Link

Rabu, 18 November 2015

Perpisahan


Sabtu, 14 November 2015

Hari ini menjadi hari yang paling mengharukan bagi saya dan mungkin juga Indah serta orang-orang di sekitar kami. Lembaran baru dari salah satu cerita kehidupan saya dan Indah akan dibuka, kemudian mulai ditulis. Cerita mengenai dua orang anak manusia yang akan menjajaki mimpi-mimpinya, mengikuti alur yang telah dituliskan oleh Sang Illahi Rabbi berjuta-juta tahun lalu.

Packing! Yap, ini saatnya mengemas barang. Koper dengan ukuran besar sudah siap untuk diisi. Satu persatu barang bawaan dikemas sedemikian rupa agar semuanya dapat masuk dan tidak tertinggal. Dimulai dari beras, cumi-cumi kering, daging kering, kerupuk, permen dan manisan, sabun cuci, baju dingin, jaket, sandal, sepatu, keperluan mandi, dll. Satu per satu masuk menempati ruang-ruang koper yang tadinya longgar menjadi sesak. Wah, kayaknya saya niat banget pindah ya! Hehehe :D #gak sekalian bawa kosannya Cin? *eh.

Barang Bawaan Saya :D


3 bulan di Jepang bukan waktu yang singkat Dreamers. Jepang negara yang jauh juga dari Indonesia, suasananya juga berbeda, apalagi mayoritas penduduk negara tersebut bukan muslim seperti Indonesia. Pasti akan sedikit kesusahan mendapatkan makanan halal. Jadinya saya membawa beberapa keperluan untuk stok makanan selama beberapa hari sambil beradaptasi dengan negara tersebut. Untuk berjaga-jaga dan juga untuk berhemat di negara orang.

Jenis barang bawaan saya juga tidak jauh berbeda dengan Indah. Ternyata dia juga membawa hal yang hampir serupa. Bumbu nasi goreng, mie instan, beras, masin (sambal udang fermentasi khas dari Sumbawa), penyedap (masak), abon ayam, madu, dll. *Indah juga niat pindah sekaligus piknik ding di Negeri Sakura* Hehehe :D #mahasiswawajibngirit.

Sekitar pukul 20 .00 WITA saya meninggalkan kos menuju pool travel Sumbawa Utama. Sebelumnya saya berpamitan dulu kepada tetangga saya di kos. Setelah itu saya diantar oleh Bapak menuju pool travel, setelah itu baru kemudian Bapak menjemput Mama dan Nenek yang datang dari kampung ke Sumbawa untuk mengantarkan saya.
Suasana di Pool Travel Sumbawa Utama (Ramaiinyaaa)
Seperti Suasana Rombongan Haji

Suasana di pool travel sudah mulai ramai. Di sana sudah terlihat Fajri (teman kelas saya dan Indah) dan Kak Adot (Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian)- mereka berdua akan berlaga pada POMNAS di Aceh. Ternyata bukan hanya kami berempat  (Cindy, Indah, Fajri dan Kak Adot) saja yang akan berangkat malam ini, ada juga mahasiswa dan Bapak Dosen dari Program Studi Akuntansi Universitas Teknologi Sumbawa lainnya yang akan bertolak ke Malang untuk mengikuti olimpiade akuntansi. Yah, Alhamdulillah, bulan ini Kampus Elang Universitas Teknologi Sumbawa mulai mengepakkan sayapnya semakin lebar baik di tingkat nasional hingga internasional. Lebih lengkapnya kunjungi link berikut ya Dreamers.

www.samawarea.com/2015/11/luar-biasa-bulan-ini-puluhan-mahasiswa-uts-tembus-nasional-dan-internasional/

Perpisahan Termanis
Satu persatu teman-teman kami mulai berdatangan ke pool travel. Bapak, Mama, Adik, Nenek dan Paman saya juga sudah tiba. Begitu pula dengan Indah, keluarganya sudah bertangan dan mulai memenuhi pool travel Sumbawa Utama. Teman-teman kami juga sudah datang dan semakin memadati pool travel tersebut. Kehadiran adik-adik tingkat kami yang beberapa merupakan mahasiswa rantau juga semakin membuat suasana ribut tidak terkendali, hehehe: D Kehadiran Bapak Ibu Dosen kami juga turut melengkapi suasana haru keberangkatan kami malam itu.
Menit-menit berharga yang tersisa tersebut berusaha saya manfaatkan sebaik mungkin. Mereka semua adalah orang penting dalam hidup saya. Teman-teman kelas saya dan Indah, adik-adik tingkat kami, Bapak Ibu Dosen kami, Keluarga Besar Fakultas Teknobiologi UTS (FTB-UTS), Keluarga Besar Universitas Teknologi Sumbawa, semuanya, mereka semua adalah keluarga kedua yang telah Allah anugerahi kepada saya dan Indah.
*Baper*
We will miss all of you so bad!


Bersama Bapak dan Ibu Dosen FTB-UTS, Teman-teman kelas dan adik tingkat



Menit-menit berharga itu pula yang saya gunakan untuk meminta restu kepada dua orang pahlawan terhebat dalam hidup saya. Kedua orang tua saya dan juga keluarga saya. Mungkin selama ini saya belum mampu memberikan kebahagian yang seharusnya kepada kedua orang tua saya.

Saya menyadari, bahwa seorang Cindy Suci Ananda selama 19 tahun ini masih menjadi anak manja dan masih kerap merepotkan dua orang  tersebut. Mama dan Bapak, wajah mereka selalu berusaha tegar, selalu berusaha tersenyum di hadapan anaknya ini. Selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk saya dan Cikal- adik saya satu-satunya- padahal raut wajah mereka terlihat sangat lelah dan teramat sangat letih.
Allahu akbar! Betapa Maha Baiknya Allah telah memberikan kepada saya kedua orang tua yang begitu menyayangi anaknya sepenuh hati. Semoga Allah selalu melindungi kalian berdua Mama dan Bapak, melimpahkan keberkahan di setiap langkah kalian. Maafkan anak manja mu ini yang masih selalu merepotkan Mama dan Bapak! Semoga Allah mengizinkan kita bertemu lagi untuk membahagiakan kalian berdua.

“I can’t hold my tears for not falling anymore while I write this essay, I do love all of you”
Teman-teman yang mengantar kami

*Dreamers yang mungkin saat ini sedang membaca tulisan saya ini, selepas ini segera temui kedua orang tua kalian, atau telepon mereka, peluk mereka, cium mereka, mohon maaflah kepada mereka, selipkan mereka dalam setiap do’a kalian, semoga Allah berkenan memberikan kita kesempatan bertemu dengan mereka kembali* Aamiin allahumma aamiin.

Passport Ketinggalan!
Setelah berpamitan dengan semua orang malam itu pukul 21.00 WITA travel kami pun tancap gas meninggalkan Kota Sumbawa. Perasaan haru masih menyelimuti saya dan Indah. Kami belum sempat berpamitan dengan semua teman-teman kami, bahkan ada beberapa teman kelas dan adik tingkat kami yang datang terlambat ke pool travel dan tidak sempat bertemu dengan kami. Begitu pula dengan Pak Alidi- Kepala Program Studi Teknobiologi, kami tidak bisa bertemu dan hanya berpamitan melaui telepon.
Sedih sekali tidak bisa bertemu dengan mereka semua. Saya dan Indah sangat berterimakasih banyak sudah bersedia meluangkan waktunya untuk kami berdua.

Doomo arigato gozaimasu minna san ^_^

Di tengah keharuan tersebut, Fajri dan Kak Adot membuka percakapan. Entah bagaimana tiba-tiba terlintas pembicaraan menuju ke Singapore #karena dekat mungkin ya?# :D Ide tersebut akhirnya beralih ke pembicaraan mengenai passport dan visa, dan saat itulah Indah menyadari sesuatu hal yang amat teramat sangat penting telah dia lupakan.

“Passport! Astagfirullah, aku lupa bawa passportku”! spontan Indah teringat.

Aduh Indah cantik, bagaimana mungkin kamu bisa melupakan hal penting tersebut!

Sementara itu bus travel yang kami tumpangi terus melaju mulai meninggalkan Kota Sumbawa. Kami berempat seketika panik. Passport adalah salah satu nyawa kita jika ingin ke luar negeri.

Kami meminta kepada bapak sopir untuk menurunkan kecepatan bus, sementara Indah segera menelpon mamanya. Untunglah sopir travel berbaik hati untuk pelan dan bersedia berhenti di pinggir jalan. Kami berhenti cukup lama, namun semua kepanikan reda saat Indah sudah memegang passportnya.

 Alhamdulillah! Kami melanjutkan perjalanan selama 7 jam menuju Kota Mataram dan kemudian esoknya terbang menuju Jakarta menggunakan jasa pesawat Batik Air.

Dreamers, sekian dulu ya cerita dari kami berdua, semoga teman-teman selalu dalam keadaan sehat.  Sampai jumpa di episode kehidupan kami yang berikutnya.

Greeting from Ho Chi Minh International Airport to all of you!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar