Dear Dreamers,
Seminggu ini adalah seminggu yang sangat melelahkan. Mungkin
hanya perasaan saya atau memang mood saya yang sedang tidak baik. Rasanya saya
bisa meledak kapan saja, hahaha :D
Sepulang kuliah, saya membuka sebuah buku dan menemukan kata
bijak berikut :
“Kalau kalian mencari segala hal yang aman dalam hidup ini,
itu sama saja kalian telah memutuskan untuk tidak berkembang”-Shirley
Hufstedler.
Saya terdiam sejenak. Sejujurnya jika mengikuti kehendak
diri saya yang ‘egois’, saya sangat mendambakan kehidupan yang ‘aman’. Tidak
ada bahaya, tidak ada kegagalan, tidak ada yang namanya kurang tidur, sakit
punggung karena banyak bekerja, bebas menonton tayangan tv kesukaan setiap
waktu, dan bebagai imajinasi lainnya tentang hidup yang ‘aman’.
Tapi apa yang terjadi dalam hidup saya??? Gagal berkali-kali,
kurang tidur, pulang ke rumah sekedar untuk makan, mandi, dan istirahat.
Hari-hari saya dipenuhi setumpuk tugas dan deadline dari berbagai sudut dan
arah (numpang curhat, hehehe).
Kadang-kadang saya sampai pusing juga sih, bingung dengan
ritme kehidupan saya yang jauh dari kata normal. Seringkali saya bertanya pada
diri sendiri, “Ngapain sih elu susah-susah kayak gini???”. Pada kenyataannya
kehidupan saya jauh dari kata ‘aman’.
Tapi sebuah pertanyaan pun muncul dari sisi hati saya yang
lain, “Kalaupun ini sulit, berat, trus ngapain dilanjutin??”
Saya kembali tertegun. Bukankah segala kesulitan itu yang
membuat hidup kita semakin ‘hidup’? bukankah kegagalan akan membuat kita
belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama? Bukankah kesibukan membuat
kita semakin menghargai waktu? Bukankah kerja keras akan membuat kita menjadi
sosok yang tangguh?
Shirley Hufstedler
Terkadang kita terlalu sibuk mengeluh dengan beratnya
masalah yang kita hadapi, atau banyaknya tuntutan yang diberikan pada kita
(terutama saya). Tetapi seperti kata Shirley Hufstaedler di atas, bahwa ketika
memilih untuk hidup ‘aman’, maka kita tidak akan berkembang. Kenapa? Karena
tidak ada lagi tantangan yang harus kita selesaikan dalam hidup, maka kapasitas
kita akan segitu-segitu saja. Namun ketika kita dijejali dengan berbagai
kesibukan, mendapat bermacam tuntutan dan ekspektasi, sebenarnya secara tidak
langsung kita sedang mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih
‘kaya’.
Capek? Tentu. Itu sudah menjadi harga yang tidak bisa
ditawar. Namun saya hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan tangguh
untuk menghadapi masa depan yang tentu sangat ‘kejam’ pada orang-orang yang
tidak siap tempur. Karena itulah, ketika suatu tantangan tiba di hadapan kita,
maka yang perlu kita siapkan hanyalah ‘berani untuk mencoba’ menyelesaikan
tantangan tersebut semaksimal yang kita bisa.
Termasuk ketika mengikuti seleksi untuk magang ke Jepang.
Mengikuti seleksi yang ketat ditambah dengan padatnya aktivitas perkuliahan
bukanlah hal yang mudah untuk saya. Namun, dengan berani mencoba, setidaknya
saya jadi tau di mana batas kemampuan saya saat ini dan bagaimana
meningkatkannya agar saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari diri saya
sebelumnya.
Saya hanya ingin mencoba setiap tantangan yang saya hadapi. Meskipun saya tahu tidak ada tantangan yang mudah untuk dihadapi, saya yakin
bahwa tidak ada tantangan yang bisa menghentikan langkah saya, selama saya mau belajar dan tidak menyerah.
“Just try to face the challenges, then you will be
stronger...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar