Senin, 23 November 2015
Assalammualaikum,
selamat malam pembaca setia blog Sumbawadreams J Apa kabar nih semuanya? Semoga
sehat-sehat saja ya. Jangan lupa bersyukur J
Anyway ketemu lagi dengan Cindy semoga
tidak bosan ya, hehehe. Kali ini saya akan membagikan cerita mengenai
petualangan kami kembali ke Tsukuba. Seperti yang diceritakan Indah kami
menghabiskan hari minggu kami dengan berkunjung ke Asakusa dan Akihabara.
Kemudian kami menginap di apartemen dosen kami Bu Dwi di wilayah
Hagasi-Koganei, Tokyo. Wah, senangnya bisa bertemu dengan dosen tercinta
setelah tidak bertemu selama kurang lebih 8 bulan.
Mungkin
karena kelelahan berkeliling seharian saya dan Indah bangun kesiangan. Kami
bangun pukul 07.00 a.m JST, padahal niatnya kami akan berangkat dari apartemen
Bu Dwi ke Tokyo University of Agricultural and Technology (TUAT)
pukul segitu. Alhasil kami merapikan semuanya terburu-buru, termasuk merapikan
muka. Tolong jangan tanya mandi tidak ya dreamers¸jelas
kami berdua tidak mandi. Hehehe :D #gak keliatan kok kan dingin :D
Semalam
saya dan Bu Dwi sudah sempat mengecek jadwal kereta untuk hari ini. Kami
memilih kereta yang berangkat sekitar pukul 9 pagi. Setelah beres-beres kilat,
kami kemudian sarapan dan Bu Dwi membuatkan kami denah perjalanan. Ya, sebelum
pulang ke Tsukuba kami berencana untuk mampir sebentar di kampus TUAT. Karena
sarapannya buru-buru dan ala kadar Ibu kemudian memberikan kami bekal untuk
diperjalanan, pisang goreng dan roti. Terimakasih Ibu J
Setelah semua siap kami kemudian berangkat menuju kampus TUAT.
Jalan-jalan pagi dengan udara dingin sebenarnya segar. Tapi yang tidak segar
adalah kaki kami. Berjalan kaki berkilo-kilo meter bagi kami adalah bukan hal
yang biasa. Kami tidak akan mau berjalan kaki jauh kalau “tidak terpaksa”. Selama
ini kami dimanjakan oleh fasilitas sepeda motor yang kami punyai. Termasuk
saya, padahal emisi karbon yang dihasilkan dari benda yang sangat berguna
tersebut semakin memenuhi atmosfer bumi. Ah, negeri sakura ini seakan menegur
saya pribadi.
(Perjalanan menuju kampus TUAT) |
Setelah
berjalan kaki 30 menit lamanya, akhirnya kami sampai juga di kampus TUAT.
Sebenarnya kami bertiga tidak yakin apakah kampus tersebut buka atau tidak
mengingat hari senin ini adalah hari libur.
“Alhamdulillah kampusnya buka
sayang, jadi kalian bisa masuk” kata Bu Dwi kepada kami berdua.
Alhamdulillah kami
bisa berkeliling melihat “sister”
kampus kami. sebelum berkeliling kami menyempatkan diri untuk berfoto di depan
gerbang kampus TUAT. Ah, siapa tahu rezeki yang Allah berikan untuk melanjutkan
pendidikan di kampus tersebut nantinya. Ibu mengambil gambar kami berdua,
kemudian lewat seorang nenek yang menawarkan jasanya untuk memfoto kami
bertiga. Wah, arigatou gozaimasu. Ini
salah satu sifat orang Jepang saya sukai, mereka selalu ramah dan dengan senang
hati menolong orang lain dan hal ini terpancar dari ekspresi wajah mereka.
Sayangnya Bu Dwi
tidak bisa lama menemani kami berkeliling kampus TUAT. Ibu memiliki kelas
Bahasa Jepang, kami pun berpisah dengan Ibu di depan salah satu gedung kampus
tersebut.
“Doomo
arigatou gozaimasu Dwi-san, see you again” ucap kami sambil berpamitan
dengan Bu Dwi.
Kami
hanya bisa melihat-lihat halaman kampus TUAT. Tidak bisa masuk ke
laboratoriumnya atau pun ke gedungnya. Jika ingin masuk kami harus mempunyai ID
Card Student. Jadinya kami hanya berjalan-jalan seputar halaman kampus. Itu pun
tidak jauh hanya beberapa meter dari gerbang tempat kami berfoto tadi. Kaki
kami sudah benar-benar tidak kuat nampaknya. Lagi pula kampus tersebut juga
sepi, belum ada aktivitas apapun. Akhirnya kami memilih duduk di taman kampus
sambil memakan bekal yang diberikan oleh Ibu dan tentunya menyimpan sisa energi
yang dimiliki oleh kaki kami untuk kembali menuju apartemen.
Tokyo University of Agricultural and Technology (TUAT) |
Taman di Kampus TUAT |
Wah ada tangan raksasa :D
|
Setelah
kami pulang barulah ternyata banyak mahasiswa yang datang ke kampus mereka. Wah
ramainya, untung kami segera kabur. Hehehe. Untuk kembali ke Tsukuba dari Stasiun
Hogasi Koganei kami menggunakan kereta. Sebenarnya kami belum terlalu faham
dengan jalur kereta di sini. Ada beberapa Iine dengan nama hampir sama namun
tujuannya berbeda. Saat membeli tiket kami juga sedikit kebingungan, akhirnya
kami bertanya kepada seseorang di loket tiket, namun mungkin orang tersebut
tidak mengerti dengan apa yang kami ucapkan, dia kemudian memanggil petugas
stasiun yang kemudian menghampiri kami.
“We would Iike to buy a tiket to Tsukuba Center” kata saya.
“ There’s nothing direct train to Tsukuba Center” kata petugas tersebut. “You can buy the ticket to Akihabara. That
is the Iine for Tsukuba Center”. Lanjut petugas tersebut kemudian membantu
kami membeli tiket.
“Oh
ok then, arigatou gozaimasu” ucap
kami berdua lalu masuk ke dalam stasiun setelah mendapatkan tiket.
Sebenarnya
saya masih sedikit bingung, jalur ini berbeda dengan apa yang dijelaskan Bu Dwi
semalam. Tapi berbekal pengalaman kemarin kami akhirnya menggunakan jalur
seperti yang kami lalui kemarin dengan rute Higasi-Koganei
è Shinjuku (transit) è Akihabara (beli tiket baru Tsukuba Expr
Jepang nampaknya
menegur saya banyak hal, salah satunya adalah disiplin. Salah satu contoh
disiplin yang paling nyata adalah pada sistem transportasinya. Di tulisan
sebelumnya saya sudah sempat menyinggung sedikit mengenai ketepatan waktu
transportasi bus yang kami tumpangi menuju Tsukuba dari Narita International
Airport. Saat menuju ke Tsukuba Center kami juga menjumpai hal serupa. Saya dan
Indah indah telat beberapa detik saja tiba di antrian kereta. Tapi kereta sudah
berjalan tepat pada waktunya. Tidak ada istilah menunggu lebih lama dari waktu keberangkatan
di sini, semuanya tepat pada waktunya. Hal ini patut kami tiru, ini adalah
perilaku baik yang masih belum mampu kami terutama saya tegakan. Semoga 3 bulan
berada di Negeri Sakura ini saya dan Indah dapat membawa pulang banyak
pelajaran baik dalam kehidupan. Aamiin J
Dari Tsukuba Center
melanjutkan perjalanan ke apartemen dengan berjalan kaki. Ah, rasanya kaki kami
ingin copot, saya sampai tidak kuat lagi mengangkat kaki. Hingga betapa
senangnya kami saat telah tiba di apartemen. Alhamdulillah, liburan kami
akhirnya berakhir dan kami akan memulai aktivitas esok hari.
Hahay.....jalan kaki :D
BalasHapusSemoga terbiasa jalan kaki di musim dingin. Greget sih sebenarnya hohoho.
Iya ding, line kereta di Tokyo emang ribetnya luar biasa. Aku sampe print khusus supaya ndak tersesat. Nice trip!