Link

Kamis, 05 Maret 2015

Hai Cyanobacteria! (2)

Dear Dreamers!

Saya menggigit bibir, gemas bercampur gugup, karena saya tak kunjung mengajukan pertanyaan. Saya berusaha memotivasi diri. Bagi saya, mengajukan pertanyaan menjadi salah satu bentuk apresiasi dan tanda bahwa kita menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara, sekaligus menunjukkan ketertarikan pada topik yang dibahas. Sebenarnya ada beberapa poin yang saya ingin tanyakan dari pemaparan pembicara-pembicara sebelumnya. Namun apa daya, keberanian saya tak jua terbit.

Pembicara terakhir pun menaiki podium. Kali ini saya membulatkan tekad. Apapun topiknya, saya harus bertanya di sesi terakhir ini. Sayang sekali rasanya kalau saya hanya datang jauh-jauh untuk duduk tanpa bisa memberi umpan balik apapun. Saya membaca abstrak pembicara beberapa kali. Semoga kali ini ada kesempatan untuk bertanya.

Topik bahasan terakhir hari ini adalah "The CyanofactoryTM; Presentation of an efficient photo bioreactor system" oleh Mr. Hans Jurgen Schmitdz, seorang insyinyur dari KSD Innovations GmbH, Jerman. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan tentang riset pengembangan photo bioreactor sederhana yang bisa dikontrol secara otomatis dan dapat melakukan produksi dalam skala kecil. Adapun biomassa hasil produksinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku perusahaan obat-obatan, biofertilizer, dan biofuel.

Mr. Hans Jurgen Schmitdz

"Thank you very much for Mr. Hans Jurgen Schmidtz. Now we move to the discussion. Any question?"

Dengan sedikit memaksa diri, saya mengacungkan tangan. Tangan saya menjadi satu-satunya yang terangkat ke udara. Prof. Sode mempersilahkan saya. Seorang mahasiswa menyerahkan mikrofon kepada saya. Dengan seulas senyum kikuk, saya berdiri dan mulai berbicara. "Thank you for the time. I am interested with your topic. I think it is a promising project. My question is, what do you think about the possibility or the chance for developing this project in, especially, developing country? What are the challenges for developing it? Thank you (Terima kasih atas waktunya. Saya merasa tertarik dengan topik Anda. Saya pikir ini proyek yang menjanjkan. Pertanyaan saya adalah, apa pendapat Anda tentang kemungkinan atau kesempatan untuk mengembangkan proyek ini di, khususnya, negara berkembang? Apa saja tantangan untuk mengembangkannya? Terima kasih)." Saya lalu tersenyum kikuk. Saya tidak tau apakah itu pertanyaan yang cukup 'bekelas' untuk diajukan. Belum lagi saya keserimpet di beberapa bagian saat mengajukan pertanyaan saking groginya. Namun demikian, saya bisa bernapas lega sekarang.

Mr. Hans bergumam sejenak sebelum menjawab pertanyaan saya. "Begini, jadi proyek ini sebenarnya masih berskala lab, dan pengembangannya tidak hanya untuk Cyanobacteria atau Synechocystis, tapi juga bisa untuk organisme lainnya. Tentu saja ini akan bisa dikembangkan di negara manapun, karena operasionalnya dirancang agar dapat bekerja secara otomatis, dan tidak perlu menambah peralatan apapun," jelas Mr. Hans. Saya mengangguk lalu tersenyum dan duduk kembali.

Setelah saya, tangan-tangan berikutnya terus mengacung di udara. Sepertinya saya cukup berhasil menginisiasi sesi tanya jawab, bisa jadi karena memang topiknya lebih menarik bagi sebagian orang lainnya. Sesi Mr. Hans menjadi sesi paling ramai dalam sesi diskusi.

Presentasi Mr. Hans menjadi penutup seminar hari ini. Saya pun membereskan barang bawaan untuk menuju acara selanjutnya. Mr. Jinhee menghampiri saya saat akan keluar ruangan. "Hi, nice to see you again," katanya lalu menyalami saya.

"Hi, nice to see you too," balas saya lalu tersenyum. "Acara hari ini sangat menyenangkan," komentar saya.

"Ah, syukurlah kamu menikmatinya. Oh iya, ikut sesi poster tidak di gedung Ellipse?" tanya Mr. Jinhee.

"Ya, tentu. Tapi mungkin tidak lama. Saya akan pulang jam enam," jawab saya. Kami pun berjalan meninggalkan Green Hall.

"Bagaimana risetmu di NIMS?" tanya Mr. Jinhee saat kami menyusuri jalan.

"Yeah, everything is fine. Saya masih harus banyak belajar lagi, karena ini pertama kalinya saya melakukan eksperimen di lab besar seperti milik NIMS," kata saya lalu tersenyum.

Sebuah gedung berarsitektur melingkar berdiri kokoh di hadapan kami. Gedung tempat saya makan siang tadi. Mr. Jinhee mengajak saya masuk, lalu menaiki tangga menuju lantai tiga.

Kami memasuki sebuah ruangan yang cukup besar. Papan-papan yang tertempeli poster telah terpajang di sisi kanan ruangan. Mr. Jinhee menghampiri seorang mahasiswa lalu berbicara sejenak. "Please wait here. Saya akan segera kembali. Mmm...mungkin kamu bisa bertanya mengenai posternya," kata Mr. Jinhee lalu menunjuk ke lawan bicaranya. Saya tersenyum lalu kami berjalan menghampiri poster mahasiswa itu.

Ia menjelaskan cukup banyak mengenai proyeknya. "Di sini, saya mengkonstruksi plasmid yang gen-nya diambil dari Cyanobacteria kemudian ditransformasikan ke E.coli. Nantinya proyek ini bisa diaplikasikan untuk mengontrol produksi Cyanofactory," kata Sakamoto-san, mahasiswa yang tadi dikenalkan Mr. Jinhee.

Saya menyimak penjelasannya dengan baik, meskipun ada beberapa bagian yang saya kurang paham karena belum mempelajarinya. "Apa rencanamu setelah ini? Apakah akan ada perbaikan hasil proyek ini selanjutnya?" tanya saya.

"Mmm, tentu. Saya berharap di studi selanjutnya saya bisa memperbaiki hasil riset ini. Mungkin saya akan mencoba menggunakan promoter lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik," jawab Sakamoto-san.

Dengerin presentasi posternya Sakamoto-san
Tidak hanya tentang proyeknya, kami juga membahas tentang iGEM. Saya menceritakan tentang proyek Sumbawagen dan kemungkinan rencana ke depan.

"Apakah tahun ini kamu akan bergabung kembali ke dalam tim?" tanya Sakamoto-san.

Saya berdeham sejenak. "Mmm... saya sih tergantung bagaimana keputusan para instruktur. But frankly, saya sebenarnya ingin memberi kesempatan kepada mahasiswa lain untuk berkompetisi, karena mereka juga sangat antusias. Tapi tentu saja saya akan membantu tim Sumbawagen tahun ini, terutama dalam proyek lab mereka. Saya bisa berbagi pengalaman mengenai pekerjaan kami tahun lalu," jawab saya.

Perbincangan kami terhenti saat suara Prof. Sode menggema di ruangan itu. Ternyata, selain presentasi poster, acara juga dirangkaikan dengan pesta makan malam. Setelah Prof. Sode memberi pidato singkat, seisi ruangan mengambil gelas dan bersulang dengan minuman mereka.

Pembukaan pesta dan presentasi poster

"Kamu nggak ikutan?" tanya Sakamoto-san.

Saya tersenyum. "Maaf, saya tidak bisa. Saya nonton saja."

Setelah bersulang, orang-orang berpencar ke meja-meja yang dipenuhi aneka makanan dan dessert. Saya mengambil gambar mereka dengan gembira. Saat saya menoleh, Mr. Hans tampak berdiri di sebelah saya. Saya agak terkejut karena beliau pun menoleh. Saya menyunggingkan senyum terbaik saya lalu maju selangkah dan kami berjabat tangan.

"Thank you for coming," sapa Mr. Hans.

"Yeah, thank you very much for your presentation," balas saya gembira.

"Where do you come from?" tanya Mr. Hans tampak penasaran.

"I come from Indonesia," jawab saya ramah. Kami lalu berbincang cukup lama membahas proyek beliau. "Saya merasa proyek Anda sangat menarik. Karena itulah saya berpikir mungkin proyek Anda bisa digunakan di negara saya. Negara kami, khsuusnya daerah saya, memiliki potensi alga dan Cyanobacteria yang cukup besar. Sayangnya, saat ini potensi itu baru dimanfaatkan untuk bidang pangan saja," lanjut saya.

"Yeah, I see. Untuk saat ini, proyek kami masih skala laboratorium. Tentu saja itu bisa digunakan oleh siapapun, kami akan dengan senang hati menawarkannya. Seperti yang saya katakan tadi, proyek kami memang dirancang agar dapat bekerja secara otomatis. Kamu tidak perlu menambah alat apapun lagi untuk mengoperasikannya," kata Mr. Hans.

"Apakah ada pengembangan selanjutnya untuk proyek ini?" tanya saya lagi.

"Ya, tentu. Kami sedang mencoba menaikkan kapasitasnya dan mencoba pengoperasiannya di luar laboratorium. Selain itu, kami berusaha untuk meningkatkan hasil produksinya. Saat ini, kami baru bisa menghasilkan 6-10% biomassa dari volume total bahan baku, dan sisanya adalah air. Tentu tidak akan menguntungkan jika kondisi itu terus berlanjut," kata Mr. Hans.

"Oiya, selain itu, kami menggunakan material plastik untuk keseluruhan desain photo bioreactor ini," lanjut Mr. Hans.

"Really?" ujar saya terkejut.

Mr. Hans mengangguk. "Kami membuat agar photo bioreactor ini berdesain ringan dan juga efisien. Selain itu, plastik merupakan bahan yang dikembangkan di seluruh dunia, jadi mudah untuk mendapatkannya. Penggunaan plastik juga bernilai lebih ekonomis."

"Tinggal yang menjadi kendala sekarang adalah bagaimana agar photo bioreactor ini bekerja optimal. Jika tidak ada matahari, proyek ini tidak akan beroperasi. Ini kendala utamanya," kata Mr. Hans. "Ah, by the way, saya sudah lapar. Ayo kita mengambil makanan," kata Mr. Hans sambil memegangi perutnya.

"Ah, sorry. Saya minta maaf membuat Anda kelaparan," ujar saya merasa bersalah.

"No, no. Tidak apa-apa. Tentu kamu juga harus mengambil makanan," kata beliau lalu melangkah ke arah meja.

Saya berjalan ke ruang barang dulu untuk menaruh tas dan jaket saya. Saya kembali ke ruang pesta dan mengambil beberapa potong sushi. Saat itulah saya berpapasan dengan Dr. Paula yang juga tengah mengambil makanan.

Ia tersenyum saat saya mendekat. Kami pun berjabat tangan, kemudian saya memperkenalkan diri. "Hi, my name is Fahmi. I'm from Indonesia. Nice to meet you today. Your topic is so interesting," kata saya.

"Ah, thank you very much. Thank you for your coming today," jawab Dr. Paula.

Saya terdiam sejenak. "Mmm...mohon maaf, mungkin saya tidak terlalu paham secara detail tentang proyek Anda, karena saya belum pernah mempelajari topik itu sebelumnya. Tapi, saya jadi paham bahwa ternyata Cyanobacteria dapat dimanfaatkan dalam banyak aplikasi."

"Oh iya, tentu. Cyanobacteria dapat menjadi bahan baku energi, industri kosmetik, dan juga obat-obatan. Cyanobacteria memiliki prospek yang menjanjikan dalam pengembangannya," kata Dr. Paula.

"Ya, menurut saya Cyanobacteria bisa mejadi alternatif untuk bahan baku energi. Saat ini, krisis energi masih menjadi masalah krusial di negara saya. Kami juga masih berusaha mencari pengganti bahan bakar fosil dan mengurangi penggunaannya. You know, energi fosil telah menjadi salah satu penyebab pemanasan global dan polusi," kata saya lagi.

"Ya, itu sangat benar. Karena itulah, kami berkomitmen untuk mengembangkan Cyanofactory, salah satunya untuk memproduksi energi yang lebih ramah lingkungan," kata Dr. Paula.

Foto bareng Dr. Paula Tamagnini
Kami lalu mengambil makanan masing-masing. Saya berpapasan lagi dengan Mr. Hans. "By the way, sudah berapa kali Anda ke Jepang?" tanya saya.

"Ini yang kedelapan belas kali," kata Mr. Hans lalu tertawa.

"Wow, that's amazing," kata saya kagum. "Pasti Anda sangat terkesan dengan Tokyo, dan Jepang."

"Yah, saya punya bisnis di sini. Jadi saya cukup sering bolak balik. Kehidupan di sini sangat ramai dan menarik. Saya akan kembali lagi April nanti."

"April? Bulan depan dong," kata saya terkejut.

"Yah, begitulah. Bisnis," kata Mr. Hans lalu tertawa.

"Bagaimana dengan travelling?" tanya saya penasaran.

"Well, sudah cukup banyak tempat yang saya kunjungi. Kyoto, Sendai, Osaka. Yah, dari utara sampai selatan Jepang pernah saya kunjungi," jawab beliau.

Ngobrol cukup banyak sama Mr. Hans Jurgen Schmitdz
"Kapan Anda akan kembali ke Jerman?"

"Hari Minggu ini."

Foto bareng Mr. Hans
Saya mengangguk. "Okay. Enjoy your moment here. Good luck for your project," kata saya lalu pamit. Saya terdiam di tengah ruangan sambil menyantap potongan sushi yang saya ambil tadi. Seorang mahasiswa berkalung kamera DSLR berjalan menghampiri saya.

"Hai. Dari Indonesia ya? Apa kabar?" sapanya ramah.

Saya terkejut. "Kamu bisa bahasa Indonesia?"

"Sedikit-sedikit," katanya lalu tertawa. "Saya Hikaru."

"Fahmi," jawab saya lalu tersenyum. Selanjutnya saya banyak berbincang dengan Hikaru-san, campur bahasa Indonesia, Jepang, dan Inggris. Ia orang yang sangat menyenangkan.

"Eh, ngomong-ngomong kapan kamu pulang ke Tsukuba? Besok?" tanya Hikaru-san.

Saya melihat jam. Pukul setengah tujuh. "Saya harus pulang malam ini," kata saya pelan.

"Yaah, sayang sekali. Saya pikir kamu akan pulang besok," ujar Hikaru-san dengan nada kecewa.

Saya tertawa. "Sayangnya tidak bisa. Saya ada eksperimen besok pagi. By the way, sebenarnya saya rencananya pulang jam enam lho. Tapi, saya rasa saya akan pulang setelah acara usai. I'm so interested!" kata saya riang.

Ngobrol ngalor ngidul sama Hikaru-san
Kami berbincang tentang studi masing-masing, riset yang dikerjakan Hikaru-san, Bali, Sumbawa, kehidupan di kampus, dan lain-lain. Saya juga berkenalan dengan teman Hikaru-san, seorang mahasiswa asal Mesir. "Kamu bisa bahasa Arab?" tanyanya.

"Ng....nggak bisa. Tapi kalau membaca Al-Qur'an kami membaca bahasa Arabnya," jawab saya.

Orang-orang berkeliling mengunjungi poster-poster mahasiswa. Para pembicara menjadi juri yang akan menilai poster mereka. Di akhir acara, akan diumumkan tiga poster terbaik.

Sesi poster

Saya menghampiri Prof. Sode yang berjalan di dekat saya. "Hello Prof. Sode. Thank you so much for your invitation," kata saya lalu tersenyum.

"Ah, are enjoying the event?" tanya beliau.

"Sure. I'm so interested. Thank you."

"Ah, syukurlah. Silahkan nikmati waktumu di sini," kata Prof. Sode.

Foto bersama Prof. Koji Sode
Saya juga sempat berbincang dengan Dr. Stefano Ferri yang juga menjadi pembicara di hari kedua. "Sayang sekali besok saya tidak bisa mengikuti presentasi Anda," ujar saya pelan. "By the way, saya sudah dengar dari Prof. Sode tentang karir baru Anda. Selamat," ujar saya gembira. Dr. Ferri mendapat promosi menjadi Associate Professor di Shizuoka University baru-baru ini.

"Thank you very much," jawab beliau tersenyum.

Foto bersama Dr. Stefano Ferri dan Hikaru-san
Foto bareng Jinhee-ssi dan Hikaru-san, partner berceloteh malam ini
Tak hanya itu, malam ini saya bertemu lagi dengan Saori-san yang hari ini juga mempresentasikan posternya. Saya pun menyempatkan diri berkunjung ke posternya. Ia menjelaskan proyek risetnya kepada saya, tentang pengaruh kondisi kultur pada sistem regulasi gen cahaya hijau pada Cyanobacteria. "Hasilnya, saya berhasil membuktikan bahwa cahaya hijau dapat mengaktifkan sistem regulasi gen pada Synechocystis," jelas Saori-san.

"Berarti nantinya di sistem ini bisa disisipkan gen yang sesuai kebutuhan kita?" tanya saya.

"Ya, seperti itu," jawab Saori-san.

Saya mengangguk paham. "Bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya saya.

"Mmm...senang sih, akhirnya proyek saya beres. Tapi, saya nervous soalnya saya nggak bisa bahasa Inggris," katanya cemas.

Saya menyemangatinya. "We're talking English now. Bahasa Inggris kamu bagus kok."

Ngobrol sama Saori-san
"Oh iya, saya dengar kamu akan pulang jam enam?"

Saya mengibaskan tangan. "Tadinya sih begitu. Tapi setelah saya pikir-pikir, saya ikut sampai selesai saja. I'm so interested to be here!" jawab saya antusias. "By the way, selamat ya Saori-san. Saya sangat gembira dengan keberhasilanmu. Untuk studi berikutnya apakah masih melanjutkan riset yang ini?"

"Ng...mungkin tidak. Saya ingin coba topik baru. Terima kasih banyak," jawabnya lalu tersenyum.

Foto di posternya Saori-san
Setelah mengunjungi poster, saya kembali berbincang dengan Hikaru-san. Tampaknya ia menjadi tandem berbincang yang seimbang untuk saya malam ini.

"Bagaimana rasanya menempuh studi lima tahun di sini?" tanya saya.

Hikaru-san terdiam sejenak. "Membosankan," jawabnya singkat, lalu tertawa. "Kadang-kadang jenuh juga melihat lingkungan yang sama selama bertahun-tahun. Mungkin saya akan berpikir melanjutkan studi di lingkungan baru setelah ini," lanjutnya. "Bagaimana denganmu? Ada rencana melanjutkan studi ke luar negeri?"

"Mmm, tentu," jawab saya bersemangat. "Frankly, saya ingin melanjutkan studi ke Eropa atau Amerika. Tapi, saya tidak menutup kemungkinan untuk studi di manapun. Karena saya belum tau kesempatan dari mana saja yang akan datang pada saya, jadi saya mempersiakan diri saja dari sekarang."

Prof. Sode lalu mengambil mikrofon dan meminta atensi dari hadirin. Inilah saat pengumuman poster terbaik. Tiga nama diumumkan, dan Sakamoto-san mendapat peringkat dua. Saya pun menghampirinya usai acara. "Sugoi! Omedetou gozaimasu! Kamu sangat luar biasa. Sukses ya untuk studimu," kata saya gembira.

Suasana pengumuman

Sakamoto-san menerima penghargaan
Omedetou Sakamoto-san!
"Terima kasih. Kamu juga ya," balasnya.

Acara pun usai. Semua orang mulai berkemas, termasuk saya. Saya kembali berpapasan dengan Saori-san saat turun ke lantai satu. "Selamat ya sekali lagi. Sukses untuk studimu," kata saya padanya.

"Terima kasih. Ngomong-ngomong, saya terkesan saat tadi kamu bertanya di seminar. Itu hebat sekali," kata Saori-san.

"Ah? Ooh...itu? Hehehe, saya hanya merasa harus menanyakan sesuatu karena saya antusias dengan kegiatan ini. Tapi entahlah, tadi saya gugup sekali. Mungkin itu pertanyaan yang terdengar aneh," kata saya tertawa.

Kami pun tiba di pintu keluar. "It's time to go home," kata saya sedih. "Terima kasih banyak untuk hari ini. Oiya, teman-teman saya di tim Sumbawagen menitipkan salam untuk kalian. Mereka juga sangat ingin bertemu kalian lagi," kata saya tersenyum.

"Baiklah, kalau ketemu member yang lain akan saya sampaikan," kata Saori-san.

Saya melambaikan tangan lalu berjalan meninggalkan kampus TUAT. Sungguh hari yang sangat berwarna. Saya sangat bersyukur bisa hadir dalam kesempatan ini. Saya bertemu teman-teman baru, medapat tambahan ilmu, bahkan bisa berinteraksi langsung dengan si empunya presentasi. Itu hal yang sangat luar biasa bagi saya. Sebuah pengalaman yang tidak bisa di-yen-kan, atau di-rupiah-kan. Paling tidak, wawasan saya semakin terbuka dengan potensi Cyanobacteria yang telah dijelaskan tadi. Yaah, walaupun saya tidak paham secara menyeluruh, namun saya melihat prospek bioteknologi dan biologi sintetik dalam pengembangan Cyanobacteria akan cemerlang, dan riset energi hijau ataupun pemanfaatan Cyanobacteria akan terus berkembang. Semoga Indonesia juga bisa ikut andil dalam pengembangat energi hijau. Secara, negara kita punya bahan baku yang diperlukan, maka tugas kita sekarang sebagai generasi muda adalah menemukan dan mengembangan cara yang efektif untuk mengolahnya secara optimal, efisien, dan ramah lingkungan. Semangat untuk Indonesia!


Semangat!!!
NB: Makasih banyak buat Hikaru-san dan Jinhee-ssi udah bantu mendokumentasikan kegiatan malam ini dengan sangat baik. Doumo arigatou gozaimasu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar