Link

Minggu, 31 Januari 2016

A hectic Day with Electrophoresis

Tsukuba, 24 Januari 2015
Assalammualaikum mina san
Mina san wa ogenki desu ka? Watashi wa genki desu
Masih dengan cerita saya dan Indah dari tanah rantauan. Semoga tidak bosan ya membacanya J Jepang masih seperti biasa, masih dingin, musim dingin masih akan berlangsung mungkin hingga bulan Maret nanti. Tapi saya dan Indah akan merasakan dinginnya kota Science Jepang ini tinggal menghitung minggu. Bulan Januari sudah di penghujungnya, hari selasa ini merupakan hari ke 65 saya dan Indah tinggal di Jepang, menjalani proses internship kami dengan sungguh-sungguh.
Cerita kami kali ini bukan tentang jalan-jalan atau petualangan, baru hari Selasa, libur masih 4 hari lagi. Udah mau libur aja Cin :D Di NIMS khususnya di bagian lab saya dan Indah, hari Selasa berarti Clean Lab Day (hari bersih-bersih lab), agenda yang tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua semenjak awal kedatangan kami ke NIMS.
Hari ini Miku-san ternyata menginap di Ninomiya House, jadi saya dan Indah tidak berangkat berdua ke kantor. Miku-san sudah menyewa sepeda di apartemen, kami bertemu Miku-san tepat di parkiran. Yosh, kami pun segera tancap pedal menuju ke kantor. Di tengah perjalanan saya memberitahu Miku-san kalau saya dan Indah akan langsung ke lab untuk membersihkan lab. Miku-san mengangguk dan akan ikut bersama kami.
Seperti biasa, saat membuka pintu lab orang pertama yang selalu kami jumpai setiap selasa pagi di lab adalah Hattori-san. Hattori-san selalu datang lebih awal daripada staff lainnya di lab.
Ohaiyo gozaimasu” ucap kami kepada Hattori-san
“Ohaiyo gozaimasu” balas Hattori-san dan tersenyum kepada kami.
Tanpa perlu diberi komando, kami bertiga langsung mengambil posisi masing-masing. Saya selalu memilih untuk mengumpulkan sampah-sampah yang ada di bak sampah di dalam lab dan kemudian meletakkan plastik sampah yang baru. Indah dan Miku-san segera mengambil handuk kecil dan srottt, srott menyemprotkan alkohol 70% untuk membersihkan meja.
Tidak beberapa lama, Hoshi-san dan Nagasaki-san tiba lab. Pekerjaan sudah hampir beres semuanya. Tidak butuh waktu lama untuk membersihkan lab tersebut, apalagi sekarang personelnya sudah bertambah lebih banyak. Suasana gotong-royong yang diterapkan di lab ini sangat terasa nuansanya. Membuat pekerjaan menjadi lebih cepat selesai.
Usai membersihkan lab, kami bertiga kemudian menuju ke office. Di sana sudah ada Yamazaki-sensei dan beberapa staff lainnya. Kohara-san belum datang hari ini. Kemarin Kohara-san bilang akan datang ke kantor setelah makan siang.
Sensei kemudian mendekati saya dan Indah dan mengingatkan jadwal kami berdua hari ini. Hari ini saya dan Indah akan melakukan eksperimen bersama lagi setelah sekian lama berpisah. Saya akan bermain lagi dengan elektroforesis untuk kedua kalinya, tapi bagi Indah ini adalah kali pertamanya.
“Cindy dan Indah, jangan lupa untuk melakukan elektroforesis hari ini, kalian pakai TBE Buffer yang baru di buat Kohara-san” kata sensei kepada kami berdua.
“Haik, tapi saya tidak tahu di mana Kohara-san menaruh TBE Buffer baru tersebut” jawab saya kemudian.
“That’s the good question, saya juga tidak tahu, ya sudah tunggu dulu sampai Kohara-san datang” jawab sensei lagi.
Saya kemudian menatap Indah sambil memikirkan kata-kata sensei “that’s the good question”.
Kami kemudian melanjutkan aktivitas kami berdua sambil menunggu Kohara-san. Saya memilih membaca jurnal yang diberikan sensei, sementara Indah berkutat dengan datanya. Setelah itu pukul 11.00 a.m saya kembali lagi ke lab untuk melakukan eksperimen saya hingga siang. Kemudian dari lab langsung menuju ke lantai 7 gedung kantor. Saat kembali ke office saya mendapati sebuah note yang di tulis Indah tertempel di meja saya. Indah dan Miku-san sudah pergi ke kafetaria dan meminta saya menyusul mereka.

Kafetaria sudah dipenuhi banyak orang. Di tengah keramaian tersebut saya berusaha mencari Indah dan Miku-san. Ternyata di sana ada Magae-san, Nagasaki-san dan Yuke-san. Wah, anggota wanita Yamazaki-group hanya kurang Kohara-san ini. Saat saya tiba, mereka semua sudah hampir menghabiskan makanan mereka. Saat saya membuka bekal makanan saya, Nagasaki-san langsung tertarik dengan lauk yang saya bawa.
“Wah ikan, ini jenis ikan apa? Tangkap di sungai atau di laut? Tanya Nagasaki-san, antusias seakan saya yang menangkap ikan tersebut.
“Saya beli di KASUMI” jawab saya.
“Wahh KASUMI,, oke-oke” jawab Nagasaki-san kemudian.
Entah kenapa Nagasaki-san bertanya dengan antusiasnya, padahal lauk yang saya bawa tidak begitu spesial. Hanya ikan lajang kecil yang saya beli di KASUMI seharga 200 yen yang kemudian dipindang dan di cocol pakai masin (sambal udang khas Sumbawa). Hehehe, #ketahuan deh lauknya.
Usai mengkeppo lauk saya Nagasaki langsung terlibat percakapan dengan yang lainnya, kecuali saya dan Indah. Saya dan Indah sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, sesekali kami berdua saling lirik dan menahan tawa karena tidak mengerti satu kata pun.
Makan siang pun usai, kami kembali ke office. Dari ujung gedung seseorang melambai-lambai ke arah kami, terlihat samar siapa itu, namun akhirnya saya mengenali itu Kohara-san.
“Kohara-san” panggil saya
Kemudian bergegas masuk ke dalam office dan mengambil notebook dan pergi menyusul Kohara-san. Nanti aku nyusul kata Indah kepada saya. Oke, jawab saya dan pergi.

Electrophoresis!
Setiba di lab, saya menanyakan Kohara-san perihal buffer yang akan kami gunakan untuk eksperimen kali ini. Kohara-san kemudian mempersiapkannya.
“Cindy-san ini 5x TBE buffer, kamu encerkan jadi 1x ya, nanti bukanya di dalam clean bench karena ini sudah difilter” jelas Kohara-san kepada saya.
“Haik, Kohara-san” jawab saya mantap dan hitungan volume pengenceran buffer tersebut benar kepada Kohara-san.
Saat saya hendak menggunakan bench, Miku-san tengah menggunakan bench. Saya kemudian meminta izin kepada Miku-san untuk mengencerkan buffer tersebut di dalam bench. Tidak butuh beberapa lama, pengenceran pun selesai. Di saat ini saya tidak menyadari bahwa saya telah membuat kesalahan yang lumayan mempengaruhi proses eksperimen.
Usai menyiapkan buffer, tiba saatnya bagi saya dan Indah mempersiapkan sampel yang akan di elektroforesis. Saat mencoba men-setting alat, saya malah bingung sendiri caranya karena kali ini kami me­-running dua gel secara bersamaan. Kami berdua sungkan bertanya kepada Kohara-san karena dia sedang mengerjakan eksperimen yang lain. Melihat kami berdua, Nagasaki-san kemudian membantu kami mulai dari merangkai alat hingga meng-apply sampel. Saya dan Indah melakukan prosesnya secara bergantian. Namun saat memasukkan sampel milik saya, malah sampelnya tidak tepat masuk ke dalam well dan berceceran ke mana-mana dan masuk ke well lain. Lagi, saya berusaha bertanya kepada Kohara-san, tapi Kohara-san terlihat sibuk.
Untungnya, Magae-san menghampiri saya dan memberikan solusi. Ternyata buffer yang kami masukkan kurang, itulah mengapa sampel yang saya masukkan berceceran tidak masuk ke dalam well dengan sempurna. Usai meng-apply semua sampel termasuk sampel milik Indah, kami berdua kemudian me-running gelnya selama 40 menit. Kali ini Kohara-san sudah selesai dengan pekerjaannya dan dapat kami ganggu. Kohara-san memastikan proses running gel berjalan.
“Cindy-san, besok saya akan mengajarkan kamu bagaimana cara melakukan ELISA untuk deteksi immunoglobin E dan G, ini protokolnya, nanti kamu fotocopy dan kembalikan lagi ke saya. Jadi hari ini kamu tolong lakukan persiapan untuk besok” jelas Kohara-san
“Baik Kohara-san” jawab saya.
“Satu lagi, kamu akan menggunakan jenis pewarna berbeda untuk mewarnai gel-mu (elektroforesis) kan, mari sini saya tunjukkan tempatnya” lanjut Kohara-san. “Kamu harus hati-hati menggunakan pewarna ini, pakai sarung tangan dan kaca mata, ini berbahaya” lanjut Kohara-san. “Lalu nanti, kamu akan menggunakan mesin di sana untuk mengambil gambar hasil elektroforesis mu” tambahnya lagi.
“Ah, iya Kohara-san, sekarang sudah jam 3, saya bisa bertanya kepada Magae-san” jawab saya.
“Oke baiklah, saya pulang dulu, ingat jangan lupa persiapkan untuk ELISA besok dan hati-hati menggunakan pewarna gel, pakai sarung tangan dan kaca mata, jangan lupa untuk mengecek gel mu juga” jelas Kohara-san mengulang lagi pekerjaan yang harus saya kerjakan sore itu.
Sejujurnya kepala saya pusing dengan rentetan tugas itu. Saya kemudian mulai mengerjakan satu persatu pekerjaan saya.
“Cindy-san, saya akan mengajarkan mu cara menggunakan alat untuk mengambil gambar hasil elektroforesis” Magae-san menghampiri saya.
“Ah iya, Magae-san, tapi saya mau mempersiapkan untuk ELISA dulu” jawab saya.
“Oke baiklah, saya akan ke kantor dulu mengambil tas, nanti saya kembali” jawab Magae-san.
Tidak beberapa lama, Magae-san kembali dan saya baru saja menyelesaikan proses persiapan ELISA saya. Setelah itu saya dan Magae-san mengecek sampel yang tengah dielektroforesis.
“Ini hasilnya tidak bagus, seharusnya pitanya berpisah” jelas Magae-san.
Saya kaget melihat hasilnya. Proses running gelnya sudah hampir selesai, tapi hasilnya belum menunjukkan bahwa proses tersebut akan selesai. Kami berdua mengecek protokol kerja. Tidak ada yang salah, semuanya sesuai yang tertulis di kertas. Sudah hampir pukul 16.00, saya dan Magae-san masih belum menemukan letak kesalahan proses tersebut. Hingga pada akhirnya, buffer kami habis dan saya hendak mengencerkannya lagi, saya baru sadar, bahwa saya telah dikecohkan oleh satuan volume.
Seharusnya saya mencampurkan 140 mL 5x TBE Buffer ke dalam 560 mL air. Namun yang saya lakukan adalah saya mencampurkan 1400 uL (1,4 mL) 5x TBE Buffer. Saya menjelaskan kepada Magae-san dan setelah itu membuat buffer yang baru. Indah sudah bergabung lagi di lab. Magae-san kemudian membantu kami menjalankan lagi proses running gel elektroforesis tersebut, setelah itu Magae-san pulang, tersisa hanya saya dan Indah di lab.
Kesalahan yang saya lakukan memang tidak terlalu fatal, namun cukup membuat waktu pulang kami lebih lama. Kami harus menunggu selama 40 menit lagi hingga proses running gel selesai. Mungkin sensei bertanya-tanya kenapa saat beliau tiba di lab pukul 5 lebih pekerjaan kami belum juga selesai. Itu semua karena kesalahan saya. Karena terburu-buru jadinya saya tidak begitu memperhatikan apakah yang saya lakukan sudah sesuai apa tidak.
Indah dan Sensei sedang melihat hasil elektroforesis
Namun terlepas dari itu semua, saya banyak belajar dari apa yang terjadi hari ini. Mulai dari semangat gotong-royong, apresiasi, semangat membantu dengan sukarela yang ditunjukkan oleh orang-orang di lab adalah beberapa hal dari sekian banyak pelajaran yang bisa saya ambil hikmahnya dari orang-orang Jepang. Saya juga belajar dari kesalahan yang terjadi, sebagai bahan muhasabah diri untuk menjadi lebih baik ke depannya.




4 komentar:

  1. Balasan
    1. hahaha gitu deh Mas :)
      Makasih yak udah baca blog kami. Maaf banget baru dibalas sekarang :')

      Hapus
  2. hah..... kapan aku bisa pergi ke jepang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inshaa Allah kalo memang ada kemauan pasti akan ada jalannya. Semangat yak!

      Hapus