Waah, penasaran banget ya sama kelanjutan kisah saya??? Yuk, ikut saya lagi!
Usai presentasi, kami hendak
menuju ke ruang poster. Saat itulah, dari jendela kaca besar Hynes Convention
Center, kami melihat salju tumpah ruah dari langit kota Boston.
“Aaa... salju!!! Ayo lihat
salju!” saya memekik kegirangan. Segera saya berlari menuju lantai 1 diikuti
teman-teman yang lain.
Hawa dingin langsung menerpa saat
saya membuka pintu lobi. Angin bertiup cukup kencang. Rintik air dan salju
saling berlomba menjejak tanah. Saya langsung berlari menghampiri mereka. Oh,
sebentar! Sebelum benar-benar menyentuh salju, kami berfoto sejenak dengan
latar belakang hujan salju ini. Setelah itu, saya berlari ke arah lampu merah
dan berdiri di sana.
Brrr... sangat dingin! Telinga
saya mulai mati rasa. Kedua tangan saya terasa kaku, dan tubuh saya terus
menggigil kedinginan. Namun melihat salju menyentuh telapak tangan saya,
rasanya benar-benar luar biasa. Akhirnya, setelah 19 tahun menjadi penghuni
bumi, inilah kali pertama saya bersentuhan langsung dengan mahakarya Allah yang
sangat luar biasa ini.
Hujan salju masih berlanjut. Rambut
saya semakin putih diterjang salju. Saya berteriak kegirangan sambil mengambil
beberapa gambar. Orang-orang yang melihat kami tampak berhenti sejenak,
tersenyum, bahkan tertawa kecil, dan mengambil gambar kami. Hahaha, saya bisa
bayangkan apa yang mereka sedang pikirkan, tapi saya tidak mau ambil pusing. It’s snow, guys! And this is not available
in Indonesia. So, let me playing with them and singing together! :D
Brrr...saljunya!!! |
Foto sama teman-teman Sumbawagen |
Setelah hampir membeku bermain
bersama salju, kami menuju Hall D untuk santap siang. Beuh... antrian telah
mengular! Yah, bisa dibayangkan satu ruang makan untuk mengisi lebih dari 2500
perut yang kelaparan bukan perkara mudah.
Setelah mengambil makan siang,
kami kembali ke kamar Pak Arief. Tenyata ada makanan yang dititipkan oleh Pak
Sukidi untuk kami! Haaa... terima kasih banyak Pak!
Sambil makan siang, Pak Arief
menjelaskan beberapa instruksi untuk kegiatan selanjutnya. Usai makan, kami
kembali ke Hynes untuk mengikuti sesi presentasi terakhir. Sebenarnya saya
sudah merencanakan untuk mengunjungi presentasi tim Heidelberg. Sayangnya, saya
baru tiba di lantai dua pukul 14.30—waktu bagi tim Heidelberg mengakhiri
presentasi. Karena bingung mau ke ruang mana, akhirnya saya berjalan-jalan di
sekitar lantai 2, dan melangkah ke lantai 3. Saya pun masuk ke ruang 309, dan
saat itu sedang ada presentasi dari tim Jilin, China. Saya mengikuti presentasi
mereka hingga akhir. Tim Jilin menggunakan konsep ‘ask and answer’ untuk presentasi mereka. Jadi, seorang mahasiswa
bertanya tentang project, kemudian
seorang mahasiswi memberikan penjelasannya. Saat sesi tanya jawab, saya melihat
beberapa kali mereka seperti berinteraksi dengan dua orang yang duduk di dekat
mereka, layaknya seorang penerjemah.
Usai tim Jilin, presentasi
dilanjutkan tim BIOSINT-Mexico. Project
mereka tentang pemanfaatan Arabidopsis
thaliana untuk mereduksi limbah merkuri. Presentasi mereka sebenarnya cukup
atraktif, dengan menampilkan tokoh superhero
yang menggambarkan project mereka.
Namun sayangnya, efek animasi yang terlalu banyak membuat penyampaian materi mereka
jadi agak tersendat.
Tim BIOSINT-Mexico |
Pukul 15.30 sesi presentasi usai.
Saya turun ke ruang poster di lantai 2. Bersama Fajri dan Rian, saya
menjalankan misi ‘berburu souvenir’.
Pertama, kami mengunjungi poster SJTU Software dari Tiongkok, yang mengangkat
project ‘Easy BBK’ untuk mempermudah akses informasi BioBrick serta desain
biosistem. Project yang sangat
menarik. Mereka membuat tampilan database dengan warna dasar biru, dilengkapi
sejumlah efek animasi dan menu yang mempermudah pengguna dalam mengakses
informasi seputar BioBrick. Di akhir, kami berfoto bersama dan mendapatkan pin!
Xie xie!
Kami lalu menuju ke stand Paris Bettencourt dengan project-nya ‘The smell of us’—project
yang fokus untuk mengatasi masalah pada aroma tidak sedap di tubuh. Menurut
saya, tim Paris Bettencourt adalah tim yang paling ekstrem secara tampilan—baik
banner, Wiki maupun poster. Mereka
menampilkan lukisan manusia dengan penutup tubuh yang sangat minim sebagai
latar belakangnya. Tak heran, penampilan dari project ini yang paling kami hindari. Namun demikian, saya akui project mereka sangat luar biasa.
Foto bersama tim SJTU Software |
Foto bersama tim Paris Bettencourt |
Acara kemudian dilanjutkan dengan
seminar FBI pukul 16.00 di Veterans Memorial Auditorium di lantai 2. Isi
seminar ini seputar keamanan, keselamatan, serta lebih banyak seputar Jamboree.
Suasana seminar FBI |
Pukul 17.30 acara seminar usai.
Kami semua lalu beralih ke ruang poster. Hari ini adalah hari terakhir
kompetisi—hari terakhir untuk presentasi project,
poster, dan seminar. Saya telah mencatat poster mana saja yang harus saya
kunjungi hari ini, antara lain MIT, BostonU—sekalian mengucapkan terima kasih
atas bantuan mereka—Heidelberg, Imperial, NokoGen, ATOMS-Turkiye, dan lainnya.
Sayangnya, bukannya mengunjungi poster tim lain, kami justru kebanjiran
pengunjung! Alhasil, niat mengunjungi poster-poster tersebut harus menguap
begitu saja.
Namun demikian, saya sangat
antusias menyaksikan banyaknya peserta yang terus berdatangan mengunjungi
poster kami, di antaranya tim dari ITB, NokoGen (Jepang), Aachen (Jerman),
Macquarie (Australia), ITESM-CEM (Meksiko), Uppsala (Swedia), BNU-China, NCTU
Formosa (Taiwan), Usyd (Australia), BIT (China), Gaston Day School, ATOMS
Turkiye (Turki), NYMU (Taiwan), UCC Ireland (Irlandia), HokkaidoU (Jepang), dan
banyak lagi. Tidak hanya peserta, kami juga mendapat kunjungan beberapa juri
yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai project
kami.
Dikunjungi juri |
Foto bersama tim Gaston Day School |
Dalam sesi poster ini, saya berkenalan dengan Stefan dan Florian dari tim Aachen, serta Carlos, Frederico, dan Aldo dari tim ITESM-CEM. Saya cukup banyak berinteraksi dengan mereka dan merasa cocok—tanpa mengesampingkan teman-teman peserta iGEM yang lainnya. Entah mengapa, saya merasa dekat dengan mereka walaupun baru sekali bertemu.
“Your project is amazing! Bagaimana kalian bisa menumpuk begitu
banyak tabung di atas shaker? Itu
sama sekali tidak terpikirkan oleh kami!” ujar Stefan sambil menunjuk gambar di
poster kami dengan takjub.
“I’m impressed with your policy and practices. Kalian terlihat
sangat dekat dengan mereka,” komentar Florian menimpali.
“Good job! This is great! I like your project,” kata Carlos diiyakan
Aldo dan Frederico. Tidak hanya mereka, namun semua pengunjung membuat saya
sangat terkesan. Ini adalah salah satu momen paling menyenangkan bagi saya.
Berbincang dengan Stefan (kiri) dan Florian (kanan) dari tim Aachen, Jerman |
Sedang menjelaskan poster kepada (ki-ka) Frederico, Aldo, dan Carlos dari tim ITESM-CEM, Meksiko |
Sesi terakhir ini benar-benar
seru! Saya berinteraksi sebanyak-banyaknya dengan peserta dari berbagai negara,
berbagi pengalaman, dan tentu saja foto bersama, hehehe. Tak lupa kami meminta
komentar mereka terhadap project
kami, kemudian sebagai hadiahnya kami memberikan mereka souvenir madu Sumbawa sachet.
Semua orang merasa gembira dengan madu pemberian kami.
Foto bersama tim NokoGen |
Foto bersama tim NYMU Taipei |
Foto bersama tim UCC Ireland |
Foto bersama Florian dan Stefan dari tim Aachen, Jerman |
Tak terasa, waktu telah
menunjukkan pukul 20.30. Inilah akhir dari sesi poster, sekaligus menutup
rangkaian kompetisi iGEM 2014. Ada sebersit rasa sedih mengakhiri kompetisi
ini. Kami segera beres-beres, kemudian menuju Hall D untuk mengikuti makan
malam dan konser musik.
Foto bersama mengakhiri sesi poster |
Gegap gempita musik telah
menghentak saat kami tiba di depan hall.
Sebelum masuk, saya, Indah, Adel, dan Yuli mengambil gambar bersama di photobox yang tersedia di dekat pintu
masuk. Ruangan telah dipenuhi lautan manusia saat kami memasuki ruangan. Aneka
kuliner telah disajikan, namun tentu saja tidak ada nasi. Kami menyantap
beberapa potong pizza sambil menikmati alunan musik dari band lokal Boston. Bagian tengah ruangan sengaja dibuat kosong
untuk memberi keleluasaan bagi peserta yang ingin berjingkrak menikmati konser.
Suasana Hall D |
Menu makan malam terakhir |
Usai santap malam, saya ikut
berjingkrak di tengah ruangan sambil berfoto bersama peserta lainnya.
Sayangnya, waktu kami tidak lama. Pukul 22.00 tim kami harus meninggalkan
lokasi. Huft, inilah malam terakhir kebersamaan kami dalam iGEM. Rasanya ada
sesuatu yang perlahan menghilang, dan itu membuat saya merasa sesak. Sesak yang
tidak pernah saya sukai. Sesak karena akan berpisah...
Saya dan Adel di tengah pesta |
Keramaian di tengah konser |
Kostum lucu tim Valencia UPV |
Eksis bersama peserta lainnya |
Tim dari Perancis |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar