Link

Senin, 30 November 2015

Day 5: Dari Hagasi Koganei ke Tsukuba Center

Senin, 23 November 2015




            Assalammualaikum, selamat malam pembaca setia blog Sumbawadreams J Apa kabar nih semuanya? Semoga sehat-sehat saja ya. Jangan lupa bersyukur J
            Anyway ketemu lagi dengan Cindy semoga tidak bosan ya, hehehe. Kali ini saya akan membagikan cerita mengenai petualangan kami kembali ke Tsukuba. Seperti yang diceritakan Indah kami menghabiskan hari minggu kami dengan berkunjung ke Asakusa dan Akihabara. Kemudian kami menginap di apartemen dosen kami Bu Dwi di wilayah Hagasi-Koganei, Tokyo. Wah, senangnya bisa bertemu dengan dosen tercinta setelah tidak bertemu selama kurang lebih 8 bulan.
            Mungkin karena kelelahan berkeliling seharian saya dan Indah bangun kesiangan. Kami bangun pukul 07.00 a.m JST, padahal niatnya kami akan berangkat dari apartemen Bu Dwi ke Tokyo University of Agricultural and Technology (TUAT) pukul segitu. Alhasil kami merapikan semuanya terburu-buru, termasuk merapikan muka. Tolong jangan tanya mandi tidak ya dreamers¸jelas kami berdua tidak mandi. Hehehe :D #gak keliatan kok kan dingin :D
            Semalam saya dan Bu Dwi sudah sempat mengecek jadwal kereta untuk hari ini. Kami memilih kereta yang berangkat sekitar pukul 9 pagi. Setelah beres-beres kilat, kami kemudian sarapan dan Bu Dwi membuatkan kami denah perjalanan. Ya, sebelum pulang ke Tsukuba kami berencana untuk mampir sebentar di kampus TUAT. Karena sarapannya buru-buru dan ala kadar Ibu kemudian memberikan kami bekal untuk diperjalanan, pisang goreng dan roti. Terimakasih Ibu J
     Setelah semua siap kami kemudian berangkat menuju kampus TUAT. Jalan-jalan pagi dengan udara dingin sebenarnya segar. Tapi yang tidak segar adalah kaki kami. Berjalan kaki berkilo-kilo meter bagi kami adalah bukan hal yang biasa. Kami tidak akan mau berjalan kaki jauh kalau “tidak terpaksa”. Selama ini kami dimanjakan oleh fasilitas sepeda motor yang kami punyai. Termasuk saya, padahal emisi karbon yang dihasilkan dari benda yang sangat berguna tersebut semakin memenuhi atmosfer bumi. Ah, negeri sakura ini seakan menegur saya pribadi.
(Perjalanan menuju kampus TUAT)
            Setelah berjalan kaki 30 menit lamanya, akhirnya kami sampai juga di kampus TUAT. Sebenarnya kami bertiga tidak yakin apakah kampus tersebut buka atau tidak mengingat hari senin ini adalah hari libur.
“Alhamdulillah kampusnya buka sayang, jadi kalian bisa masuk” kata Bu Dwi kepada kami berdua.
Alhamdulillah kami bisa berkeliling melihat “sister” kampus kami. sebelum berkeliling kami menyempatkan diri untuk berfoto di depan gerbang kampus TUAT. Ah, siapa tahu rezeki yang Allah berikan untuk melanjutkan pendidikan di kampus tersebut nantinya. Ibu mengambil gambar kami berdua, kemudian lewat seorang nenek yang menawarkan jasanya untuk memfoto kami bertiga. Wah, arigatou gozaimasu. Ini salah satu sifat orang Jepang saya sukai, mereka selalu ramah dan dengan senang hati menolong orang lain dan hal ini terpancar dari ekspresi wajah mereka.
Sayangnya Bu Dwi tidak bisa lama menemani kami berkeliling kampus TUAT. Ibu memiliki kelas Bahasa Jepang, kami pun berpisah dengan Ibu di depan salah satu gedung kampus tersebut.
Doomo arigatou gozaimasu Dwi-san, see you again” ucap kami sambil berpamitan dengan Bu Dwi.
            Kami hanya bisa melihat-lihat halaman kampus TUAT. Tidak bisa masuk ke laboratoriumnya atau pun ke gedungnya. Jika ingin masuk kami harus mempunyai ID Card Student. Jadinya kami hanya berjalan-jalan seputar halaman kampus. Itu pun tidak jauh hanya beberapa meter dari gerbang tempat kami berfoto tadi. Kaki kami sudah benar-benar tidak kuat nampaknya. Lagi pula kampus tersebut juga sepi, belum ada aktivitas apapun. Akhirnya kami memilih duduk di taman kampus sambil memakan bekal yang diberikan oleh Ibu dan tentunya menyimpan sisa energi yang dimiliki oleh kaki kami untuk kembali menuju apartemen.
Tokyo University of Agricultural and Technology (TUAT)
Taman di Kampus TUAT
Wah ada tangan raksasa :D


Cindy and Indah di TUAT
            Setelah kami pulang barulah ternyata banyak mahasiswa yang datang ke kampus mereka. Wah ramainya, untung kami segera kabur. Hehehe. Untuk kembali ke Tsukuba dari Stasiun Hogasi Koganei kami menggunakan kereta. Sebenarnya kami belum terlalu faham dengan jalur kereta di sini. Ada beberapa Iine dengan nama hampir sama namun tujuannya berbeda. Saat membeli tiket kami juga sedikit kebingungan, akhirnya kami bertanya kepada seseorang di loket tiket, namun mungkin orang tersebut tidak mengerti dengan apa yang kami ucapkan, dia kemudian memanggil petugas stasiun yang kemudian menghampiri kami.
“We would Iike to buy a tiket to Tsukuba Center” kata saya.
“ There’s nothing direct train to Tsukuba Center” kata petugas tersebut. “You can buy the ticket to Akihabara. That is the Iine for Tsukuba Center”. Lanjut petugas tersebut kemudian membantu kami membeli tiket.
Oh ok then, arigatou gozaimasu” ucap kami berdua lalu masuk ke dalam stasiun setelah mendapatkan tiket.
            Sebenarnya saya masih sedikit bingung, jalur ini berbeda dengan apa yang dijelaskan Bu Dwi semalam. Tapi berbekal pengalaman kemarin kami akhirnya menggunakan jalur seperti yang kami lalui kemarin dengan rute Higasi-Koganei è Shinjuku (transit) è Akihabara (beli tiket baru Tsukuba Expr



ess)è Tsukuba Center. Total harga tiket dari Higasi-Koganei ke Tsukuba Center adalah 1.660 yen (dikalikan 122.5 sama dengan IDR 203,350 rupiah). Untunglah kami tidak tersesat meskipun sempat kebingungan saat berganti stasiun dan selamat tiba di Tsukuba Center dan juga apartemen kami setelah perjalanan 1 jam lebih.
Jepang nampaknya menegur saya banyak hal, salah satunya adalah disiplin. Salah satu contoh disiplin yang paling nyata adalah pada sistem transportasinya. Di tulisan sebelumnya saya sudah sempat menyinggung sedikit mengenai ketepatan waktu transportasi bus yang kami tumpangi menuju Tsukuba dari Narita International Airport. Saat menuju ke Tsukuba Center kami juga menjumpai hal serupa. Saya dan Indah indah telat beberapa detik saja tiba di antrian kereta. Tapi kereta sudah berjalan tepat pada waktunya. Tidak ada istilah menunggu lebih lama dari waktu keberangkatan di sini, semuanya tepat pada waktunya. Hal ini patut kami tiru, ini adalah perilaku baik yang masih belum mampu kami terutama saya tegakan. Semoga 3 bulan berada di Negeri Sakura ini saya dan Indah dapat membawa pulang banyak pelajaran baik dalam kehidupan. Aamiin J
Dari Tsukuba Center melanjutkan perjalanan ke apartemen dengan berjalan kaki. Ah, rasanya kaki kami ingin copot, saya sampai tidak kuat lagi mengangkat kaki. Hingga betapa senangnya kami saat telah tiba di apartemen. Alhamdulillah, liburan kami akhirnya berakhir dan kami akan memulai aktivitas esok hari.



1 komentar:

  1. Hahay.....jalan kaki :D
    Semoga terbiasa jalan kaki di musim dingin. Greget sih sebenarnya hohoho.
    Iya ding, line kereta di Tokyo emang ribetnya luar biasa. Aku sampe print khusus supaya ndak tersesat. Nice trip!

    BalasHapus