Link

Selasa, 24 November 2015

Hijabers Traveler: Touchdown Vietnam

Vietnam, 18 November 2015

Assalamualaikum Wr. Wb. sebelumnya saya dan Cindy mohon maaf readers, karena kelamaan nge-update. hehe

Oke. Alhamdulillah, akhirnya saya dan Cindy sampai di Vietnam, tepatnya kota Ho Chi Min dengan rasa lapar yang dalam. Hehehe. Sayangnya di dalam hotel yang kami tempati hanya tersedia minuman-minuman kaleng. Kamipun berencana untuk mengeksplor Vietnam sebagian kecil, yaitu di sekitar hotel. Hehehe.

Rencana Awal: Mandi

Yah. Mandi. Ini adalah hal yang paing kami dambakan saat ini. Yaiyalah, dari kemarin kan gak mandi :D. Hotel ini menyediakan fasilitas yang cukup memuaskan. Bisa dibilang sedikit mewah, tapi gak mewah-mewah banget sih, hehe. Ingin sekali kami saya berlama-lama di kamar mandi. Tetapi apa daya, alaram yang bersemayam di perut saya sudah semakin melengking bunyinya.

Pertemuan yang Tak Terduga, Tapi Membawa Berkah, Hehe.

Seusai mandi, saya dan Cindy bersiap untuk mengelilingi sekitar hotel Thu Ha untuk mencari sarapan, tentunya dengan menu yang dihalalkan untuk muslim seperti kami. Saat membuka pintu, Cindy bertemu dengan 3 orang penghuni kamar sebelah yang berasal dari Korea. Spontan Cindy mengucap salam dalam bahasa Korea – yang sering di ucapkan dalam drama – kepada para ahjussi tersebut (ahjussi = paman). Merekapun kaget mendengan sapaan Cindy. Hahah. Mereka gak tau kalau kite Korean lovers :D. Dan percakapan kecil di pagi haripun dimulai.

Melihat kami berdua mengenakan hijab, merekapun balik menyalami kami dengan mengucap Assalamualaikum. Waw… ahjussi kece nih :D. Setelah beberapa menit berlalu, kamipun pamit dengan alas an ingin mencari makan. Dann… jreng-jreng,… mereka mengajak kami untuk mencari makan bersama. Dan akhirnya percakapan ini berakhir pada sebuah acara “Makan Bareng Ahjussi-Ahjussi Kece”. Hahahah :D

Pengenalan Tokoh
dari yang bertopi: Mr. Lee, Mr, Shin, Mr. Park
Mereka adalah Mr. Park, Mr. Lee dan Mr. Shin. Wah, namanya mirip-mirip nama artis Korea euy. Kami diajak ke sebuah rumah makan korea di dalam perkampungan di depan hotel Thu Ha. Tempat ini sangat sepi, mengingat hanya kami berlima pengunjungnya. Saat buku menu dibagikan, saya dan Cindy saling melirik dan tersenyum. Krikk kriikk… harganya subhanallah. Mahal bingo..! sedangkan uang dalam mata uang VND (Vietnam Dong) yang kami bawa tidak seberapa, hanya 1.000.000an VND. Itupun akan kami gunakan untuk membayar hotel +/- 500.000 VND, taksi dan sebagainya. Dan uang itu pula yang akan kami gunakan saat kami hendak transit lagi di Vietnam tahun depan.

Akhirnya dengan rasa panik + pasrah, saya mengatakan pada ajhussi-ahjussi tadi bahwa kami tidak punya uang banyak untuk membeli makanan yang ada disini. Dan sesuai pemikiran saya, hahahah.. kamipun di traktir. Uyeee.. akhirnya rencana suksess (senyum licik). Inilah yang disebut “kejujuran membawa berkah”. Hahahaha

Mr. Shin adalah penduduk asli kota Seoul yang sering kami lihat di dalam drama. Hehe. Untunglah beliau paham bahwa kami berdua adalah seorang muslim dan tidak memakan makanan-makanan yang biasa mereka konsumsi. Mereka memesan satu porsi sop daging yang mirip seperti sop kondro di Indonesia untuk kami. Awalnya saya sedikit panik melihat banyaknya daging yang tersedia didalam mangkuk tersebut. Alhamdulillah ternyata itu adalah daging sapi. Tapi ya tetap aja sih, rasanya gimanaaaa gituu.. yah, apa boleh buat. Untungnya mereka juga memesan beberapa masakan khas korea yang berbahan dasar sayur dan ikan. Tapi dari sekian banyak menu yang tersedia, hanya kimci yang saya ingat namanya. Hehehe, maklum sering muncul di drama korea gitu. Dan parahnya, mereka juga memesan arak beras. Oh noooooooooo! Dan dengan hati gembira nan riang, mereka menuangkan semangkuk untuk kami. Kami mencoba menolak keinginan ahjussi-ahjussi tersebut dengan ramah. Tetapi yang terjadi, mereka malah memaksa sambil mengambil sendok untuk menyuapi kami. Saya dan Cindy sudah panic setengah mati. Kami telah mengambil aba-aba untuk lari secepat mungkin jikalau sesuatu yang buruk terjadi. Kami menolak dua sampai tiga kali tawaran mereka. Dan mereka malah menawarkan berkali-kali. Mereka sedikit memaksa kami untuk mencoba, walaupun hanya sedikit. Tapi kami tidak mau kalah. Kamipun ngotot untuk menolak. Dan mereka pun menyerah. Alhamdulillah. Yess!!! Hahhaaha.

Detik-detik menegangkan dimulai..

Kami mulai mencicipi satu demi satu makanan yang terhidang di meja. Saya pun melirik kea rah Cindy. Hahahha. Wajahnya telah berubah, seakan menentang dengan keras semua makanan tersebut. Cindy memang cukup sensitive dengan beberapa makanan asing. Tidak seperti saya yang selalu ingin tahu bagaimana rasa dari makanan-makanan tersebut. Dan pada akhirnya saya akan mengucapkan Alhamdulillah jika rasanya enak, kemudian astagfirullah jika rasanya tidak seperti yang dibayangkan. Hehehe.. namanya juga cari pengalaman :D. Rasanya aneh! Tapi tidak membuat saya berhenti. Hehe. Aneh yang positif lah :D. Ada beberapa menu yang berbahan dasar sayuran mentah yang dibuat seperti salad, dengan taburan wijen, bubuk cabai dan minyak yang entah minyak apa. Tapi rasanya lumayan bias saya terima. Hehe. Entah karena saya memang suka, atau saya kelaparan :D.
Beberapa hidangan ala Korea
Dan akhirnya ritual mengerikan ini berakhir. Alhamdulillah.. bagaimana tidak, saya dan Cindy merasa kikuk berada diantara mereka. Mereka berbicara dan tertawa dengan keras, dengan bahasa yang tidak kami mengerti. Akhirnya kejahilan saya muncul. Haha. Saya menggunakan wi-fi yang tersedia di rumah makan ini untuk mengirim pesan suara kepada keluarga dan kerabat di Sumbawa, dengan bahasa Sumbawa tentunya. Sontak mereka terdiam mendengar saya bicara. Hahaha, good job Indah :D. Tetapi respon yang saya terima malah membuat saya menggaruk kepala yang tidak gatal. Ah, mereka malah menggoda saya dengan mengatakan “is that your boyfriend?”. Tangan saya belum selesai menggaruk, mereka malah menjawab sendiri pertanyaannya. “Yeah, that is your boyfriend”. Gubrakk.. ini ahjussi apaan sih? Dengan malas, saya membantah pertanyaan dan jawaban mereka. Saya pun menjelaskan bahwa itu adalah keluarga saya. Sontak saya terkejut ketika Mr. Park yang duduk tepat di depan saya memegang tangan saya untuk melihat cincin yang terpasang di jari manis saya. Mr. Park pun bertanay “are you married?”. Whattt????? “No, I’m not. I bought it”. Ah, pengen di timpuk ni orang. Dan mereka pun tertawa dengan riang. Iiii.. nda leng idung mata. (ayoo belajar bahasa Sumbawa biar tahu artinya :D). Kemudian saya dan Cindy pamit untuk meninggalkan tempat lebih dulu. Biasa, SMP – Selesai Makan Pulang. Hahaha.

Kota Ho Chi Min, Vietnam
Kami mencoba untuk berkeiling sebentar dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari hotel. Tempat ini tidak jauh berbeda dengan Jakarta. Bangunan-bangunan megah disepanjang jalan, taman, serta banyaknya kendaraan yang lalu-lalang melintasi jalan. Untungnya kota ini tidak macet. Hehehe. Hampir setiap bangunan di kota ini memiliki petugas keamanan. Dan semua petugas yang kami temui menggunakan satu jenis seragam yang sama. Wah, kompak euy. Setelah lelah, kami pun kembali ke hotel. Kami memperpanjang waktu menginap selama 3 jam. Karena pesawat kami akan terbang dini hari, dan mengingat jam masih menunjukkan pukul sebelas pagi, sayang sekali rasanya jika harus berdiam diri di bandara. Dan kami pun menambah biaya penginapan sebesar 200.000 VND. Kami memanfaatkan watu tesebut untuk tidur semaksimal mungkin. Hehhehe. Dan tibalah saat dimana kami harus keluar dari tempat ini. Saat transaksi dimulai, pegawai hotel tersebut menunjukkan jumlah yang harus kami bayar. Ternyata kami harus menambah 5000 VND untuk membayar beberapa minuman yang telah kami habiskan di kamar. Ah, kirain gratis.

Setelah semua berkahir, kami melaju ke bandara menggunakan taksi seharga 40.000 VND. Tidak ada perasaan lain yang bisa sya ungkapkan selain rasa bosan yang sangat amat besar. Ah, saya pun menghabiskan waktu untuk tidur dikursi yang dekat dengan gate yang tertera di tiket kami. Sampai akhirnya jadwal kami pun tiba, tepat pukul 00.10 dini hari. Alhamdulillah. Kami pun bersiap untuk terbang ke negara tujuan kami, Jepang.


Alhamduillah. Inilah kisah singkat kami selama di Vietnam. Semoga bermanfaat ya. Wassalamualaikum Wr. Wb. J

1 komentar:

  1. Yaaaa! Jeongmal haengbokhagesseo! >.<
    Asik banget ketemu sama para ahjussi T_T
    Gitu deh, maklum minum arak di Korea udah semacam budaya, jadi harus baik-baiiiiiik banget ngomongnya biar dia ndak tersinggung :D

    BalasHapus