Link

Selasa, 11 Agustus 2015

Langkah Awal

Assalamualaikum Wr. Wb

Salam perkenalan dari saya, Indah Nurulita dan rekan saya Cindy Suci Ananda, mahasiswi Fakultas Teknobiologi Universitas Teknologi Sumbawa. Kami mendapatkan kesempatan untuk melakukan riset dan magang pada bulan November 2015 di National Institute for Material Sciene, Tsukuba, Jepang.
Kami akan mengulang kembali kisah perjalanan rekan kami Fahmi Dwilaksono (1st intern generation in NIMS from UTS) yang telah sukses “berpetualang” selama 2 minggu di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat, tentunya dengan versi yang berbeda.
Happy reading and enjoy our story guys J

Sumbawa Besar, 7 Agustus 2015.
Hari ini, saya dan Cindy akan berangkat menginggalkan Sumbawa dan merantau ke Ibu Kota selama dua minggu. Ini adalah kali pertama kami meninggalkan Sumbawa – bukan perjalanan pribadi – dalam waktu yang terbilang lama dan tidak bersama rombongan. Tetapi bagi Fahmi, kami lebih beruntung karena melakukan hal ini berdua, sedangkan ia hanya seorang diri. Memang ini bukan pertama kalinya bagi saya maupun Cindy untuk bepergian keluar kota. Tapi entah mengapa, perjalanan kali ini terasa sedikit mengharukan. Hikss :’( Sama seperti  Cindy, saya pun ingin meneteskan air mata saat berpamitan dengan ibu saya tercinta. Saya sadar bahwa apa yang saya dapatkan hingga saat ini tidak lepas dari do’a yang selau dipanjatkan oleh mama saya. Jadi buat teman-teman pembaca harus ingat yaa, ridho seorang ibu itu sama dengan ridho Allah SWT J
Oke, kami akan menaiki travel yang berangkat pukul 22.00 WITA dari pangkalannya. Sebelum itu, saya maupun Cindy harus sudah siap dengan semua “bawaanan” kami. Lain saya, lain pula Cindy. Saya membawa sabuah koper berukuran sekitar 60x40 cm dan tiga buah kantong plastik hitam berukuran sedang sebagai jinjingan. Hahaha. Kalau dibayangkan ya memang sedikit merepotkan dan memakan banyak tempat :-D.

Harta karun dalam Kantong Plastik
Izinkan saya untuk memberikan sedikit penjelasan mengenai “bawaan” saya. Pertama, koper berisi pakaian, tas dan sepatu yang akan saya kenakan selama disana dan beberapa makanan seperti abon dan kue (agar hemat). Tidak terlalu banyak memang, hanya 5 buah rok dan 6 buah baju, beberapa jilbab, satu tas dan sepatu. Karena saya membawa sabun cuci, saya tidak akan khawatir kehabisan baju :-D Kantong plastik pertama berisikan kue sebanyak dua kotak. Kue ini hanya akan berlabu sampai Kota Mataram, karena ini adalah titipan dari mama saya untuk kakak saya yang kuliah disana. Kantong plastik kedua berisi jajanan khas Sumbawa yang dititipkan mama untuk diberikan kepada kerabat di Jakarta yang telah membantu mencarikan tempat tinggal sementara untuk saya dan Cindy selama dua minggu. Dan kantong plastik ketiga, jeenngggg jeenggg..... cemilaannn :D. Saya menyiapkan beberapa snack sebagai bekal selama di perjalanan.

Jika saya membawa beberapa kantong, Cindy hanya bawa sebuah tas jinjing yang berisi kardus seukuran kardus sepatu. Dalam kardus tersebut berisi beberapa makanan, kerupuk atom dan tentunya masin – sambal khas daerah Sumbawa yang terbuat dari udang yang di fermentasi – yang telah dikemas sedemikian rupa agar baunya tidak keluar dan tidak tumpah.
 Kami sampai di pangkalan travel sekitar setengah jam lebih awal dari jadwal keberangkatan. Selain bersama keluarga, ternyata kepergian kami juga diiringi oleh beberapa dosen dan rekan dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) tempat kami menimbah ilmu. Tetapi kurang lengakap rasanya karena “geng” kami yang lain – Fahmi dkk – tidak hadir. Kebetulan saya, Cindy dan Fahmi berada dalam satu UKM (Unit Kegiata Mahasiswa) yang sama, yaitu UKM UAR-BC CUP – UKM bulutangkis. Dan kebetulan juga pada malam keberangkatan kami, Fahmi dkk memiliki jadwal mabar (main bareng) di GOR Pragas Sumbawa. Jadi ya begitulah.. pamitannya via sms saja. Hehe.. Ternyata travel kami berangkat 15 menit lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Waduh. Sempat lega juga sih datang lebih awal. Hohoho. Kami melakukan foto bersama beberapa kali dengan keluarga dan dosen. Karena banyaknya kamera digital dan handphone yang digunakan, sesi foto berlangsung sedikit lama. Sampai akhirnya, bapak sopir yang hanya memanggil dari dalam travel, turun untuk memanggil kami karena travel akan segera berangkat. Hahaha.. ternyata si bapak tidak sabaran :D
Oke, sekarang perjalanan dimulai. Jam tangan menunjukkan pukul 21.45 WITA. Beberapa menit setelah travel kami berlalu, ternyata Fahmi, Adel, Yuli, Uni dan yang lainnya (anggota UAR-BC) menyusul kami ke pangkalan travel untuk ikut serta melepaskan kepergian kami ke Ibu Kota. Ahh... tragiss. Travel kami pergi, robongan Fahmi datang. Ta de singin kesalong leng tau Samawa :D. Haha. Pada bingung ya? Ayoo ayoo kursus bahasa Sumbawa *iklan :D.


Perjalanan darat yang berat dimulai.
      Bagi saya, perjalanan darat sudah menjadi trauma yang mendalam. Mengingat saya dan mahasiswa Fakultas Teknobiologi pada tahun 2014 kemarin pernah melakukan perjalanan Sumbawa-Jakarta menggunakan bus selama 3 hari 2 malam (tanpa mandi) dalam rangka bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia. Sejak saat itu, saya sering kali pusing jika berada dalam kendaraan tertutup atau beratap. Ternyata tidak hanya saya, hahaha. Saat saya melirikkan mata kesebelah kanan, ternyata Cindy juga mengalami masalah yang sama. Hahaha.. Entah hanya perasaan kami saja, tapi kami merasa kondisi dalam travel tidak begitu baik sehingga membuat kami pusing dan mual, serta tidak berselera untuk melirik semua harta karun yang bersembunyi di dalam kantong plastik. Akhirnya kami pasrah dan hanya menutup mata, memaksakan diri untuk tidur agar dapat mengurangi “efek samping” dari perjalanan kami menggunakan travel. Setelah perjalanan 2 jam menuju pelabuhan, akhirnya travel berhenti. Kemudian kami beranjak keluar, berharap dapat menghirup udara segar. Yahh,, ternyata kami kecewa. Hiks. Suasana kapal tidak jauh berbeda. Dipenuhi oleh orang-orang yang tidur dan merokok. Dan ini sepertinya penyiksaan season 2 untuk kami. Untuk yang kedua kalinya, kami memaksakan diri untuk tidur di kursi yang masih kosong.
      Setelah kapal mengarungi lautan selama dua jam *eeaaaa :D* kami kembali menjalani penyiksaan season 3 menggunakan travel selama kurang lebih 2 jam menuju pangkalan travel Mataram. Kami tiba pada pukul 03.30 WITA. Penduduk Kota Mataram sepertinya tengah bermimpi indah tanpa memikirkan guncangan pada perut kami. Hikss.. akhirnya, untuk mengakhiri penderitaan ini lebih cepat, saya dan Cindy mencari taksi untuk menuju rumah kakak saya, kak Dani, yang tengah menempuh semester 7 di Universitas Mataram. Karena taksi yang ada sedikit dan calon penumpangnya banyak, kami harus mengantri dan menunggu taksi lainnya. Akhirnya kami di sapa oleh seorang laki-laki berusia sekitar 30-an. Mungkin beliau prihatin melihat kami yang sudah lusuh dan tak bertenaga, yang hanya dapat pasrah mengunggu taksi. Akhirnya beliau menelpon taksi dan mengajak kami naik bersama. Beliau mengantarkan kami sampai tujuan dan membayarkan ongkosnya. Subhanallah. Kami  mengucapkan terima kasih kepada bapak baik tersebut, dan beliau pun berlalu dengan taksinya. Tanpa basa-basi, kami langsung masuk kamar dan tidur. Alhamdulillah, penderitaan selesai J

      Oke readers, begitulah perjalanan awal yang kami lalui untuk memperkaya pengalaman dan memperbanyak ilmu. Kami harus keluar dari zona nyaman kami, pergi merantau ke Ibu Kota, hehehe, dan merasakan bagaiman menjadi seorang “anak kos” dan mempunyai seorang “ibu kos”. Yeeeee.. hahhaha *kalimat terakhir sepertinya hanya berlaku untuk saya, karena Cindy memang anak kos di Sumbawa -_-. Anyway, terima kasih telah menjadi pembaca setia kami. Semoga menyenangkan, tidak membosankan dan bermanfaat. Byee.... J

4 komentar:

  1. good,, sepertinya ini bagus untuk dikembangkan lagi,,, :)

    BalasHapus
  2. hahahah.... astaga aku ndak nyangka perjalanan kalian dramatis sekali :D

    Keep going girls! good luck! ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha. tnks a lot Mi. semoga nda malu-maluin :D

      Hapus