Link

Minggu, 31 Januari 2016

Failed? (It’s Okay) Just Try Again!

Tsukuba, 27 Januari 2016

Assalamu’alaykum Wr. Wb
Bagaimana hari ini? Is everything going well? Tapi apapun itu, harus disyukuri, hehe.
Nah, hari ini saya dan Cindy ngelab seperti biasa. Tapi kerjaannya gak sama, hehe. Hari ini sedikit menegangkan pemirsa. Saya akan ber-elektroforesis ria seorang diri. Aduhh

Kemarin saya sudah memperhatikan langkah kerjanya, dan kemudian mencoba melakukan bersama Cindy. Yah, insyaallah bisa lah. Sementara itu, saya membereskan beberapa data sebelum saya pergi ke lab. Ruangan office sangat sepi hari ini. Hanya saya dan Mr. Shan. Beberapa orang telah ke lab, dan ada pula yang absen. Sebelum pergi, saya menyapa Mr. Shan. “Mr. Shan, I will go”. “Laboratory?” Mr. Shan bertanya. “Yes. Please, pray for me”. Ternyata penyataan saya membuat iya tertawa. “Why?” Ia bertanya. Aduh, bikin baper aja. Haha. “I will do electrophoresis now. And I’m nervouse” saya menajwab dengan wajah datar. Ia semakin tertawa meihat ekspresi saya, dan kemudian bertanya, “then, how many days left?”. “Less then 3 weeks” saya menjawab. “Oke Indah, good luck” kata Mr. Shan. Saya hanya tersenyum sambil berterimakasih dan berlalu.

Oke, untuk persiapan tidak terlalu rumit hari ini karena saya telah menyiapkan sample dihari kemarin. Nah, hari ini saya akan berjuang dengan 10 sample. Wah, bengkok nih.
Yah sebenarnya tidak terlalu sulit sih. Cuma perlu teliti aja. Dan saya harus memulai dengan perakitan alat. Kemarin ada Nagasaki-san yang bimbing, jadi tidak sulit. Sekarang? (garuk kepala), hehe.
seperangkat alat elektroforesis

Dan ternyata saya masih ingat, haha. Sebenarnya prosesnya cuma tiga sih: (1) persiapkan alat, (2), persiapkan bahan: buffer, sample dll) dan (3) jalankan programnya. Kalau bagian perakitan alat ya tinggal pasang-pasang doang sih, hehe. Yang agak ribet yang kedua, bahan. Saya harus buat buffer solution dulu dan harus hitung-hitung, hehe. Kalau sample, cuma tinggal campur-campur aja, udah deh :D. Kalo jalankan prongram, tinggal setting mesinnya aja, udah :D hahaha.

Tapi, proses masukin samplenya itu lohhhhh. Ah, melelahkan. Harus ekstra hati-hati. Kalau ceroboh, sample bisa masuk ke tempat yang salah atau bahkan bercampur dengan buffernya. Tapi Alhamdulillah, saya sukses! Haha.

Nah, setelah semua sample sudah masuk, saatnya menjalankan program. Saya harus menunggu sampai 40 menit. Dan karena sudah masuk waktu sholat, jadi saya bergegas menuju lantai tujuh di gedung sebelah.
pemandangan dari lantai 7. Labnya yang gedung kiri warna abu-abu
Prayer Room ini hanya sebatas ruangan sederhana yang bertirai sebagai pemisah antara jamaah laki-laki dan perempuan. Yah, ibadah tidak harus di tempat yang mewah kan? Tapi ahamdulillahnya tempat ini selalu bersih karena selalu ada petugas kebersihan yang mengurus. Didalamnya lengkap dengan sajadah, Al-Qur’an, tempat wudhu, rak sepatu dan tempat sampah. Tapi sekarang sudah ada satu set mukena yang diinfakkan oleh kak Nur. Alhamdulillah.



prayer room in NIMS
Selesai sholat, saya menyegarakan diri untuk kembali ke lab. Saat timer berbunyi yang menandakan bahwa 40 menit telah berlalu, saya segara menyiapkan langkah selanjutnya yaitu pewarnaan. Saya harus mencampur buffer dengan zat pewarna kemudian menutunya rapat-rapat agar tidak terkena cahaya.

Dan, inilah saat yang paling menengangkan. MEMINDAHKAN GEL. Yeah, memindahkan gel dari wadahnya dan merendamnya di zat pewarna. Waduh, kemarin saat saya mencoba bersama Cindy, saya merusak sebagian gelnya :’( jadi hari ini saya sedikit takut, hikss. Dan mungkin karena saya panic dan tidak ada orang yang menemani, saya sedikit gugup. Saya mencoba membuka secara perlahan agar gel didalam plate tidak rusak. Gel nya tipis dan rapuh, hiks. Akhirnya saya berhasil mengangkat plate bagian atas. Tersisalah gel dan plate penyangga bagian bawah. Tapi saya membuat suatu kesalahan yang fatal….

Saat saya hendah mengangkat gel menggunakan tangan dan spatula, gelnya rusak. Huaaaaa :’( yang ini lebih parah. Kemarin, yang rusak hanyalah bagian samping kiri menuju tengah. Tapi sekarang gelnya terbelah dua. Saya sudah panic setengah mati. Ah.. astagfirullah. Mana tidak ada orang yang dapat saya ajak bicara.

gelnya rusak, hiks :'(
Akhirnya dengan pasrah dan lesu, saya memindahkan secara perlahan bagian-bagian gel tersebut kedalam kotak berisi zat pewarna dan menggoyangkannya selama 20 menitan menggunakan shaker.

Dengan wajah putus asa, saya melihat handphone yang telah bergetar menadakan waktu ashar yang tinggal 5 menit lagi. Saya pun meninggalkan lab secepat mungkin. Kalau saya berlama-lama di lab dengan kejadian yang membuat saya lesuh tersebut, saya bisa stress, hehe.

Oke, saatnya mengisi energy dengan beribadah. Rasanya saya ingin berlari sekencang mungkin, atau bahkan terbang agar saya segera sampai ke prayer room. Saya ingin mengeluarkan semua kegelisahan dan kekhawatiran saya. Saya ingin curhat kepada Allah :’(

Setelah sholat, saya mencoba menenangkan diri dengan beristigfar berkali-kali. Ah, cukup Allah yang tau curhatan saya. Saya hanya ingin memnghabiskan waktu menunggu saya di ruangan ini. Yang jelas, saya sekarang menjadi lebih tenang. Alhamdulillah.

Setelah itu, saya kembali ke lab dengan perasaan yang lebih tenang dari sebelumnya. Oke, apapun hasilnya, tawakal. Hehe. Saya sudah berencana untuk meminta ke Yamazaki-san untuk mengulang praktikum ini. Lembur? Oke! Saya siap apapun itu.

Kemudian saya mempersiapkan mesin untuk memotret gel yang saya rendam sebelumnya. Dengan hati-hati, saya mencoba memindahkan gel ke mesin dan menyusunnya. Ada beberapa bagian yang hilang ternyata. Karena warna gelnya bening, larutan pewarnanya juga bening, jadi sedikit sulit untuk mencari. Yasudahhhh… tawakal.

Dan ternyata hasilnya pun tidak sesuai keinginan, hiks. Saya menelpon Yamazaki san untuk memberitahu apa yang sudah terjadi. Tak lama, Yamazaki san pun muncul. Dengan pasrah saya memberitahukan bahwa saya tidak sengaja merusak gelnya. Sekaligus saya meminta izin untuk mengulang lagi. Tapi beliau bilang tidak perlu, karena hasilnya negative. Ah, itu membuat saya sedikit kecewa.

Lalu setelah membereskan semuanya, saya kembali ke office dengan wajah yang tidak terlalu berbeda, heheh. Sampai office, Mr. Shan bertanya “how about the result?”. “Not good. And also the gel broken” saya menjawab dengan pasrah. “It’s oke. Don’t worry about that. You can try it again” Ia membalas. Dan saya hanya tersenyum. Ah, tak apa lah. Thanks Mr. Shan.

Dan dengan semua kegalauan, saya dan Cindy bergegas pulang ke Ninomiya. Kami masih memiliki satu misi lagi, yaitu membuat video presentasi untuk mata kuliah Nanobioteknologi. Ah..

Sesampainya di Ninomiya, saya dan Cindy langsung menuju ke lantai dua: Library. Kami menghabiskan lebih dari 3 jam untu membuat video berdurasi 15 menit ini. Kami harus selesai sebelum pukul 11 malam, karena lampu akan mati secara otomatis.

Setelah beberapa kali mengulang, akhirnya kami pun selesai. Dan menyerah juga, hehe. Kami kembali ke kamar dan bergegas makan. Hahah. Iya laparnya udah level atas nih. Sementara Cindy mengedit video, saya menyiapkan makan malam. Ternyata editingnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Saat sadar, ternyata jarum jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Dan mata saya sudah tidak kuat lagi. Alhasil, saya tidur. Gomen ne Cindy san…

Ah, hari yang benar-benar menguras tenaga, pikiran serta batin, hehe. Tapi terlepas dari apapun itu, harus tetap disyukuri kan? Alhamdulillah. J
Oke, sekian cerita dari saya. Byee..

Wassalamualaikum Wr. Wb.

2 komentar:

  1. Astaga.... yang bagian rusak gel-nya hahahaha *ngakak maksimal*
    That's okay. Emang gelnya rese sih. Btw nitip salam buat Mr. Shan yah. Bapaknya baik banget :)

    BalasHapus
  2. hahaha. gomeenn aku baru baca semua komennya mi. ntr ku salamkan ya kalo aku balik ksana lg :D

    BalasHapus