Dear
Dreamers,
Semoga
kalian sudah membaca postingan saya yang pertama. Postingan kedua ini masih ada
kaitannya dengan postingan saya sebelumnya.
Sehari setelah
pengumuman menggembirakan itu, dua buah email muncul di inbox saya, dari Pak
Arief. Email pertama tentang rincian biaya yang harus dipersiapkan untuk
keberangkatan ke Jepang. Sedangkan email kedua tentang publikasi yang perlu
saya lakukan selama mempersiapkan diri menuju ke sana (untuk itulah blog ini
dimuat J
) agar dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
Mungkin kalau untuk
menjadi ‘inspirasi’ saya masih harus banyak-banyak mencari pengalaman hidup
kali ya, hehehe. Saya merasa masih harus banyak belajar juga dari orang lain,
dari lingkungan di sekitar saya. Namun saya berharap kehadiran blog ini bisa
menjadi mediator bagi saya untuk membagi semangat dan energi positif kepada
orang lain, setidaknya dari apa yang telah saya alami dapat menjadi
pembelajaran bagi orang lain.
Anyway,
ada sepenggal paragraf yang bikin saya merinding dari email Pak Arief.
“Oh ya
NIMS, National Institute of Materials Science adalah lembaga riset Pemerintah
Jepang dengan penghasilan terbesar di Jepang, jadi ini lembaga yg sangat elit
mendukung industri Jepang. Seperti MIT nya Jepang, atau Fraunhofer kalau
Jerman, di Jepang. Mereka dapat uang dari paten-paten yg dipakai industri
Jepang, terbesar adalah bahan material untuk pesawat terbang. Orang luar tidak
bisa kerja di sana kecuali dengan program magang resmi seperti ini. Semoga
tambah semangat.”
NIMS
Jadi,
ini adalah kesempatan emas yang tidak bisa disia-siakan. Kalau bahasanya
Indonesian Idol : It is a Golden
Ticket!!!. Tidak semua orang bisa dapat Golden Ticket, maka saya harus
menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
How do I feel? Rasanya seperti mendapat durian runtuh (meskipun saya
tidak pernah berharap mendapat durian runtuh dalam arti sebenarnya). Sangat
senang, tapi sekaligus khawatir. Khawatir kalau nanti saya tidak bisa
menjalankan tugas ini dengan baik, maka pengajuan aplikasi bagi mahasiswa FTB
untuk tahun-tahun mendatang akan lebih sulit. Dengan kata lain, the future of
the faculty depends on me.
Namun demikian, saya tetap optimis dapat memberikan hasil yang maksimal
nantinya. Sebuah pelajaran berharga saya dapatkan dari seseorang yang berujar :
orang yang sukses adalah orang yang
selalu siap dengan setiap kesempatan yang ada. Jadi tidak ada pilihan lain
selain selalu siap dan percaya pada kemampuan sendiri. Inilah yang harus selalu
kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar