Dear Dreamers,
Kamis, 27 Maret 2014 menjadi hari
yang sangat bersejarah untuk saya. Saya sampai bingung nih mau nulis apa,
hehehe. Kalo diingat-ingat rasanya masih nggak percaya, cuma bisa tertegun, speechless. Baiklah, mari kita flashback sejenak. Semoga kebahagiaan
saya juga bisa menjadi kebahagiaan Dreamers di sini J.
Sore itu, saya diberitahu Bu Dwi
(Kepala Program Studi Bioteknologi UTS) kalau saya dan bapak saya diundang Pak
Arief (Dekan Fakultas Teknobiologi UTS) untuk skype-an di mess dosen
Panto Daeng karena beliau sedang berada di Jepang. Saya sudah menduga dari awal
kalau ini ada hubungannya dengan aplikasi magang riset saya, tapi saya tidak
punya prasangka apa-apa tentang isi pembicaraan yang akan disampaikan.
Malam harinya, saya dan Bapak
tiba di mess dosen pukul 19.30 Wita disambut Bu Dwi dan Bu Maya (Sekretaris
Program Studi Bioteknologi). Kami sempat berbincang-bincang sejenak sembari
menunggu Pak Arief.
Beberapa saat kemudian Pak Arief mengontak
kami. Beliau menyapa saya dan Bapak sembari menanyakan kabar. Duuuh...rasanya
jadi tegang banget. Koneksi internet yang sempat gangguan malah bikin saya
tambah tidak tenang (rasanya seperti menunggu vonis hakim sidang >.<).
Pak Arief rupanya ingin membahas
mengenai aplikasi magang riset saya ke Jepang, persis seperti dugaan saya
sebelumnya. Agak mengagetkan juga, karena sebelumnya diinfokan kalau hasil
seleksi baru akan dirilis bulan April. Sepanjang penjelasan Pak Arief, saya
hanya memasang muka datar, karena saya belum tau akan bermuara ke mana akhir
pembahasan beliau.
Intinya, Pak Arief tidak
berekspektasi tinggi kalau aplikasi saya akan diterima, karena dari semua
mahasiswa Indonesia yang pernah diajukan aplikasinya, bisa dibilang saya yang
paling ‘anak bawang’. Mahasiswa yang pertama kali dikirim (2011) adalah
mahasiswa S1 semester akhir. Mahasiswa kedua (2012) adalah mahasiswa S2, dan
yang ketiga (2013) adalah mahasiswa S3. Saya? Mahasiswa S1 semester 2, yang
notabene belum genap setahun duduk di bangku kuliah! Jadi, bukan perkara mudah
untuk mendapatkan beasiswa riset ini.
Walaupun demikian, saya sangat
tersentuh dengan upaya keras Pak Arief dan Dr. Tomohiko Yamazaki (Visitting
Professor FTB UTS dari National Institute for Material Science, tempat aplikasi
magang riset saya diajukan) yang telah memberikan kesempatan kepada kami,
mahasiswa FTB UTS untuk mencoba mengikuti seleksi aplikasi ini. Ini adalah
kesempatan yang sangat baik bagi kami untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya di
bidang riset ilmiah yang memang belum pernah kami dapatkan sebelumnya.
Jadi saya sangat mengerti jika
ternyata belum diterima dalam program magang riset ini. Bagi saya, bisa
mengikuti seleksi ini saja sudah sangat patut untuk disyukuri, karena tidak
semua orang mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya.
Kembali ke perbincangan skype.
“Hari ini hasilnya sudah keluar.
Hasilnya...” kalimat Pak Arief terputus, entah karena koneksinya yang lemot
atau memang ingin menciptakan kesan menegangkan ala kuis di tv. Pokoknya gue udah ikhlas deh kalo belum
keterima, ucap saya dalam hati.
Jreeng... jreeng...!!!
“Alhamdulillah... lamaran kita
diterima,” kata Pak Arief akhirnya.
Bu Dwi dan Bu Maya yang ada di
sebelah saya spontan mengucap syukur, diikuti Bapak. Namun, saya masih tertegun
menatap layar laptop, dan kata-kata Pak Arief barusan terus terngiang di
telinga saya. Subhanallah, gue
keterima!!!
Saya hanya mengatupkan kedua
tangan ke wajah. Benar-benar nggak nyangka. Saya diterima dalam program riset
National Institute for Material Science Tsukuba, Jepang!!! Benar-benar WOW
untuk kejutan malam ini :’)
Selanjutnya Pak Arief menjelaskan
persiapan apa saja yang harus saya lakukan sebelum keberangkatan pada bulan
Desember atau Januari 2015 mendatang. Intinya, saya harus memperbanyak latihan
riset di laboratorium. Pak Arief juga menuturkan akan mengajak saya untuk
latihan riset di Jakarta pada bulan Agustus, mengingat skill riset saya yang
masih dasar. Yaahh, tugas ke depan tentu akan sangat padat dan lebih menyita
waktu. Namun saya yakin, semua ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga
untuk saya ke depannya.
Sesampainya di rumah saya
langsung sujud syukur di kamar. Ini benar-benar hadiah yang luar biasa dari
Allah. Keberhasilan ini bukan hanya untuk saya pribadi, tapi juga untuk
teman-teman serta staf dosen di FTB, untuk semua orang di kampus, bahkan untuk
semua masyarakat Sumbawa. Saya berharap terbukanya satu sisi jendela dunia ini
akan menjadi jalan bagi saya untuk menjadi manusia yang dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara.
Oke Dreamers, itulah sedikit
cerita saya hari ini. Semoga dapat menjadi motivasi bagi Dreamers semuanya
untuk selalu semangat dalam mengejar mimpi dan cita-cita.
Salam,
Fahmi Dwilaksono
Foto-foto (oleh Bu Maya):
Mendengarkan penjelasan Pak Arief
Tegang saudara-saudara :D
Alhamdulillah keterima :')
Mendapat wejangan dari Bu Dwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar