Dear Dreamers!
Nggak terasa, kita udah sampai di
penghujung perjalanan. Dalam setiap tulisan yang saya tulis, menuliskan bagian
akhir adalah bagian yang paling berat. Yaahhh, bagaimanapun juga
sebuah perjalanan pasti ada akhirnya kan? Walaupun merasa agak berat, tapi mari
kita nikmati sisa waktu yang ada dengan senang hati :)
8 Mei 2014: Akhir Perjalanan Tiba
Pagi ini saya agak bersantai,
karena agenda kami tidak sepadat hari-hari sebelumnya. Usai shalat Subuh, Kak
Alfian menawari saya jalan-jalan di seputaran Pertamina Simprug Residence.
Rupanya sama seperti saya, ia juga penasaran dengan kolam renang di bawah
sana—kamar kami di lantai 7. Akhirnya, masih dengan setelan tidur, kami turun
ke lobi dan mulai menyusuri kawasan tempat kami menginap. Oh iya, kami tidak
hanya berdua, ada Kak Arif dan Mas Bisyri (Sobi Semarang) juga, tetangga kami
dari kamar 702.
Kami langsung melangkah ke tujuan
utama kami: kolam renang! Sambil menyusuri jalanan dan menghirup udara pagi
Jakarta, kami bercengkerama seputar agenda pagi ini. Ternyata, tidak jauh dari kolam renang, ada lapangan sepak bola milik Sekolah Sobat Bumi.
Saat hendak memasuki area kolam,
saya membaca harga tiket masuk di kaca loket, dan untuk umum Rp 20.000.
“Mahalnya…” keluh kami, dan tidak jadi masuk. Akhirnya, kami hanya
berjalan-jalan mengitari area PSR, lalu berjalan menuju kantor Pertamina
Foundation (PF) yang letaknya tidak jauh dari penginapan kami. Kantor PF tidak
terlalu besar dan minimalis. Kendati demikian, dari kantor inilah masa depan
ratusan scholars diputuskan, hehehe. Usai jalan-jalan, kami bergegas kembali ke
kamar untuk mengikuti agenda hari ini.
Foto bareng Mas Bisyri (kiri) dan Kak Alfian (kanan). Berasa punya bodyguard, hohoho. |
Pukul 08.00, saya tiba di
restoran dan segera mengambil menu sarapan—sarapan terakhir kami. Hari ini,
kami sarapan ditemani Bu Nina dan Pak Argo yang memberi kami wejangan sebelum
kembali ke daerah masing-masing. Beliau berdua berharap agar apa yang telah
kami dapat di sini dapat disebarluaskan ke orang-orang di sekitar, menyebarkan
energi positif untuk terus menjaga kelestarian bumi.
Usai sarapan, kami dibagi menjadi
dua kelompok besar. Pengurus inti, gubernur, ketua departemen, dan penanggung
jawab program nasional akan menghadap ke direksi Pertamina Foundation untuk
mempresentasikan program kerjanya. Sementara para koordinator dan anggota
departemen akan rapat di aula mengenai mekanisme recruitment Sobat Bumi 2014.
Pukul 08.30, rapat di aula
dimulai. Dalam rapat kali ini, Mbak Agni dan Mas Fathii—pejuang PF yang
berurusan langsung dengan segala kebutuhan scholars—memaparkan skema penerimaan
scholars 2014. Selain itu, Mbak Agni mewakili PF juga menyatakan komitmen untuk
terus memperbaiki mekanisme pencairan beasiswa, yang memang masih menjadi
kendala utama bagi para scholars. Dalam rapat ini juga kami diajak melihat
rancangan tampilan website Sobat Bumi Indonesia, yang nantinya akan
terintegrasi dengan semua media sosial terkait.
Selca di sela-sela acara, hehehe |
Rapat berakhir pukul 11.00. kami
pun menikmati coffee break terakhir kami, dan larut dalam perbincangan mengenai
berbagai hal: tugas kuliah, praktikum, jadwal ujian, sampai jadwal liburan.
Dzuhur pun datang. Kami turun
menuju restoran untuk menikmati santap siang kami yang terakhir. Usai makan
siang dan menunaikan shalat Dzuhur, saya bergegas mengemasi barang-barang saya.
Saya pun mengitari kamar 703 yang telah saya tempati selama 2 hari ini.
Mengintip kamar mandinya, mengamati setiap perabotan di dalamnya, menghempaskan
diri di tempat tidur yang empuk, mengutak atik channel tv, membuka kulkas yang
tidak ada isinya, menatap cermin di atas meja, menekan tuts telepon kamar, lalu
menyibak korden jendela dan menatap pemandangan kolam renang di bawah sana.
Well, semuanya akan berakhir beberapa jam lagi. Berat rasanya berpisah dengan
momen-momen ini.
Saat itulah Kak Alfian masuk dan
merapikan barang-barangnya. Mereka ternyata masih akan melanjutkan rapat pukul
13.00. Saya pun kembali turun ke restoran menemui rekan-rekan yang lain. Karena
masih ada sisa madu dan susu kuda liar, saya pun mencari ‘pelanggan’ baru untuk
mencicipi ‘dagangan’ saya. Ternyata mereka rata-rata memang penasaran dengan
susu kuda liar. Setelah mencicipi, responnya beragam: ada yang bilang biasa
aja; ada yang langsung menutup mata karena rasanya yang unik; ada juga yang
minta nambah. Untuk menetralisir lidah mereka yang baru ‘tersengat’, saya
menyodorkan madu Sumbawa ke ‘pelanggan-pelanggan’ saya yang langsung disambut
gembira. Yah, madu Sumbawa memang penetralisir yang bagus untuk susu kuda liar.
Sembari menikmati sajian yang saya tawarkan, banyak yang menanyakan bagaimana
pengolahan madu dan susu kuda liar di Sumbawa. Jadi, kwartet produk yang kami
bawa—madu, susu kuda liar, permen susu, dan manjareal—mendapat sambutan positif
dari seluruh Indonesia. Alhamdulillah :)
Kak Tito (kanan, Sobi Medan) dan Bang Maikel (kiri, Sobi Papua) |
Pukul 14.00, seluruh peserta
kembali berkumpul di restoran, setelah sebelumnya mengumpulkan seluruh barang
bawaan di lobi hotel. Pada penutupan ini, Mas Fathii menyampaikan rasa terima
kasih karena seluruh pengurus sudah menyempatkan waktunya untuk berkumpul
kembali. Beliau berharap agar semua ilmu yang kami peroleh dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya dan mengedukasi orang lain. Suasana menjadi penuh rasa
haru dan sangat berat untuk berpisah. Saya menyalami rekan-rekan saya satu
persatu. Rekan-rekan yang sudah turut mengisi keriuhan dalam hidup saya selama
beberapa hari ini. Rasanya benar-benar sediiih… hiks.
Pukul 15.00, kami semua diantar
ke bandara Soekarno Hatta untuk kembali ke daerah kami masing-masing. Saya,
Rian, dan Kak Intan kembali bertemu dengan rombongan dari Medan, Papua,
Surabaya, Semarang, Jogjakarta, Makassar, dan Samarinda. Sempat berfoto-foto
sejenak, kami kemudian saling melambaikan salam perpisahan dan menuju ke tujuan masing-masing.
Foto dulu sebelum ninggalin hotel |
Foto perpisahan di bandara Soekarno-Hatta |
Pesawat kami akhirnya lepas
landas pukul 20.00, dan tiba di BIL pukul 23.00. Kami tiba di Mataram pukul
00.45 dan menginap di kontrakan Kak Intan di daerah Seruni.
Goodbye smile :') |
9 Mei 2014: Kembali ke Kehidupan
Semula
Pukul 07.15, saya dan Rian sudah
bersiap menuju ke pol travel. Kami mengucapkan terima kasih lalu berpamitan dengan
Kak Intan sebelum akhirnya taksi melaju meninggalkan Seruni. Yup, singkatnya,
perjalanan kami cukup lancar dan tiba di Sumbawa pukul 15.30.
Well Dreamers, itulah rangkaian
perjalanan saya selama mengikuti Engagement Program Sobat Bumi Indonesia 2014.
Banyak kenangan dan cerita yang saya bawa pulang, serta tentu saja oleh-oleh,
hehehe. Semoga ada kesempatan lagi untuk berkumpul bersama rekan-rekan Sobi
se-Indonesia, amiiin.
BONUS: BEST MOMENTS!!!
Selain momen kumpul-kumpulnya,
masih ada momen-momen spesial yang selalu saya ingat selama Engagement Program.
Momen-momen apa saja itu? Check list
out!!!
1. Momen-momen 'Apes'
Saya nggak tau
gimana harus mendeskripsikan momen ini. Kenyataannya, selama 4 hari
berkegiatan, selalu ada momen ‘Apes’ yang saya alami tiap harinya. Hari
Senin-Rabu, diare saya kumat lagi. Memang, beberapa hari sebelum berangkat,
saya sempat diare, dan hari Sabtu sudah berhenti. Namun, entah mengapa, diare
ini kembali kambuh di saat yang sangat tidak tepat. Gara-gara diare saya
kambuh, saya hampir ketinggalan bus saat akan meninggalkan Balongan, tidak
mengikuti presentasi PSDM sejak awal, dan tentu saja harus bolak-balik kamar
mandi berkali-kali.
Tidak sampai di
situ. Di hari Kamis, sebelum jalan-jalan pagi, saya dan Kak Alfian baru sadar
kalau kunci kamar kami hilang. Saya yang merasa bersalah—karena yang selalu
memegang kunci itu saya—akhirnya harus bolak-balik ke resepsionis mencari kunci
cadangan, dan baru bisa diambil pukul 13.00. Saya jadi merasa tidak enak sama
Kak Alfian karena kami jadi terlambat packing.
Nah, pada saat packing itulah, Kak Alfian menemukan kuncinya terselip di meja
kamar. Aaarrrrghhh…saya sampai teriak saking leganya.
Eits, momen
‘Apes’ belum berakhir. Di hari yang sama, saya yang niatnya ingin mem-back up
memori kamera di laptop-nya Mbak Sekar (Sobi Malang) malah harus kehilangan
semua data saya gara-gara salah paham. Saya minta datanya di-cut ke hard disk,
tapi Mbak Sekar malah men-delete karena dikira sudah tersimpan di hard disk
saya. Jadilah sesiangan itu saya sibuk mencari cara mengembalikan data-data
saya. Alhamdulillah berhasil, walaupun beberapa data kondisinya rusak.
Momen ‘Apes’ ini
setidaknya membawa hikmah tersendiri bagi saya, bahwa apa pun kesulitan yang
kita hadapi, kita harus tetap tenang dan fokus menyelesaikannya satu persatu.
Hitung-hitung latihan mental juga, hehehe.
2. Nggak selera makan
2. Nggak selera makan
Entah ada
pengaruhnya dengan momen ‘Apes’ atau tidak, selama kegiatan ini, selera makan
saya menurun drastis. Padahal semua makanan yang disajikan udah kelas ‘Pertamax
Plus’ deh buat mahasiswa, tapi nafsu makan saya tidak merasa tersentuh.
Puncaknya pada sesi sarapan di Indramayu. Saya pilih sarapan roti karena udah
merasa nggak kuat lagi makan nasi! Apalagi kalau saya melihat teman-teman yang
makan dengan porsi jumbo, beeuuuhh… selera makan saya langsung menguap! Jadi,
saat teman-teman saya pulang dengan kenaikan berat badan beberapa kilo, saya
malah yang turun sendiri, huhuhu.
3. Ketemu Kakak
Saya berterima
kasih pada Pertamina dan PF yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, karena
saya bisa bertemu dengan Kakak saya di Jakarta—modusnya nitip laptop buat
di-servis, hehehe. Kami sempat bertemu dua kali, yakni Senin malam dan Kamis
pagi saat akan jalan-jalan. Bagi saya ini kesempatan yang sangat berharga,
karena kemungkinan kakak saya tidak akan pulang ke Sumbawa pada Lebaran tahun
ini. Alhamdulillah, ia baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan
perbankan di Jakarta, jadi waktunya mungkin akan cukup banyak tersita di
masa-masa awal bekerja. Congrats, big brother!
4. Duo ‘Fahmi’ Dikerjain
Sebenarnya sih
bukan dikerjain yang macam-macam, cuma beberapa kali ada teman-teman Sobi yang
keceplosan memanggil nama kami. Karena sama-sama merasa dipanggil, maka setiap
ada yang memanggil nama ‘Fahmi’, maka secara otomatis akan ada 2 kepala yang
menyahut. Dan setelah itu, akan ada beberapa teman yang tertawa jail.
Oke deh, itu dia
momen-momen berkesan yang saya alami. Sampai jumpa di petualangan berikutnya
yaa! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar