarthritis merupakan keadaan di mana jaringan persendian dan sekitarnya mengalami kerusakan yang terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini menyerang persendian utama yang menopang tubuh, seperti pinggul dan lutut. Saat ini pengobatan Osteoarthirtis masih sebatas penahan rasa sakit dan operasi yang biayanya sangat mahal. Penelitian yang tengah berkembang saat ini adalah diferensiasi sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cells/MSC) atau sel punca embrionik (embryonic stem cell/ESC) menjadi sel kondrosit serta direct reprogramming sel dewasa (misalnya sel fibroblast) menjadi sel kondrosit. Tujuannya adalah agar sendi yang mengalami kerusakan mampu melakukan perbaikan sendiri dengan cepat.

Lecture dari Mbak Flo
Well, semua topik yang disampaikan sangat menarik dan prospektif, kendati saya belum memahami secara detil. Semoga topik riset yang dilakukan ini dapat diaplikasikan dan memberi kontribusi positif bagi kemajuan riset di Indonesia, aamiin. Terima kasih atas sharing ilmunya :)

Selanjutnya ada beberapa sambutan dari Mas Eko, perwakilan PPI Kanto yang menyempatkan diri hadir. Acara kemudian dilanjutkan presentasi Mas Joko, Wakil Internal PPI Ibaraki. Intinya sih Mas Joko ingin memperkenalkan kepengurusan 2015/2016 serta program kerja yang diusung. Namun entah mengapa, presentasi Mas Joko tak ubahnya ajang 'stand up comedy' dadakan yang berhasil meledakkan tawa seisi assembly hall. Padahal tidak ada humor dalam materi yang disampaikan. Demi menjaga nama baik yang bersangkutan, detil acara akan tetap saya simpan untuk pribadi dan seisi assembly hall saja wkwkwk.

Sambutan Mas Eko
Stand up comedy ala Mas Joko
Usai presentasi Mas Joko, PPI Ibaraki memberi kenang-kenangan dan sertifikat untuk warga yang akan meninggalkan Tsukuba bulan ini, termasuk saya. Total ada 20 warga yang akan pulang berjamaah di akhir bulan Maret. Saya menerima persembahan tersebut dengan perasaan bahagia, haru, dan sekaligus sedih. Sedih karena akan berpisah, dan sedih karena nama sertifikat saya adalah nama akun Facebook, which is kebalikan nama lengkap saya, huhuhu. Never mind, masih bisa diganti kan, hehehe :D
Pemateri kita hari ini

Salah fokus kamera T_T
Rombongan pulang bulan ini
Bagi yang merasa kehilangan sertifikat mohon mengingat dua wajah ini wkwkwk
Sertifikat dan souvenir
Foto bersama keluarga besar PPI Ibaraki
Pukul 14.30 acara pun diakhiri dengan foto bersama. Senaaaang sekali bisa berkumpul dengan keluarga besar PPI Ibaraki. Selalu ada canda tawa, keceriaan, kebersamaan, serta tentu saja rasa persaudaraan dan saling menyayangi sebagai sesama warga Indonesia di tanah rantau. Semoga warga yang masih bertahan selalu dilimpahi kebahagiaan meskipun jauh dari tanah air. Untuk yang akan pulang, semoga semakin sukses untuk karir masing-masing. Aamiin...

Saya mencintai kalian semua... Terima kasih :)


NB: makasih untuk foto-fotonya Kang Ihsan :)

1 komentar: