Selamat datang di episode terakhir kami dalam kompetisi iGEM 2014!
Rasanya antusias sekaligus sedih. Antusias, karena kami akan melihat seluruh hasil kompetisi ini hari ini juga. Apakah kami mampu membawa nama Indonesia terbang tinggi di antara ratusan tim terbaik dari seluruh dunia??? Namun saya juga merasakan kesedihan yang sangat mengusik, karena inilah hari terakhir kami berinteraksi langsung dengan teman-teman kami dari seluruh dunia, hiks.
Okay, lupakan dulu perasaan yang berkecamuk di hati saya. Sekarang, mari kita berpindah ke kisah hari ini!
3 November 2014: Letupan Kejutan dan Air Mata Syukur
Hari ini saya terbangun lebih
pagi dari biasanya. Segera saya shalat subuh dan mandi, kemudian menunggu
jemputan Pak Sukidi. Saking semangatnya, saya lupa bahwa sekarang Daylight
Saving Time—kondisi di negara-negara benua Eropa dan Amerika di mana waktu
melambat 1 jam dari biasanya. Akibatnya, kami jadi harus menunggu selama hampir
satu jam karena salah perkiraan waktu.
Inilah hari terakhir kompetisi
iGEM. Ada rasa sedih menyelinap di hati, mengiringi perpisahan yang sebentar
lagi tiba. Sebelum ke Hynes, kami mendapat arahan dari Pak Arief.
Pukul 09.00 kami bergegas menuju
Hynes untuk mendengar pengumuman 3 besar finalis. Sayangnya, saat kami tiba
pengumuman telah usai, dan di atas panggung saya melihat tim Heidelberg tengah
bersiap memresentasikan project
mereka. Dari informasi yang saya dapatkan, finalis untuk kelompok Undergraduate (U23) adalah Heidelberg
(Jerman, juara tahun 2013), Imperial (Inggris), dan NCTU-Formosa (Taiwan).
Sementara untuk kelompok Overgraduate
(tim yang memiliki anggota kelompok di atas 23 tahun atau setara S-2) yaitu TU
Darmstadt (Jerman), UC Davis (Amerika), dan Wageningen UR (Belanda).
Keenam tim mempresentasikan kembali project mereka di hadapan seluruh peserta, tanpa sesi tanya jawab. Usai presentasi, kami mengikuti sesi ‘iGEM from Above’ (foto seluruh peserta dari atas auditorium). Selanjutnya istirahat makan siang, kami menikmati aneka jenis pizza yang disediakan.
Piala utama iGEM |
Presentasi tim Heidleberg (Jerman) |
Presentasi tim Imperial College (Inggris) |
Presentasi tim NCTU-Formosa (Taiwan) |
Presentasi tim TU Darmstadt (Jerman) |
Presentasi tim UC Davis (Amerika Serikat) |
Presentasi tim Wageningen UR (Belanda) |
Suasana saat presentasi |
Keenam tim mempresentasikan kembali project mereka di hadapan seluruh peserta, tanpa sesi tanya jawab. Usai presentasi, kami mengikuti sesi ‘iGEM from Above’ (foto seluruh peserta dari atas auditorium). Selanjutnya istirahat makan siang, kami menikmati aneka jenis pizza yang disediakan.
Selanjutnya kami refreshing sejenak dengan menyaksikan
beberapa video lucu hasil kreasi peserta maupun juri. Pukul 13.00 acara
dilanjutkan dengan closing ceremony,
serta pengumuman penghargaan dan pemenang.
Closing ceremony dibuka oleh pidato Randy Rettberg, President and Founder iGEM Foundation. Selanjutnya laporan dari masing-masing penanggung jawab divisi kompetisi, termasuk Measurement Interlab Study. Menariknya, Mr. Jacob, ketua Commitee Measurement menyebutkan tim Sumbawagen dalam pidatonya. “And we have a team from Indonesia, Sumbawagen, as the farest team which needs 21 hours flight to Boston.”
Saya terkejut dengan pidatonya,
dan refleks kami semua berdiri dan melambaikan tangan ke arah Mr. Jacob. Ia pun
membalas lambaian tangan kami diiringi tepuk tangan peserta lainnya.
Hayooo.... Sumbawagen sebelah mana??? :D |
Closing ceremony dibuka oleh pidato Randy Rettberg, President and Founder iGEM Foundation. Selanjutnya laporan dari masing-masing penanggung jawab divisi kompetisi, termasuk Measurement Interlab Study. Menariknya, Mr. Jacob, ketua Commitee Measurement menyebutkan tim Sumbawagen dalam pidatonya. “And we have a team from Indonesia, Sumbawagen, as the farest team which needs 21 hours flight to Boston.”
Randy Rettberg, President and Founder iGEM Foundation |
Mr. Jacob, ketua Track Measurement |
iGEM Headquarters |
Usai pidato, Headquarters mengumumkan
bahwa untuk tahun 2015, jambore akan diselenggarakan tanggal 24-28 September di
Boston. Yeay! We will have another Giant
jamboree next year!!!
Selanjutnya diumumkan peraih
medali perunggu, perak, dan emas. Dug! Inilah momen yang paling kami nantikan.
Apakah kami berhasil memenuhi target membawa pulang medali perunggu? Akankah
hasil kerja keras kami berbuah medali? Mampukah kami mempersembahkan medali
untuk Indonesia? Rapalan doa semakin deras mengalir dalam hati saya.
“And the bronze medalists go to...” ucap MC perlahan, membuat tensi
ketegangan kian meroket.
Seketika di layar muncul nama tim
peraih medali perunggu. Dan... nama Sumbawagen tertera di sana!
“Alhamdulillah...” saya memekik penuh syukur. Saya melompat kegirangan dan saling tos-tosan dengan teman-teman yang lain. Subhanallah, kami berhasil membawa pulang medali perunggu! Benar-benar anugerah yang luar biasa. Kerja keras kami selama hampir 5 bulan terbayar lunas.
“Alhamdulillah...” saya memekik penuh syukur. Saya melompat kegirangan dan saling tos-tosan dengan teman-teman yang lain. Subhanallah, kami berhasil membawa pulang medali perunggu! Benar-benar anugerah yang luar biasa. Kerja keras kami selama hampir 5 bulan terbayar lunas.
Tim Indonesia berhasil membawa
pulang 2 medali emas—persembahan UI dan ITB—serta dua medali
perunggu—persembahan UTS dan UB. Dalam kompetisi iGEM, berhasil tidaknya meraih
medali bukan ditentukan apakah kita berhasil mengungguli tim lain atau tidak,
namun ditinjau dari keberhasilan kita mencapai standar medali yang ditentukan.
Itulah mengapa semua tim bisa meraih medali, dan bisa menentukan medali apa
yang akan mereka peroleh.
Eits, acara belum berakhir!
Selanjutnya adalah pengumuman Awards.
Ada 2 jenis Awards yang dilombakan,
yaitu Best Team Tracks dan Special Awards. Kami sendiri menominasikan
diri di 2 Special Awards, Best Supporting Software dan Best Policy and Practices.
Penghargaan demi penghargaan
terus diumumkan, dan sorak sorai tim pemenang terus menggema. Kami masih
menunggu dengan cemas, akankah kami berhasil meraih Special Awards?
Tiba di bagian Policy and Practices Shout Out, kami
mulai berdebar-debar. Sebenarnya tidak ada award
ini sebelumnya, entah apa pertimbangan juri mengadakan award tambahan di akhir kompetisi. “We choose 5 best teams for this award. And here they are...” ucap
MC. Seketika 5 nama tim muncul di screen
besar, dan ada nama Sumbawagen di sana! Nama kami bersanding dengan tim BGU
Israel, Calgary, Imperial, dan Marburg.
Saya memekik sambil melompat
kegirangan. Kami dapat award! Banyak
pasang mata menoleh ke arah kami—yang duduk di deret belakang. Cindy kemudian
maju mewakili tim. Ternyata, tidak ada trofi untuk award ini. But that’s okay. Setidaknya nama kami
telah terpajang di salah satu penghargaan iGEM tahun ini. Untuk Best Policy and Practices Advanced—penghargaan
yang sebenarnya kami idamkan—jatuh ke tangan tim Dundee. Congratulations!
Sesi awards hampir usai. Di sesi penutup, Randy Rettberg membacakan satu
nominasi terakhir: Chairman’s Award. Saya agak terkejut karena sebelumnya tidak
pernah diumumkan ada penghargaan ini. Saya mendengar dengan seksama narasi tim
yang meraih penghargaan ini. “... They
come with lack of equipments and facilites...” saya merasa seperti
kesetrum. “Ini kok kayak kondisi tim kita?” saya menoleh ke Mbak Sausan yang
juga terlihat penasaran.
Para penerima Best Policy and Practices Shout Out |
“And... iGEM Chairman’s Award goes to...” ucap Randy. Seketika di
screen besar muncul nama satu tim. Dan itu adalah tim... Sumbawagen!!! Refleks saya berteriak keras dan melompat gembira.
Tepuk tangan membahana di seluruh auditorium, diikuti tatapan ribuan pasang
mata ke arah kami.
Kami saling berangkulan satu sama
lain. Selanjutnya, kami berlari menuju podium diiringi tepuk tangan meriah dari
ribuan peserta. Subhanallah, ini hadiah yang sangat fantastis!
Ekspresi bahagia :'D |
Menerima piala dari randy Rettberg |
Foto kemenangan :') |
Kami turun panggung diiringi
ucapan selamat dari banyak tim. Saya mendengar Mr. Jacob menyampaikan pidato,
alasan mengapa tim Sumbawagen mendapat penghargaan ini.
“Mereka datang dari sebuah pulau
terpencil di Indonesia, dengan kampus yang baru berdiri 2 tahun!” Seisi aula
bergumam terkejut dan takjub.
“Mereka datang dengan kekurangan
alat dan fasilitas, bahkan untuk mengikuti Interlab Study, mereka tidak punya spectrophotometer. Mereka hanya
menggunakan handphone untuk
mengukurnya!” ucap Mr. Jacob, diiringi gumaman tawa penonton. Bukan tawa
mengejek, namun tawa tak habis pikir. Tak habis pikir bahwa kami melakukan hal
yang sama sekali tak terpikir oleh tim lain.
“Pada hari (Wiki) freeze, Sumbawa tanpa daya (mati
listrik) dan tak mampu menyelesaikan Wiki mereka. Mereka datang dengan hasil
fantastis untuk ukuran hasil negatif,” ucapnya yang diikuti tawa penonton.
“Open their Wiki and watch their video. Tonton video mereka. Lihat
bagaimana mereka mengajari petani melakukan eksperimen lab. Tonton betapa
terkesannya para petani atas project mereka.
Tonton bagaimana mereka mendapat dukungan dari Bupati, Kepala Kepolisian. Imam
dan pendeta memberi berkat kepada biologi sintetik. Inilah alasan kami para
juri menjadikan mereka layak untuk menerima penghargaaan ini. Congratulations!” ujar Mr.Jacob lalu
menutup pidatonya. Aplaus panjang dan meriah mengiringi Mr.Jacob menuruni
panggung.
Sepanjang pidato, saya
menumpahkan air mata dengan sangat deras. Saya menangis sangat terisak—jika
tidak ingin disebut histeris. Entah mengapa, bayangan kerja keras kami
terlintas bagai potongan skenario film di dalam benak saya. Penghargaan ini
seakan membayar jerih payah kami, keringat dan air mata kami, rasa kantuk yang
kerap mendera, waktu istirahat yang sangat terkuras, dan segala bentuk doa dan
dukungan yang tiada hentinya mengalir untuk kami. Air mata ini menjadi ekspresi
paling efektif untuk menunjukkan rasa bahagia saya. Tidak pernah terbayang
dalam benak saya bahwa kami akan menginjakkan kaki di panggung itu sebagai
salah satu pemenang, karena saya merasa masih banyak tim lain yang jauh lebih
baik. Namun hari ini, Allah memberi kami kesempatan untuk berdiri di sana, di
podium para juara. Podium di mana aplaus panjang akan menggema untuk mereka
yang berdiri di sana. Subhanallah, betapa besar rasa sayang-Mu kepada kami...
Awarding
Ceremony telah
usai. Sekarang saatnya mendengar pengumuman pemenang, yang artinya semakin
medekat ke penghujung acara. Pengumuman dimulai dari kelompok Undergraduate. Juara ketiga diraih tim
NCTU Formosa. Juara kedua diraih tim Imperial. Juara pertama akhirnya jatuh ke
tangan tim Heidelberg, yang artinya mereka berhasil mempertahankan gelar juara.
Dari kelas Overgraduate, tim UT
Darmstardt keluar sebagai juara ketiga. Tim Wageningen UR menjadi juara kedua. Tim
UC Davis akhirnya menggondol gelar juara pertama.
Juara 3 Undergraduate: NCTU-Formosa |
Juara 2 Undergraduate: Imperial College |
Juara 1 Undergraduate: Heidleberg |
Juara 3 Overgraduate: TU Darmstadt |
Juara 2 Overgraduate: Wageningen UR |
Juara 1 Overgraduate: UC Davis |
Usai acara, banyak juri yang
datang menghampiri kami. Mereka memberi kami kontak dan kartu nama. Intinya,
mereka merasa sangat terkesan dengan tim kami, dan menawarkan bantuan kerja
sama untuk membantu tim Sumbawagen dalam menyelesaikan project ECONEY.
