Link

Minggu, 16 Agustus 2015

Edisi Liburan 1: Mengeksplor Kota Metropolitan

Jakarta, 16 Agustus 2015


Assalamualaikum Wr. Wb.

Hay readers.. Thanks a lot yaa udah mau ngikutin cerita-cerita kami di blog Sumbawa Dream J

Nah, mumpung hari ini lagi libur, saya dan Cindy akan memulai perjalanan yang sudah kami nantikan. Ceritanya, hari ini kami akan mengeksplor sebagian kecil dari kota Metropolitan. *selamat menikmati maceetttt :D

Sekitar jam sembilan pagi, saya dan Cindy berjalan menuju halte busway RS. Harapan Kita. Kami ditemani oleh om Asep – kerabat – untuk berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah. Yyeeeeee :D


Kami membeli e-ticket seharga Rp 40.000. Kartu ini dapat digunakan beberapa kali tergantung saldo kartunya. Jadi, saya dan Cindy hanya membeli satu kartu untuk dipakai berdua. Sekali perjalanan menggunakan busway dikenakan tarif Rp 3.500 per orang. Jika saldo dalam kartu habis, kami hanya perlu mengisi lagi dengan harga minimal Rp 20.000. Praktis banget, hehehe.

Saya dan Cindy saat berjalan di halte busway (kiri) dan membeli e-ticket (kanan)
Setelah melewati beberapa halte, sampailah kami di halte Pluit yang merupakan halte terdekat dengan TMII. Ternyata kami telah berdiri di dalam busway sekitar satu jam. Yaelahh. Pantesan nih betis sakit -_-. Kemudian kami menaiki angkot menuju kawasan TMII seharga Rp 3.000 per orang. Sampai disana, kami membayar tiket masuk seharga Rp 10.000 per orang.

Salah satu kesempatan langka bagi kami untuk melakukan perjalanan ini. Karena pada 16 Agustus ini, di TMII tepatnya Anjungan NTB sedang berlangsung acara Halal Bihalal dan silaturrahim bagi warga Sumbawa yang berada di kota Jakarta. Waduhh, banyak juga orang Sumbawa yang merantau kesini, heheh. Acara ini juga dilakukan hanya sekali dalam satu tahun, tepatnya sebulan setelah lebaran Idul Fitri.

Dalam acara ini, kami bertemu beberapa orang yang tidak kami kenal, hehehe. Tapi beberapa dari mereka ternyata mengenal keluarga saya. *cciieee tenarr :D

Foto bersama keluarga besar "Tau Samawa" di Anjungan NTB
Tamu undangan yang hadir dalam acara ini tidak hanya bapak-bapak dan ibu-ibu, tetapi banyak juga pemuda-pemudi Sumbawa yang tergabung dalam IKASUM (Ikatan Mahasiswa Sumbawa). Mereka adalah pemuda-pemudi Sumbawa yang sedang mengenyam pendidikan di Ibu Kota. Merekalah yang menjadi panitia pelaksana kegiatan ini. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota DPR RI yaitu bapak Fahri Hamzah yang merupakan orang Sumbawa asli dan beberapa pejabat lainnya. Mereka yang dianggap “sesepuh” menjadi pembicara dalam acara ini. Beberapa dari warga asli Sumbawa ini ada yang telah hidup di Jakarta selama puluhan tahun, bekerja dan berkeluarga di Jakarta. Tapi tak jarang dari mereka yang mudik ke Sumbawa bersama keluarganya.

Acara berlangsung cukup meriah. Diatas panggung telah ramai dengan orang-orang yang duduk sambil bercengkrama, tentunya dengan menggunakan bahasa Samawa (Sumbawa). Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami karena “Tau Samawa” (orang Sumbawa) juga dapat mengambil peran dalam mengatur bangsa yang tengah menanti hari dimana bangsa ini akan berusia 70 tahun, tepat satu hari lagi. Dirgahayu Indonesia. Jayalah Bangsaku J

Tibalah saat istirahat, setelah berbagai rangkaian percakapan diakhiri. Yess, makannn. Hahaha :D. Didepan panggung telah tersedia beberapa meja panjang, lengkap dengan makanan diatasnya. Pass banget nih, mumpung belum sarapan dan makan siang :D

Menu-menu yang terhidang diatas meja sangat menggoda selera. Tentunya, beberapa makanan khas Sumbawa seperti sepat – makanan berkuah asam yang segar dengan ikan bakar didalamnya -  dan gecok yang terbuat dari daging dan diracik sedemikian rupa sehingga sangat sayang untuk dilewatkan. Penasaran dengan rasanya? Ayoo readers, wisata kuliner ke Sumbawa aja :D

Sembari menyantap makanan, kami dihibur oleh beberapa pertunjukan dari tamu yang hadir. Bapak-bapak yang usianya tidak muda lagi, hehehehe, dengan semangat menyumbangkan suara emasnya. Bapak-bapak ini menyanyikan beberapa lagu Sumbawa dengan riang. Bahkan, istri dari salah satu bapak-bapak tersebut yang merupakan penduduk asli Jakarta dapat menyanyikan lagu Poto Tano dengan sangat fasih. Aahhhh, terharu deh :’)

Foto bersama anggota IKASUM
Selama acara berlangsung, kami juga ditemani oleh kawan kami yang bernama Ali dan Ajeng. Mereka juga sedang menempuh kuliah di Jakarta. Kami dikenalkan dengan beberapa pemuda-pemudi yang juga kuliah disana. Percakapanpun mengalir dengan sendirinya. Faktor usia juga nih kayaknya. Sama-sama anak muda, jadi kalau ngomong nyambung, hehehe.

Pakaian Adat di dalam Istana Dalam Loka
Setelah acara selesai, kami melakukan sesi foto bersama dan berpamitan pada semua panitia dan tamu undangan. Tapi ini bukan saatnya kami untuk kembali ke kos, hahaha. Kami memasuki Istana Dalam Loka (Rumah Adat Sumbawa) yang tepat dibangun dibelakang panggung. Didalamnya terdapat berbagai macam atribut khas Sumbawa, Bima dan Lombok. Dari pakaian adat, peralatan dapur, peralatan berburu sampai dengan beberapa patung yang memperagakan beberapa tradisi khas suku Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo).

Indah and Cindy in action
Matahari menguasai siang dan memancing kelelahan untuk keluar. Tapi hal tersebut tidak dapat mematahkan semangat kami untuk mengelilingi Taman Mini yang indah ini. Ini pertama kalinya saya berkunjung ke tempat ini. Kami menglilingi beberapa anjungan yang ada di dalam TMII ini. Sangat menakjubkan. Kami dapat melihat dan menikmati keragaman Indonesia dengan 34 provinsi yang dimilikinya. Subhanallah J. Suatu saat, ingin sekali saya memboyong ibu, saudara dan sanak keluarga saya kesini, menikmati bangunan-bangunan tradisional dengan berbagai motif yang terukir indah.

Perjalanan terakhir, kami ditemani oleh Ja’far dan Urwah, mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa yang merupakan warga asli Bekasi. Mengetahui kami sedang berada di TMII, mereka langsung menyusul menggunakan sepeda motor. Kemudian kami berbincang-bincang sambil beristirahat dibawah pohon yang rindang. Sejuk sekali..

Foto bersama (dari kiri) Ja'far, Urwah, Cindy dan Indah
Setelah bercengkrama, berfoto dan berkeliling, kami memutuskan untuk pulang. Ja’far dan Urwah kembali ke Bekasi menggunakan motor, sedangkan saya, Cindy dan om Asep menggunakan angkot lalu menggunakan busway. Daaannnn, jreeengg jreeenggg... petaka dimulai!

Ya, petaka. Macet. Huuhhh.. iya sih, bukan Jakarta namanya kalau tidak macet. Antrian di lampu merah mencapai puluhan bahkan ratusan meter di keempat sisinya. Bunyi klakson mobil dan motor turut memeriahkan keadaan ini. Dikarenakan penumpang sangat banyak, kami terpaksa harus berdiri lagi. Sabarr yaa kaki, betis :’)

Setelah berdiri untuk waktu yang lama, kami pun sampai di halte pertama yang kami naiki. Alhamdulillah, akhirnya sampai. Betis dan kaki kami pun serasa ikut tersenyum, hahahaha :D

Tapi senyum itu menghilang saat mengingat bahwa kami masih harus berjalan dari halte ke kos sekitar sepuluh menitan. Ampuunn dehh..
Dipersimpangan, tepatnya di samping RSK Dharmais kami berpisah dengan om Asep. Beliau pun menaiki angkutan umum dan pulang kerumahnya. Good bye om Asep.. Terima kasih sudah menemani :D

Disepanjang jalan, kami pun digoda oleh aroma soto, bakso dan makanan lainnya. Dan kami tergoda, haha. Pulanglah kami dengan membawa dua bungkus makanan. Sesampainya di kos, kami makan lalu beristirahat. Subhanallah. Betapa indah hari ini. Kami bersyukur kepada Allah, masih bisa menikmati kenikmatan yang luar biasa. J

Sekian untaian cerita dari kami *eeaaaa*. Readers, jangan lupa untuk berkunjung juga yaa.. dijamin seruuuu :D

Bye.. Wassalamualaikum Wr. Wb

3 komentar:

  1. Aaaaa....gue belum ke sanaaa T_T
    Btw si Jafar udah potong rambut hahaha, rapi ding jadinya. Salam buat semuanya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Ntr qt ngebolang kesana sodara. Aslii krenn btl. Asal kuat jalan aja :D
      Iya sdh rapi otaknya jape. Haha

      Hapus