Link

Kamis, 13 Agustus 2015

Intership Day 3: Kita Bisa Jika Kita Terus Berlatih



Rabu, 12 Agustus 2015
Dear dreamers, masih dengan cerita dua anak Sumbawa yang merantau selama 2 minggu di Jakarta, hehehe. Cerita kali ini merupakan kisah magang kami di hari ke-3. Selamat membaca :)
Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi ini saya dan Indah sudah sibuk mempersiapkan diri di hari ke 3 kami magang di Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais. Tadi pagi tumben handphone (HP) saya menderingkan musik panggilan masuk. Di layar HP muncul nama Bu Febri—pembimbing utama kami selama magang di RSKD. Ternyata Bu Febri memberikan kabar yang kurang baik (buruk). Salah satu anggota keluarga besar Bu Febri, yaitu kakak ipar beliau di Solo, Jawa Tengah, telah di panggil oleh Sang Maha Pemberi Kehidupan. Innalillahi wa innailaihi raji’un (semua yang bernyawa pasti akan kembali kepada Penciptanya). Semoga Allah SWT menerima amal dan ibadahnya dan di tempatkan di tempat terbaik. Aamiin :)
Bu Febri harus pergi ke Solo, sehingga beliau tidak bisa membimbing kami hari ini. Padahal jadwal magang kami di hari ke-3 ini sangat padat. Saking padatnya jadwal kami, kemarin Bu Febri telah meminta kami agar hari ini kami membawa bekal, karena kemungkinan tidak akan ada waktu untuk mencari makan ke warung-warung di sekitar RSKD. Namun, kita tidak pernah tahu rencana Allah SWT.
                Meskipun Bu Febri tidak bisa hadir untuk membimbing kami hari ini, kami tetap pergi ke RSK Dharmais. Jam 08.00 kami sudah berada di Gedung Bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) RSK Dharmais.  Kami tidak boleh mensia-siakan waktu kami hari ini tanpa memperoleh satu ilmu pun. Sebelum meninggalkan Jakarta, Bu Febri sudah mencoba menghubungi Kak Rizky—pembimbing kami yang satunya dan juga merupakan alumni internship NIMS tahun 2013. Berhubung pagi tadi Kak Rizky tidak bisa dihubungi, Bu Febri menginstruksikan beberapa hal yang harus kami kerjakan. Instruksi dari Bu Febri bisa kami selesaikan dalam waktu 30 menit, setelah itu kami menganggur sambil menunggu kabar dari Kak Rizky.
 
Bu Febri juga sempat menyarankan agar kami ikut (nebeng) di kegiatan laboratorium (Lab.) yang dilakukan oleh Pak Didin, Kak Bayu, Kak Nova atau Kak Anis. Tetapi pagi itu Lab. Biologi Molekuler tempat Pak Didin, Kak Bayu, Kak Nova dan Kak Anis biasa bekerja masih sepi. Pak Didin biasa bekerja saat matahari sudah mulai meninggi (siang), karena saat itulah sampel-sampel darah pasien baru berdatangan. Sementara Kak Bayu belum juga datang, dan baru muncul di laboratorium sudah agak siang. Kak Nova dan Kak Anis juga tidak masuk, karena ternyata kedua kakak cantik itu pergi ke kampusnya. Huhuhu, alhasil tidak ada deh yang bisa kami tebengi :’(

Pekerjaan kami di Lab sudah selesai. Saya dan Indah akhirnya memutuskan untuk berdiam diri di ruangan tempat kami biasa berdiskusi dengan bu Febri. Saya menyibukkan diri dengan tulisan untuk blog Sumbawa Dream ini, hehehe :D  sementara Indah sibuk dengan protokol kerjanya. Sekitar pukul 10.30, Kak Rizky akhirnya membalas pesan Whatsapp saya dan memberitahukan bahwa beliau akan datang ke RSK Dharmais sekitar pukul 12.00 Wib. Jadilah hari ini saya dan Indah mengambil waktu awal untuk berwisata kuliner memenuhi permintaan cacing-cacing di perut kami berdua.

Pukul 13.30, Kak Rizky baru tiba di RSK Dharmais. Kami pun mulai mendiskusikan beberapa hal terkait protokol kerja yang seharusnya kami kerjakan hari ini. Wah, kami sangat beruntung karena mempunyai pembimbing seperti Bu Febri dan Kak Rizky. Beliau berdua sangat baik dan sabar memberikan penjelasan kepada kami, meski beberapa saat “kabel” di kepala kami koneksinya sedikit terganggu dan lamban untuk mencerna penjelasan yang diberikan.

Siang tadi kami tidak hanya berdiskusi. Kak Rizky juga mengajarkan cara menggunakan beberapa alat lab yang belum sempat di jelaskan cara penggunaannya oleh Bu Ning di hari pertama kami magang. Kalau dreamers masih ingat, saya pernah menyebutkan nama alat tersebut di postingan blog ini mengenai kegiatan kami di hari pertama. Nah apa ayo? Apa? Hehehe :D

Pertama di Lab. Kultur Sel, Kak Rizky mengajarkan kepada kami cara menggunakan sebuah alat yang biasa di sebut “pipet boy”. Pipet Boy digunakan untuk mengambil suatu larutan dengan jumlah banyak, misalnya 5 ml-15 ml. Ini nih gambarnya dreamers.
Si Pipet Boy - pipetnya

Selama ini, di Lab. Bioteknologi FTB-UTS kami biasa menggunakan alat sejenis, yakni “mikropipet”. Bedanya dengan pipet boy, mikropipet digunakan untuk mengambil larutan dengan volume yang berkisar dari 0.5-1000 ยตL (mikro liter) atau maksimal 1 mL. Sudah sedikit tercerahkan ya dreamers. Hehehe

Kembali ke pipet boy, bagi saya dan Indah yang baru berta’aruf  dengan Si Pipet Boy rasanya sangat sulit menggunakannya. Untuk mengasah kemampuan kami, Kak Rizky memberikan tugas kepada kami untuk memindahkan H2O (air) dari dalam satu tabung ke tabung lainnya menggunakan Si Pipet Boy dan pipet yang ujungnya diberi pompa (konventional). Secara bergantian saya dan Indah mengerjakan tugas dari Kak Rizky. Memindahkan larutan lebih mudah dilakukan dengan cara konvensional menggunakan pompa. Sedangkan menggunakan Si Pipet Boy cukup sulit. Dreamers, ini bukanlah pekerjaan yang mudah bagi kami pemula. Kadang kami terlalu keras menekan tombol yang berfungsi untuk menarik larutan hingga volumenya lebih dari 5 ml, kadang kami juga terlalu keras menekan tombol yang berfungsi mengeluarkan larutan. Wih, seperti dipermainkan oleh Si Pipet Boy :D Kami masih harus banyak melakukan “PDKT” alias pendekatan dengan Si Pipet Boy. Tadi sore kami memang masih belum lancar menggunakan Si Pipet Boy, tapi jika kami terus berlatih kami pasti bisa menggunakannya dengan baik.

Kak Rizky sedang mencontohkan cara menggunakan pipet boy :)
Dari ruang Lab. Kultur Sel, kemudian Kak Rizky mengajak kami mengarungi lorong Gedung Litbang menuju ke Lab. Biologi Molekuler. Di sana kami diajarkan cara menggunakan centrifuge. Alat yang digunakan untuk memisahkan partikel-partikel dalam larutan. Kak Rizky menjelaskan cara penggunaan alat ini dengan sangat detail, sehingga kami tidak terlalu sulit dicerna.

Indah in action nih dreamers

Oleh Kak Rizky kami tidak hanya diajarkan bagaimana menggunakan alat-alat tersebut. Kami juga berikan beberapa tips dan diajarkan soft skill yang sangat dibutuhkan saat bekerja di laboratorium. Salah satunya adalah saya secara sembarang meletakkan pipet di lantai meja karena kesusahan untuk membuka tutup tabung berisi air, sehingga ujung pipet yang harusnya steril bisa saja terkontaminasi karena terkena lantai meja. Ujung pipet tidak boleh tersentuh dengan benda apa pun selain cairan yang hendak diambil. Jika ingin meletakkan pipet, maka kita harus meletakkannya di tempat yang membuat ujung pipet tidak tersentuh benda asing atau dengan cara memasukkan kembali ke dalam bungkusannya.

Anyway dreamers, cerita kami hari ini berakhir di dalam Lab. Biologi Molekuler. Jadi sekian dulu cerita kami hari ini. Tetap berkunjung ke blog Sumbawa Dream dan dengarkan kisah-kisah perjalanan hidup kami dalam menggapai mimpi-mimpi kami ya J Dreamers apapun memang terasa sulit di awalnya. Namun, jika kita terus berlatih yang terasa sulit tadi akan terasa mudah. Jadi tetap semangat untuk berlatih ya ;) Ganbatte :)
Wassalammualaikum Warrahmatullah Wabbarakatuh

1 komentar:

  1. Artikelnya menarik :)
    Bgmn caranya bisa ke lab kultur sel dharmais? Masih menyimpan cp nya kah? Saya sdng mencari info magang dsna :) trims

    BalasHapus