Tidak hanya juri, banyak tim
peserta yang datang menghampiri kami untuk mengucapkan selamat, di antaranya
tim ITESM-CEM, Aachen, NokoGen, dan NCTU Formosa.
“Congratulation for your team! You are truly amazing!” seru Stefan
sambil merangkul saya dengan erat.
Foto bersama tim NokoGen |
Foto bersama tim NCTU Formosa |
Foto bersama tim Aachen |
“Congratulation for you too! You did a great job!” balas saya sambil
tersenyum. Tim Aachen berhasil meraih medali emas, serta penghargaan Best Supporting Software, Safety
Recommendation, dan Best Measurement
Tracks untuk kelompok Overgraduate.
Carlos, Frederico, dan Aldo juga
menghampiri saya. “Congratulation! Great!”
ucap mereka bertiga sambil tersenyum.
Saya dan Mbak Sausan lalu meminta
komentar setiap tim tentang kompetisi iGEM. Kemudian kami berfoto bersama
dengan semua tim yang menghampiri kami. Tim NCTU-Formosa bahkan mendatangi kami
dengan anggota timnya yang melebihi 20 orang, mengajak tos kemudian saling
mengucapkan selamat, dan foto bersama.
Saya bersama teman-teman yang
lain kemudian terlibat perbincangan dengan tim Aachen. “Kami punya alat yang
kami rancang seperti spectrofluorometer
sederhana, dan kami bawa ke sini. Sayangnya, alatnya rusak. Kami akan
memberikan satu untuk kalian. Setelah sampai di Sumbawa, email saya, dan kami akan mengirimkan alatnya untuk kalian,” ucap
Stefan diiringi anggukan anggota tim lainnya. Wah, saya benar-benar terkejut
dengan tawaran ini! Sebelumnya, ada seorang juri juga yang menawarkan bantuan
dari Synergene, dan ini sangat luar biasa.
“Thank you very much. Oke, dan kami akan mengirimkan kalian madu,”
ucap saya mantap sambil tersenyum. Kami semua lalu tertawa riang. Sebuah
kesepakatan yang menarik.
Mr. Jacob kemudian
menghampiri kami semua. “Senang melihat kebersamaan seperti ini. Kalian semua
memang harus saling bekerja sama satu sama lain. Sebagai ketua komite
Measurement, saya sangat bangga dengan kalian semua. Kalian punya project yang sangat impresif, dan kalian
adalah angkatan pertama di track ini.
Ke depannya saya berharap akan ada lebih banyak peserta di Track Measurement,”
ucapnya sumringah.
Mr. Jacob bahkan menitikkan air
mata saat secara khusus menyampaikan kesannya pada kami. “Perjuangan kalian
benar-benar luar biasa. Saya sangat terharu bisa menyaksikan perjuangan kalian
di sini. Saya berharap kalian akan bergabung lagi di kompetisi selanjutnya.
Terus berjuang, guys!”
Kami pun bergegas keluar untuk
mengambil sertifikat dan medali. Di jalan, saya bertemu Ana dan Meagan dari HQ.
Ana menghampiri kami dengan riang. “Congratulations!
Kalian benar-benar luar biasa! Saya menangis mendengar perjuangan kalian. Ini
benar-benar luar biasa! Kalian pantas mendapatkan ini.” Ia menyalami kami satu
persatu. Tak lama berselang, tim Meksiko menghampiri kami bersama seorang
wanita yang merupakan instruktur mereka.
“Kalian benar-benar hebat! Salut
atas perjuangan kalian semua. Jadi begini, United
Nations mengadakan konferensi internasional 2 tahunan, dan tahun depan akan
diselenggarakan di Meksiko. Saya ingin mengundang satu orang perwakilan dari
tim ini untuk menjadi wakil komunitas biologi sintetik, kalau kalian tidak
keberatan. Jadi silahkan persiapkan diri, menabung dari sekarang. Saya akan
menunggu kalian ke Meksiko,” ujar instruktur wanita itu. Wow! Satu kesempatan
berharga kembali kami dapatkan! Selanjutnya kami berfoto bersama mereka dan
saling mengucapkan selamat.
Saya kemudian menemani Cindy, Mbak Sausan, dan Fajri mengambil sertifikat, medali, serta membungkus piala kami. Di sana saya bertemu Gaby dan tim Imperial.
“Selamat ya, luar biasa banget
tadi,” ucap Gaby sambil menyalami saya dan Fajri. Kami pun balas mengucapkan
selamat.
“Sebenarnya kami dikasih target
juara 1. Pas diumumin juara 2, instruktur saya langsung lemas gitu, trus
kayaknya pengen ninggalin ruangan. Ya gimana ya, ini sudah hasil terbaik yang
kita bisa kasih,” kata Gaby sambil tertawa.
Kami cukup banyak berdiskusi
tentang kompetisi iGEM. Menurut kami, sekarang iGEM sudah semakin berkembang,
dengan banyaknya track baru dalam
kompetisi tahun ini. Kami berharap, iGEM juga dapat merangkul bidang selain
biologi sintetik untuk ikut berkompetisi.
Usai menyelesaikan semua urusan,
kami foto bersama kemudian berpamitan. “Sampai ketemu lagi ya. Ntar kalo ke
Eropa kontak-kontak saya,” ucap Gaby sambil tersenyum.
Kami pun turun ke lantai satu dan
keluar dari Hynes Convention Center. Inilah saatnya berpisah...
Kami pun mengambil gambar bersama
di depan Hynes Convention Center. Kemudian Pak Arief pamit ke Logan
International Airport diantar Cindy dan Mbak Sausan. Beliau akan kembali ke
Tokyo. “Sampai ketemu bulan April 2015,” ucap beliau sambil menyalami kami satu
per satu.
Jalan-jalan
ke Harvard Coop
Foto dengan piala kemenangan |
Foto usai kompetisi :) |
Tak lama berselang, Pak Sukidi
menjemput kami. Beliau merangkul kami satu per satu. “Selamat ya. Luar biasa,”
ucap beliau sumringah.
Kami kemudian diajak ke Harvard
Coop, pusat oleh-oleh Harvard University. Saya agak bingung menentukan
oleh-oleh yang saya beli. Jenisnya beragam namun jumlah dollar yang tersedia di
kantong terbatas. Situasi yang pelik bagi mahasiswa seperti saya. Akhirnya saya
mengambil beberapa gantungan kunci, magnet kulkas, bolpoin, T-shirt
bertuliskan’Harvard University’, topi ‘Harvard’, serta kartu pos bergambar
Harvard dan MIT untuk dibawa pulang.
Tak puas belanja di Coop—karena harganya yang cukup mencekik—kami beralih ke Target, supermarket si Somerville.
Kami lalu menikmati santap malam
di rumah Pak Sukidi. Rumah ini selalu memberi kesan hangat dan sangat Indonesia
(karena masakan yang kami santap setiap hari selalu masakan Indonesia). Usai
makan malam, Pak Sukidi mengantar kami ke housing
masing-masing.
Mas Putro menyambut saya dan
Azhar dengan gembira. Kami lalu sharing
pengalaman hari ini ke Mas Putro. Tak jarang beliau tertawa takjub mendengar
kisah kami. “Salut loh sama kalian. Itu nanti bisa diselesaikan project-nya, trus dibikin jurnal untuk
dipublikasi. Selamat lah buat kalian,” kata Mas Putro. Kami lalu foto bersama
di ruang tamu, karena esoknya kami akan berangkat ke New York. Jadi, ini malam
terakhir kami menginap di sini. Huft... kembali rasa sesak ini mencuat di hati
saya.
“Nanti kalau butuh informasi
untuk lanjut studi di MIT, kontak saya aja.
Ntar saya bantuin cari informasinya,”
kata Mas Putro lalu memberi kami alamat email beliau.
Selanjutnya, saya merebahkan diri
di kasur. Terima kasih ya Rabb atas
anugerah luar biasa yang Kau berikan hari ini. Dalam setiap sujud, aku
bersimpuh mengharap ridho-Mu, agar kami dapat memberi kebanggaan pada bangsa
kami. Dan dalam sujudku hari ini, aku bersyukur atas anugerah yang begitu indah
yang kau limpahkan pada kami. Semoga ini menjadi awal langkah kami untuk
membangun negeri kami menjadi negeri yang lebih baik, aamiin...
Huft... kompetisi iGEM 2014 telah usai. Banyak pelajaran, pengalaman berharga, dan kenangan manis yang kami dapatkan selama berkompetisi di sini.
Eits! Perjalanan kami belum berakhir loh! Apa yang kami lakukan setelah kompetisi??? Ikuti terus postingan saya di blog Sumbawa Dream yaa!!!
Great brother.. So inspired. Congrats!!
BalasHapusThank you very much
Hapus