Link

Sabtu, 23 Januari 2016

Elektroforesis dan Sushi Class

Jum'at, 22 Januari 2016

Assalammualaikum
Selamat malam pembaca setia blog Sumbawadream, bagiamana kabarnya hari? Semoga selalu berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.

Hari Jum'at, artinya hari terakhir kami masuk kerja di minggu ke tiga bulan Januari ini. Wah, gak berasa ya, sudah 63 hari saya dan Indah tinggal di Kota Science (Tsukuba) Jepang. Jika mem-flash back memori kami sejak hari pertama sudah banyak sekali hal yang terjadi. Kami pun sudah hampir berada di ujung project penelitian kami di sini. Yaps, hanya tersisa dua atau tiga jenis eksperimen lagi yang harus kami selesaikan.

Hari ini saya dan Kohara-san, beserta Indah akan melakukan eksperimen elektroforesis. Elektroforesis merupakan teknik untuk memisahkan suatu komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam medium yang dialiri arus listrik. Prinsip dasarnya, molekul yang bermuatan tersebut akan bergerak ke arah elektrode yang memiliki muatan berlawanan dibawah pengaruh medan listrik, Kali ini molekul bermuatan tersebut adalah DNA yang muatannya negatif akan berpindah dari kutub negatif menuju kutub positif, Pada proses perpindahan tersebut terdapat laju perpindahan oleh gaya gerak listrik dala matrix gel yang bergantung pada ukuran molekulnya. Molekul yang memiliki massa kecil dan muatan negatif besar yang akan mudah dan lebih cepat berpindahDari sinilah suatu molekul bermuatan misalnya DNA dapat dipisahkan.
Cindy sedang berjuang memasukkan sample
Ini adalah kali pertama bagi saya melakukan elektroforesis secara langsung. Dulu saat mengerjakan project Sumbawagen saya tidak terlibat dalam pengerjaan, saya hanya menyusun protokol kerjanya saja. Kohara-san seperti biasa dengan setia mendampingi saya mengerjakan setiap prosesnya. Bagi saya yang pemula elektrforesis bukan merupakan pekerjaan yang mudah, Dibutuhkan kehati-hatian yang cukup tinggi dalam pekerjaannya. Apalagi saat memasukkan sample ke dalam well gel yang yang sangat kecil bahkan hampir tidak terlihat. Saya harus berjongkok dan mengerjakannya pelan-pelan, Indah yang berada di samping saya menyemangati, tapi tetap saja saya gugup.

"Ah, Otsukare sama desu" ucap saya saat berhasil menyelesaikan misi memasukkan sample terakhir. Ada 10 sample yang harus di elektroforesis hari ini, Kohara-san hanya memasukkan sampel pertama ke dalam well, sementara saya mengerjakan sisanya, 9 sample.

"Kohara-san, saya sudah selesai" kata saya kepada Kohara-san yang sejak tadi mondar mandir membantu Mr. Shan.

"Oke Cindy-san, ayo kita jalankan" kata Kohara-san

"Oke Kohara-san, tapi apakah hasilnya tidak apa-apa jika begini" saya menunjuk ke arah sampel yang saya masukkan, tidak terlalu rapi.
Otsukare sama desu, berhasil juga
"Kita akan tahu hasilnya nanti setelah prosesnya selesai Cindy-san" jawab Kohara-san. "Jika hasilnya jelek, nanti kamu bisa mengulang lagi" tambah Kohara-san.

Kalimat tambahan Kohara-san membuat saya menarik nafas panjang.

"Oke baiklah Kohara-san" jawab saya sambil membayangkan saya akan pulang pukul 20.30 JST lagi seperti malam kemarin.

"Yamazaki-sensei selalu berkata seperti itu kepada saya" jawab Kohara-san.

Proses elektrofosis tersebut dijalankan selama 40 menit, selama iu kami mempunyai waktu menunggu yang lama. Sambil menunggu saya dan Kohara san melakukan beberapa persiapan untuk pewarnaan gel, sementara Indah kembali ke office untuk sholat dhuhur dan makan siang. Saya dan Indah tidak makan siang bersama hari ini, Indah akan mengerjakan eksperimennya pukul 13.00 siang, sementara saya dan Kohara-san masih berkutat dengan elektroforesis hingga pukul 14.00 siang.

Eksperimen ini tidak berhenti selama 40 menit, melainkan masih berlanjut sampai pewarnaan gel dan pengambilan gambar hasil eksperimen. Pukul 14.00 siang, perut saya sudah menyanyi, sampai saya dan Kohara san hampir kehilangan fokus dengan eksperimen, hehehe.

"Ayo kita pergi makan siang dulu, nanti kita lanjutkan mengambil gambarnya satu kali lagi setelah makan" kata Kohara-san.

"Baik Kohara-san" jawab saya menyetujui.

Kami pun bergegas kembali ke kantor.
"Totemo onaka suita Kohara-san (saya sangat lapar Kohara-san)" ucap saya sambil mempraktekkan kosakata Bahasa Jepang yang diajarkan oleh Kohara-san beberapa hari lalu.

Saya tidak sadar ternyata saya mengucapkannya cukup keras dan masih berada di ruang lab. Minowa-san dan Hattori-san pun tertawa dan berbicara dalam bahasa Jepang dengan Kohara-san. Saya yang baru sadar, akhirnya malu sendiri. Hahaha, aduh Cindy :D

Selepas makan saya dan Kohara-san kembali lagi ke lab. Kami mengambil gambar hasil elektroforesis sekali lagi.

"Gambar yang ini tidak terlalu bagus Cindy-san, kamu bisa pilih gambar sebelumnya untuk laporan ke Yamazaki-sensei" jelas Kohara-san

Bayangan di kepala saya dari tadi adalah hasilnya tidak bagus dan saya harus mengulang lagi dari awal. Saya bertanya kepada Kohara-san mengenai hasil yang kami dapatkan, dan Kohara-san menjawab saya tidak tahu pasti hasilnya bagiamana, tapi kontrol pada sample saya menunjukkan hasil yang bagus.

"Haruskah saya mengulang eksperimen ini Kohara-san?" tanya saya masih cemas.
"Jika kamu punya waktu silahkan, tapi konsultasikan dulu hasilnya dengan sensei" jawab kohara-san
"Oke saya akan mengkonsultasikannya hari senin nanti" jawab saya, karena sensei tidak datang ke NIMS hari ini.

"Sudah jam 3, it's time for you to go home" lanjut saya kepada Kohara-san, "Arigatou gozaimasu for today, and take care Kohara-san, see you next week" tambah saya.

Setelah mengerjakan elektroforesis saya melanjutkan eksperimen lain, yakni mempassage sel. Saya mencari Indah, ternyata dia berada di ruang tempat mesin zeta potencial berada. Sepanjang siang Indah ternyata bolak-balik dari ruang kultur sel ke ruang sebelah tempat mesin zeta potencial. Dia mengerjakan dua kegiatan sekaligus hari ini.


Otsukare sama desu, Alhamdulillah hari ini ekperimen lab saya selesai lebih awal, pukul 16.30 JST. Saya bisa kembali ke office saat cahaya matahari masih ada hari ini. Karena tidak melihat jaket Indah tergantung di ruang lab, saya mengira dia sudah kembali ke office, ternyata dugaan saya salah dia masih "bermain" dengan mesin zeta potencial. Akhirnya saya menunggu Indah di office.

Sushi Class

Pukul 18.00, kami akan memiliki kelas budaya dengan para peneliti asing lainnya yang bekerja di NIMS. Setelah beberapa waktu lalu kami belajar cara orang Jepang mandi, kali ini kami belajar cara membuat beberapa macam  Sushi, yang mengahdirkan chef Sushi Jepang yang telah lama tinggal di Canada. Saya merasa ini adalah pelajaran yang penting bagi saya dan tidak boleh terlewatkan.

Kelas kali ini sangat asyik dan interaktif. Kami diajarkan cara membuat 5 jenis suhsi. Kelima jenis itu adalah:
1. Inari Sushi. Sushi jenis ini menggunakan nasi yang dibungkus dengan kulit tahu yang sudah digoreng dan di bumbui. Membuatnya tidak terlalu susah, kita hanya perlu memasukkan nasi seukuran bola pimpong ke dalam kulit tahu tersebut. Jadi deh sushinya.
2. Temaki Sushi. Cara membuatnya dengan menggunakan tangan, bentuknya seperti kerucut. Nasi dan beberapa sayur misalnya timun dan wortel dibungkus bersama nasi dengan nori yan bentuknya seperti kerucut. 
Temaki Sushi (http://www.iromegane.com/japan/sushi/)
3. Maki Sushi. Sushi jenis ini seperti yang biasa kita liat, bulat/kotak kecil dan panjang yang kemudian dipotong-potong. Nasi dan beberapa lauk dibungkus dengan nori kemudian dipotong-potong.
Maki Sushi (sumber: http://animusjars.blogspot.jp/2012/12/jenis-jenis-sushi.html)
4. Oshi Sushi. Kalau yang ini hampir sama dengan Maki Suhsi, bedanya ukurannya yang lebih besar dan norinya terdapat di bagian dalam bersama sayur dan bagian luarnya adalah nasi. Tujuan nori berada di bagian dalam adalah unuk menyamarkan bau dari nori itu sendiri sehingga dibalut dengan nasi.

Oshi Sushi ( http://animusjars.blogspot.jp/2012/12/jenis-jenis-sushi.html)
5. Nigiri Suhsi. Kalau Nigiri Sushi hanya terdiri dari nasi yang bagian atasnya diberikan toping berupa ikan tuna/salmon atau seafood diatasnya. 

Saya sempat mengajukan diri untuk membuat Nigiri Sushi. Meskipun hanya terdiri dari ikan dan nasi tetapi cara membuatnya lumayan sulit. Banyak sekali teknik-tekniknya, untuk chefnya baik hati mengajarkan saya perlahan sehingga saya bisa membuatnya dengan sukses. Hehehe.
Chef Sushinya lagi mengajarkan bagaimana cara memotong ikan tuna yang baik dan benar
 
Oleh chefnya, kami tidak hanya diperkenalkan jenis sushi melainkan juga diajarkan cara pembuatannya dari awal hingga akhir. Dari cara mempersiapkan berasnya, hal-hal penting seperti kalau membuat sushi menggunakan nasi yang tidak terlalu banyak, saat meletakkan nasi pada nori tidak boleh ditekan, tangan tidak boleh panas, cara memotong salmon dan tuna yang bagus yakni harus berlawannan dari urat daging dan dipotong miring kurang dari 90 derajat, cara penyajiannya hingga cara makannya. Wah sangat menarik sekali, pengetahuan baru yang sangat bermanfaat bagi saya dan Indah serta peserta kelas lainnya.

Pasalnya saya pernah membuat sushi untuk pertama kalinya. Tapi sushi buatan saya tidak pas jika disebut sushi, pantasnya adalah nasi bambu. Ukurannya mungkin 10 kali lipat lebih besar dari ukuran sushi yang dibuat oleh chef tersebut. Hahaha :D Sampai-sampai Kak Nor tidak mau memakannya :D
Sushi buatan Cindy, Inari Sushi (atas) dan Nigiri Sushi (Bawah)
Anyway, meskipun saya dan Indah terlibat dalam proses pembuaan sushi tersebut, tapi saya dan Indah memilih tidak memakannya. Alasan utamanya bukan karena ikan mentahnya yang membuat saya dan Indah cukup melihatnya saja sudah enek, melainkan lebih kepada keyakinan kami berdua. Nasi yang digunakan untuk membuat sushi ditambahkan dengan vinegar atau cuka. Pada dasarnya kami bisa mengkonsumsi cuka (tergantung dari asalnya), namun hati kami berdua tidak yakin, meskipun dikatakan bahwa vinegar yang digunaka terbuat dari beras. Karena kami tidak mantap dan tidak yakin maka kami berdua memutuskan untuk tidak memakannya.

Bagi kami berdua yang terpenting dari kelas ini adalah bukan soal makannya, melainkan ilmu dan pengetahuan baru, itulah yang terpenting. Jika sudah mendapatkan ilmunya seperti ini kami bisa membuatnya sendiri di rumah, sehingga tidak akan ada kejadian sushi nasi bambu. Hehehe.

Oke deh dreamers, mungkin itu saja yang bisa saya bagikan mengenai pengalaman kami hari ini. semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya.


Link referensi:
1.http://silvianaonar-fpk11.web.unair.ac.id/artikel_detail-107755-Tugas%20Kuliah-Analisis%20DNA%20(Deoxyribo%20Nucleic%20Acid)%20.html
2. http://biotecedu.blogspot.jp/2011/03/elektroforesis.html
3. http://www.generasibiologi.com/2012/08/elektroforesis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar