Dear Dreamers!
Wah, perjalalan kita udah semakin
seru aja, nih! Oke deh, mari kita lanjutkan petualangan kita!
7 Mei 2014: Perjalanan
Dilanjutkan!
Pukul 05.30 saya sudah berkemas
dengan rapi dan membawa barang saya menuju restoran. Yup, pagi ini kami harus
check out dan meneruskan perjalanan kami.
Restoran masih sangat sepi saat
saya membuka pintu dan melangkah menuju meja prasmanan. Hanya ada Mas Fathii
(Pertamina Foundation), Mbak Mellinda (Sobi Surabaya), dan Mbak Mega (Sobi
Bogor) yang merupakan teman sekamar. Menu sarapan hari ini cukup beragam. Ada
nasi goreng, nasi putih, berbagai macam lauk, omelet, dan roti tawar. Saya
memilih roti tawar dengan selai cokelat serta secangkir teh hangat untuk
sarapan hari ini. Sambil mengoles selai di atas roti, rekan-rekan Sobi yang
lain mulai berdatangan, termasuk Kak Alfian teman sekamar saya.
Pukul 07.00 kami check out dari penginapan. Sebelum meluncur ke tujuan berikutnya, kami menyempatkan diri bergaya di depan kamera. Bus pun meluncur meninggalkan penginapan.
Tujuan kami yang pertama adalah
unit usaha binaan Pertamina di Indramayu. Jadi, sebagai bentuk kontribusi
Pertamina bagi kesejahteraan masyarakat, CSR Pertamina mengadakan program
binaan kepada masyarakat dengan membantu mereka dalam mengembangkan usahanya.
Dalam program ini, Pertamina bekerja sama dengan mahasiswa dari Institut
Pertanian Bogor.
Pukul 08.00, kami tiba di usaha
peternakan bebek di Kampung Arab. Usaha peternakan ini telah berjalan sejak
November 2013 dengan modal awal 10 ekor induk. Kini, peternakan telah memiliki
99 ekor bebek. Diakui pemilik peternakan, sejak merintis usaha ini, beliau
menjadi lebih tekun dalam mengelola modal yang dimilikinya agar bisa menghasilkan
keuntungan maksimal. Tantangan terberat adalah bagaimana menjaga bebek-bebek
ini dari serangan predator. Untuk menyiasatinya, dipasanglah sejumlah jebakan
bagi predator—biasanya Musang. Metode ini berhasil menjerat sejumlah Musang
yang hendak memangsa bebek.
Setelah berkunjung ke peternakan
bebek, kami berkunjung sentra pembuatan terasi, tak jauh dari kampung Arab.
Aroma khas terasi udang memenuhi penciuman kami ketika masuk ke area pembuatan.
Saya sempat melihat proses pengemasan terasi, bentuknya seperti dodol. Pemilik
usaha mengaku, sejak mendapat binaan dari Pertamina, usaha beliau menjadi lebih
berkembang. Beliau menjadi lebih paham bagaimana mengelola keuangan dan
memasarkan produk ke area yang lebih luas. Saat ini, terasi bikinan Kelompok Usaha
Tiga Putra ini telah merambah kawasan sekitar Indramayu, bahkan hingga luar
Jawa.
Waktu telah menunjukkan pukul
09.00. Perjalanan kami lanjutkan ke sentra oleh-oleh khas Indramayu Kelompok
UMKM ‘Patra Pamula’. Pemilik dan beberapa staf menyambut kami dengan ramah.
Sayangnya, saya tidak sempat menyimak dengan jelas penuturan beliau karena toko oleh-olehnya tidak terlalu besar, sedangkan kami datang dengan rombongan yang
cukup besar. Saya melihat produk-produk yang dijual di etalase, antara lain
bawang goreng, kerupuk udang, kerupuk bonggol pisang, kue kembang goyang, kue
kembang kelapa, kue kaktus, keripik pisang, sirup mangga, dan rengginang. Lalu
seperti biasa, aksi foto-foto meramaikan suasana pagi itu. Setelah agak sepi,
saya pun menyempatkan diri melihat-lihat isi toko. Memang tempatnya tidak
terlalu besar, namun dari tempat kecil ini berkembang sebuah usaha yang telah
menjadi tulang punggung bagi masyarakat di sekitarnya. Saya pun menyempatkan
diri berfoto dengan ibu-ibu pemilik usaha. Yang membuat saya terkejut, ternyata
toko oleh-oleh ini memberikan kami souvenir berupa 1 dus oleh-oleh khas
Indramayu kepada seluruh peserta. 1 dus 1 orang! Terang saja kami girang bukan
kepalang, karena kami tidak perlu lagi mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Perjalanan kami lanjutkan. Kali
ini kami berkunjung ke Wilayah Operasi Hulu/Pertamina EP Asset 3 Jatibarang
Field, Cirebon. Kami mendapat pemaparan materi seputar aktivitas di Jatibarang
field. Di sini terdapat sumur minyak yang hasilnya akan didistribusikan ke RU
VI Balongan. Saat ini, cadangan minyak di Jatibarang sudah hampir habis,
sehingga aktivitas saat ini tinggal mengoptimalisasi cadangan minyak yang
tersisa. Cukup banyak hal-hal teknis yang dijelaskan, misalnya jenis minyak
yang dihasilkan, alur distribusi minyak, serta daerah pengoperasian. Kunjungan
kami teruskan langsung ke area sumur minyak. Di sini, kami mendapat penjelasan
seputar kegiatan yang berlangsung di sumur minyak.
Pukul 12.00, kami mengakhiri
kegiatan kunjungan dan menikmati santap siang. Pukul 12.30, kami bersiap
kembali ke Jakarta. Namun sebelumnya, kami singgah dulu di Masjid Islamic
Center Kota Cirebon untuk menunaikan shalat Dzuhur. Setelah itu, kami bergegas
menuju ke stasiun KA Cirebon. Lagi, sesi foto-foto mengisi waktu kami yang masih
30 menit menjelang keberangkatan ke Jakarta. Pukul 15.00 kereta Argojati
berangkat menuju Jakarta.
Pengurus Sobi Bali-Nusra |
Foto Departemen PSDM |
Perjalanan kami diisi dengan
perbincangan ringan, sesi foto-foto, serta kembali berbagi oleh-oleh. Kali ini,
giliran saya beraksi mengambil Manjareal dan permen susu lalu menyebarkannya ke
seluruh teman-teman di gerbong kereta. Alhamdulillah, ‘dagangan’ saya ‘laku’
terjual, hehehe. Banyak yang menanyakan tentang oleh-oleh yang saya bawakan,
terutama manjareal yang baru pertama kali saya bawakan. Rata-rata merasa unik
dengan bentuknya yang khas, ada juga yang kebingungan cara memakannya. Bahkan
Kak Arif (Sobi Samarinda), teman duduk saya selama perjalanan pulang sampai
ketagihan dengan manjareal karena rasanya yang khas.
Pukul 19.00, kami tiba di stasiun
Gambir. Selanjutnya, kami diantar bus kembali ke Pertamina Simprug Residence.
Kami menikmati makan malam dulu sebelum kembali ke kamar masing-masing. Usai
membereskan barang di kamar, saya mengundang beberapa teman ke kamar saya untuk
minum susu kuda liar dan mencicipi madu Sumbawa. Awalnya, teman-teman saya agak
ragu-ragu mencicipinya. Setelah mencicipi sedikit, ekspresi teman-teman saya
benar-benar lucu karena rasa susu kuda liar memang unik. Untuk menetralisir
rasa susu, saya menyodorkan madu yang saya bawa. Nah, kalau yang ini semua
merasa gembira.
Kami lalu menghabiskan waktu
dengan bercengkerama sambil menyaksikan acara tv. Sambil bercengkerama, saya
menjelaskan tentang susu kuda liar dan madu Sumbawa yang memang menarik
perhatian teman-teman saya. Ternyata banyak dari mereka yang salah mengartikan
kata ‘liar’ dari produk ini. Mereka mengira kuda yang diambil susunya itu kuda
yg hidup di hutan liar. Padahal, makna ‘liar’ di sini artinya kuda-kuda
tersebut dilepaskan di padang rumput untuk mecari makan sendiri, agak berbeda
dengan kuda kebanyakan yang biasanya diberi makan di kandang.
Ki-ka: Kak Aga (Riau), Kak Alvin (Bandung), dan Kak Arif (Samarinda)
lagi nyicipin susu kuda liar
|
Pukul 21.00, saya mengakhiri
aktivitas hari ini. Memang sangat padat dan melelahkan, namun saya sangat
menikmati rangkaian kegiatan hari ini. Hmmm… saya menerawang menatap langir-langit
kamar. Ini adalah malam terakhir kebersamaan kami di Jakarta. Sebersit
kesedihan hinggap di hati saya. Waktu berpisah sebentar lagi…
Well, besok adalah hari terakhir kami di
Jakarta. Seperti apa keseruannya? Ikuti postingan berikutnya yaaa!!! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar