Dear Dreamers!
Hari ini kesibukan saya hampir sama dengan kemarin. Jadi
hari ini saya dan Bu Febri harus mencari sampel darah untuk diuji sebagai bahan
riset. Namun sayangnya, sampai pukul 11.00 kami belum juga mendapatkan sampel
darah. Ternyata, ada sedikit miskomunikasi dengan calon pasien yang akan
diambil sampel darahnya. Akhirnya, Kak Rizky jadi korban pengambilan sampel
hari ini, hohoho. Masalahnya ternyata belum berhenti sampai di situ. Pembuluh
darahnya Kak Rizky ukurannya agak kecil, sehingga tidak cukup untuk mengambil
sampel sebanyak 15 ml. Bu Febri dan Pak Didin sudah mencoba mengambil sampel
darah Kak Rizky, namun belum berhasil, baik lengan kiri maupun kanan (syukurlah
saya tidak bernasib serupa, hohoho).
Kami pun menunggu Bu Dewi tiba, karena
beliau yang lebih ahli dalam urusan ini. Saat menunggu itulah, Kak Safar
(mahasiswa UI yang sedang PKL di Dharmais) bersama rombongannya memasuki Lab
Biologi Molekuler. Tanpa pikir panjang, Pak Didin langsung memanggil Kak Safar
dan ‘mengeksekusi’ lengannya. Saya hanya terbengong melihat Kak Safar yang
kebingungan sambil meringis saat darahnya diambil, sementara teman-temannya
tertawa kecil di sekelilingnya. Setelah Kak Safar selesai, Bu Dewi muncul di
Lab. Nah, giliran Kak Rizky yang dieksekusi, hahaha. Setelah melalui perjuangan
yang tidak mudah, akhirnya kami memiliki sampel darah Kak Rizky, yeeeee!!!
(yang bersangkutan agak meringis juga ternyata karena lengannya ditusuk jarum
suntik berkali-kali, hiii).
Setelah itu, saya dan Bu Febri melanjutkan praktik seperti
hari sebelumnya. Saya kembali berhadapan dengan mikroskop, huuffftttt!!! Namun
kali ini, saya tidak mau menyerah begitu saja. Meskipun harus bersusah payah
menentukan titik fokus mata saya, namun akhirnya saya berhasil menghitung sel
dalam sampel sesuai instruksi Bu Febri. Alhamdulillah :’)
Hari ini, Bu Febri juga memberi saya gambaran mengenai
project riset yang sedang beliau kerjakan. Saya mencoba mencerna penjelasan
beliau, meskipun masih agak sulit untuk memahami alurnya, tapi at least saya
punya gambaran riset ini tujuan akhirnya seperti apa.
Selain itu, ada etika dasar lainnya yang diajarkan Bu Febri.
Saat bekerja di lab, kita sebaiknya menghindari memegang benda-benda yang
diakses umum menggunakan sarung tangan, misalnya gagang pintu. Hal ini
berkaitan juga dengan menjaga kondisi peralatan dan ruangan yang kita gunakan
agar tetap steril, karena kita bekerja dengan mikroorganisme jadi sangat rentan
terhadap kontaminasi.
Oke deh Dreamers, sekian dulu ya untuk hari ini. Sampai
jumpa besok :)
Picts: Jalan menuju kosan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar