Jakarta,
20 Agustus 2015
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Hayyy
readers.. semoga masih semangat ya
ngikutin saya dan Cindy J. Tidak terasa, waktu kami selama dua minggu disini akan segara
habis. Hiks L.
H-1 di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Pagi
ini suasana di RSKD masih sama seperti pagi-pagi yang lalu. Rombongan “pengunjung”
yang datang hampir setara dengan pengunjung di tempat-tempat wisata. Nomor
antrian perhari bisa mencapai 500an atau bahkan lebih. Astagfirullah.. begitu
banyak nyawa yang ingin dipertahankan melalui rumah sakit ini. Dan seperti
biasa, do’a pun selalu terlantun untuk mereka.
Kami
berjalan menuju lift yang akan menghantarkan kami ke lantai 2, bagian
Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Kami merasa sedikit sedih, mengingat
besok adalah hari terakhir kami bekerja disini. Hiks L
Kami
melakukan pekerjaan seperti biasa. Menggunakan alat-alat canggih yang
insyaallah bisa kami miliki jika Allah mengirimkan rezekinya melalui para
donatur-donatur, heheheh :D
Keadaan
didalam Litbang tidak sesunyi hari-hari pertama saat kami baru memulai magang
kami. Semakin hari, kami semakin mengenal tempat ini. Memang, kesan “horor” di
hari pertama tak dapat kami hindari. Kami tak berani untuk berkutik sedikitpun.
Bahkan untuk berbicara pun kami enggan. Kami hanya bisa tersnyum sampai bibir
kami sakit. Alay :D . Oke, kami telah
membuat kesan “anak polos” dihari pertama. Hahaha.
Sampai pada suatu hari, *eeeaaaa*
kami mendapati suara-suara nyanyian dari dua artis paling tampan di Litbang. Hahahahha :D
Mengupas Sosok-sosok Pembawa Tawa
Pak Kasman (kiri) dan pak Didin (kanan) |
Ya,
merekalah yang membuat hari-hari kami di Litbang menjadi menyenangkan. Pak
Didin dan pak Kasman menjadi laki-laki paling tampan di Litbang, mengingat
hanya mereka berdua yang bukan wanita. Hahahhaha,
ampun pak :D. Kalau bapak-bapak baca, disenyumin aja ya..Trus qt di do’ain :D
Laboratorium
Biologi Molekuler yang merupakan wilayah kekuasaan pak Didin menjadi tempat
kami berlabuh. Saya, Cindy, kak Anis dan kak Nova lah yang biasanya meramaikan
tempat ini. Jika lab sepi, pak Didin memutar musik dengan volume yang cukup
keras untuk mengusir kegalauannya.
Terkadang
pula, beliau mengeluarkan lelucon-lelucon yang tak segan membuat kami tertawa. Mengingat
usia beliau yang tidak muda lagi, beliau ternyata masih sangat populer di
kalangan anak muda. *katanyaa.. hahaha
:D
Pak
Didin dan pak Kasman hampir memiliki kepribadian yang sama. Ramah, lucu, murah
senyum dan terkadang heboh, hahaha.
Hal-hal itulah yang pasti kami rindukan dari mereka. *ciee pak Didin sama pak Kasman di kangenin :p. Dan yang paling
seru, bapak-bapak ini berbeda dari bapak-bapak pada umumnya. Mereka sangat eksis pemirsa, hahaha :D
Tapi
sebenarnya di Litbang ini tidak hanya pak Didin dan pak Kasman yang menjadi
artis. Banyak pula artis-artis lain yang bersembunyi. Hehehe, lirik bu Yanti :D
Segala
macam canda telah terkuak disini. Kebersamaan dan rasa kekeluargaan pun sangat
kami nikmati. Kami bersyukur bertemu orang-orang hebat seperti mereka.
Subhanallah..
Selesailah
pekerjaan kami hari ini. Alhamdulillah. Setelah berbenah, kami pun pulang
kerumah. Eh salah, ke kos. Hehhehe.
Di perjalanan, kami mampir ke salah satu warung langganan kami.
Kami
selalu mencoba mengkombinasikan menu-menu baru dan memperkirakan harganya. Biasanya sih yang paling murah. Maklum anak
kos, hohoho. Makanan pertama kami sebagai anak kos dimulai dengan harga Rp
18.000,00 (nasi + sayur + ayam + perkedel kentang + sambal) per orang. Allahu akbar!
Di Sumbawa, harga segitu mah udah dapat
porsi plus plus dah :D
Kami
mulai mengurangi menu kami sedikit demi sedikit. Dari yang 3 macam (ayam,
sayur, telur + nasi), turun menjadi 2 (sayur, telur + nasi), dan akhirnya
berhenti di 1 (ikan + nasi). Hahaha. Mirisss
:D
Skala
yang terbentuk yaitu dari Rp 18.000, Rp 13.000, Rp 10.000 dan jrengg jrengg...
Rp 9.000,00 per orang. Hahaha :D
Iya,
hari ini kami hanya membeli makanan dengan satu jenis lauk saja. Maklum kondisi dompet makin parah, trus
nggak mau khawatirin orang tua, hehe. Kami membeli dua bungkus nasi (doang)
+ satu ikan mujair goreng. Total harganya adalah Rp 19.000,00. (nasi dua
bungkus= Rp 10.000; ikan goreng= Rp 9.000). Jadi saya dan Cindy telah memilih paket ke 4 (Rp 9.000,00/orang).
Tapi
keajaiban terjadi. Aseekkk. Hahahah.
Entah ibu yang jualan ini sedang dalam kondisi hati dan keuangan yang baik,
atau kasihan melihat kami, hahahah :D,
akhirnya beliau memberikan lauk tambahan secara gratis untuk kami (2 potong
tempe goreng). Gratiss.. yeaahhh!. Alhamdulillah
yah :D
Pulanglah
kami dengan hati riang :D. Setelah makan dan sholat kami pun beristirahat. Tapi
rencana istirahat kami yang indah buyar saat handphone saya berdering. Apalagi saat
saya melihat pesan di WA saya dari pak Didin. Ternyata kami tlah melakukan
kesalahan L
Saat
praktikum, Cindy lupa untu mengganti alat dan meletakan kembali ketempat yang
seharusnya. Kepanikan telah melanda kami berdua. Kami takut jika kami akan
dimarahi karena kecerobohan tersebut. Akhirnya, baik saya maupun Cindy telah
memilah kata-kata paling baik dan paling sopan untuk meminta maaf. Ternyata eh
ternyata, pak Didin tidak seganas yang kami pikir. Hahaha :D
Beliau
menasehati kami dengan cara beliau yang ramah dan lucu. Itu membuat kami sangat
lega. Makasih pak Didinn J
Beruntunglah
RSKD memiliki staff seperti beliau yang sangat teliti dan memberi perhatian
lebih pada semua fasilitas yang ada. Kami telah mendapat pelajaran berharga. Alhamdulillah
J
Kami
benar-benar merasa memiliki keluarga baru disini. Bersama mereka, berbagai
kenangan indahpun terbentuk. Thanks for everything all J
Okee
readers, sekian dulu yaa. Terima kasih sudah membaca :D
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar