Rabu, 19 Agustus 2015
Dear dreamers
Sudah dua hari ini ruangan di Gedung Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais terasa lebih dingin dari biasanya. Entahlah berapa derajat celcius, yang kami rasakan adalah dingin sampai menusuk ke tulang. Dingin yang terasa juga berpengaruh pada perut saya. Huh, entahlah apakah salah makan atau bagaimana yang pasti perut saya benar-benar bermasalah.
Anyway dreamers mari kita lupakan masalah perut, Hehehe :D Mari fokus ke kegiatan kami pada hari ke-7 magang di RSK Dharmais, Jakarta Barat. Hari ini Bu Febri—pembimbing utama kami—tidak bisa datang pagi ke RSK Dharmais, karena beliau memiliki pekerjaan di kantornya. Jadinya pagi ini kami diminta untuk mengerjakan beberapa hal sambil menunggu kedatangan beliau.
Nampaknya Bu Febri sudah percaya dengan kinerja kami di laboratorium. Hihihi, Alhamdulillah kalau memang benar begitu. J
Pagi sembari menunggu kedatangan Bu Febri saya dan Indah menyiapkan reparasi untuk pembutan nanopartikel. Pekerjaan standar yakni menimbang dan melarutkannya, mencampurkan dll seperti yang kami lakukan pada hari kedua kami magang di RSK Dharmais. Pekerjaan kami terbilang lancar pagi ini. Meskipun ada beberapa hal yang kami bingungkan dengan protokol kerja, saya dan Indah selalu mendiskusikannya bersama sampai semuanya memiliki pemahaman yang sama.
Saya beruntung karena memiliki partner untuk program magang di National Institute for Material Science (NIMS), Tsukuba, Jepang. Awalnya saya pusing sendiri dalam hal persiapan untuk program tersebut. Tentang pemesanan tiket pulang-pergi (PP) Jepang, persiapan visa, terlebih apalagi sebelum berangkat ke Jepang saya harus magang terlebih dahulu di RSK Dharmais. Huhuhu, hampir saja saya berpetualang sendiri di tanah rantauan ibu kota. Hingga saat Mbak Sausan memberitahukan bahwa saya akan memiliki seorang teman perempuan yang juga akan berangkat bersama saya, saya sangat bersyukur dan sangat senang. Jadi, susah senangnya gak cuma dirasakan sendiri. Hehehe :D
Saya dan Indah nampaknya partner yang bisa saling melengkapi kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Meskipun kadang kami sering memiliki pemahaman dan pendapat yang bertolak belakang hingga salah satu dari kami harus mengalah duluan untuk mencapai kesepakatan yang sama. Hohoho, kita sama-sama memiliki sifat keras kepala sih :D
Pak Didin dan Bu Dewi sedang bekerja sambil menghibur kami juga dengan mengundang gelak tawa penghuni lab :D |
Suasana RSK Dharmais hari ini menurut saya lebih bersahabat dan lebih terlihat lagi kekeluargaannya dari hari biasanya. Pak Didin pagi-pagi sudah “menggoda” saya dan Indah, membuat gurauan-gurauan singkat yang mampu mengundang gelak tawa. Hal yang dilakukan hanya sederhana saja, kadang dengan menyebut dirinya sendiri sebagai orang paling baik dan paling ganteng berdua dengan Pak Kasman diseantero Litbang RSK. Yah kami mengakui saja, karena mayoritas staf Litbang RSK Dharmais adalah perempuan :D Tapi bagi kami semua orang di Litbang RSK Dharmais baik hati semuanya, tanpa terkecuali—makanya bisa jatuh cinta pada hari pertama magang. Sehingga setiap harinya kekakuan dan kecanggungan yang saya dan Indah rasakan makin berkurang.
We are really enjoying our profession as Medical Biotechologist.
Hari ini pekerjaan yang kami lakukan lebih banyak berhubungan dengan suhu-suhu rendah. Mulai dari bolak balik cold room dengan suhu 2-4 oC yang di dalamnya terdapat beberapa reagen yang kami perlukan hingga berhadapan dengan freezer bersuhu -80oC tempat menyimpan sampel agar tidak rusak. Apalagi kami merakan bahwa hari ini adalah hari di mana suhu Gedung Litbang RSK Dharmais, sampai-sampai saya dan Indah menggigil. Sebenarnya tidak hanya kami saja yang merasakan hal tersebut, Kak Anis dan Kak Nova (Mahasiswa Semester 7 FMIPA Biologi, Universitas Indonesia) juga merasakan hal yang sama. Brrr,, saya dan Indah tidak terlalu terbiasa dengan suhu terlalu dingin, karena biasanya di Sumbawa panas. Sampai-sampai disela pekerjaan yang kami lakukan, saya dan Indah membuka jendela dan berdiri di depannya sambil menghangatkan tubuh (anggap saja kami sedang menghangatkan diri menggunakan tungku api pada rumah yang memiliki cerobong asap) :D
Suasana Cold Room, dinginya berasa di dalam kulkas :D |
Sekitar pukul 13.00 WIB, Bu Febri sudah tiba di Gd. Litbang RSK Dharmais. Kami pun melanjutkan pekerjaan laboratorium kami. Siang tadi Bu Febri membimbing kami untuk melakukan beberapa preparasi untuk percobaan ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) atau uji kadar immunosorben taut-enzyme digunakan dalam bidang immunologi untuk menganalisis interaksi antara antigen-antibody dalam suatu sampel.
Dari keseluruhan agenda praktikum kami, saya sangat menunggu kegiatan ELISA ini. Saya sangat penasaran bagaimana mengerjakan prosedur kerja kegiatan yang memiliki nama cantik itu secara langsung. Alhamdulillah, akhirnya hari ini merasakan juga. Hohoho, bahagia deh :D Ternyata waktu setengah hari saja tidak cukup untuk mengerjakan ELISA. Bu Febri mengatakan sebenarnya proses pembacaan hasil menggunakan ELISA Reader tidak membutuhkan waktu lama, hanya beberapa menit. Proses yang panjang adalah persiapan sampelnya, karena ada beberapa perlakuan yang memerlukan waktu inkubasi selama semalaman (overnight). Jadi, kami harus menunggu besok untuk melanjutkan pekerjaan kami.
Indah in action mengerjakan preparasi ELISA dengan bimbingan Bu Febri |
Dreamers, kami sangat-sangat besyukur dan beruntung memiliki kesempatan belajar seperti ini. Meskipun kami harus bersakit-sakit terebih dahulu, menempuh jarak berkilo-kilo meter merantau ke Jakarta hanya berdua jauh lebih jaraknya dari pada luasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami dapatkan. Alhamdulillah ya, dreamers gak boleh patah semangat, harus selalu semangat dan yakin pada diri sendiri. Jika hati kita ikhlas, banyak kebaikan yang akan datang menghampiri kita.
Ganbatte kudasai minna san J
Sekian dulu ya dreamers, Terimakasih sudah mau menyempatkan waktu di blog Sumbawa Dream. See ya di kisah kami yang lainnya.
Wassalammualaikum Warrahmatullah Wabbarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar