Vietnam, 18 November 2015
Assalamualaikum Wr. Wb. sebelumnya saya dan Cindy mohon maaf readers, karena kelamaan nge-update. hehe
Oke. Alhamdulillah, akhirnya saya dan Cindy sampai di Vietnam, tepatnya kota
Ho Chi Min dengan rasa lapar yang dalam. Hehehe. Sayangnya di dalam hotel yang
kami tempati hanya tersedia minuman-minuman kaleng. Kamipun berencana untuk
mengeksplor Vietnam sebagian kecil, yaitu di sekitar hotel. Hehehe.
Rencana Awal: Mandi
Yah. Mandi. Ini adalah hal yang paing kami dambakan saat ini. Yaiyalah, dari kemarin kan gak mandi :D. Hotel
ini menyediakan fasilitas yang cukup memuaskan. Bisa dibilang sedikit mewah, tapi gak mewah-mewah banget sih, hehe. Ingin
sekali kami saya berlama-lama di kamar mandi. Tetapi apa daya, alaram yang
bersemayam di perut saya sudah semakin melengking bunyinya.
Pertemuan yang Tak
Terduga, Tapi Membawa Berkah, Hehe.
Seusai mandi, saya dan Cindy bersiap untuk mengelilingi sekitar hotel
Thu Ha untuk mencari sarapan, tentunya dengan menu yang dihalalkan untuk muslim
seperti kami. Saat membuka pintu, Cindy bertemu dengan 3 orang penghuni kamar
sebelah yang berasal dari Korea. Spontan Cindy mengucap salam dalam bahasa
Korea – yang sering di ucapkan dalam drama – kepada para ahjussi tersebut (ahjussi = paman). Merekapun kaget mendengan
sapaan Cindy. Hahah. Mereka gak tau kalau
kite Korean lovers :D. Dan percakapan kecil di pagi haripun dimulai.
Melihat kami berdua mengenakan hijab, merekapun balik menyalami kami
dengan mengucap Assalamualaikum. Waw… ahjussi kece nih :D. Setelah
beberapa menit berlalu, kamipun pamit dengan alas an ingin mencari makan. Dann… jreng-jreng,… mereka mengajak kami
untuk mencari makan bersama. Dan akhirnya percakapan ini berakhir pada sebuah
acara “Makan Bareng Ahjussi-Ahjussi Kece”.
Hahahah :D
Pengenalan Tokoh
dari yang bertopi: Mr. Lee, Mr, Shin, Mr. Park |
Mereka adalah Mr. Park, Mr. Lee dan Mr. Shin. Wah, namanya mirip-mirip nama artis Korea euy. Kami diajak ke
sebuah rumah makan korea di dalam perkampungan di depan hotel Thu Ha. Tempat
ini sangat sepi, mengingat hanya kami berlima pengunjungnya. Saat buku menu
dibagikan, saya dan Cindy saling melirik dan tersenyum. Krikk kriikk… harganya subhanallah. Mahal bingo..! sedangkan uang
dalam mata uang VND (Vietnam Dong) yang kami bawa tidak seberapa, hanya
1.000.000an VND. Itupun akan kami gunakan untuk membayar hotel +/- 500.000 VND,
taksi dan sebagainya. Dan uang itu pula yang akan kami gunakan saat kami hendak
transit lagi di Vietnam tahun depan.
Akhirnya dengan rasa panik + pasrah, saya mengatakan pada
ajhussi-ahjussi tadi bahwa kami tidak punya uang banyak untuk membeli makanan
yang ada disini. Dan sesuai pemikiran saya, hahahah..
kamipun di traktir. Uyeee.. akhirnya
rencana suksess (senyum licik). Inilah yang disebut “kejujuran membawa
berkah”. Hahahaha…
Mr. Shin adalah penduduk asli kota Seoul yang sering kami lihat di dalam
drama. Hehe. Untunglah beliau paham
bahwa kami berdua adalah seorang muslim dan tidak memakan makanan-makanan yang
biasa mereka konsumsi. Mereka memesan satu porsi sop daging yang mirip seperti
sop kondro di Indonesia untuk kami. Awalnya saya sedikit panik melihat
banyaknya daging yang tersedia didalam mangkuk tersebut. Alhamdulillah ternyata
itu adalah daging sapi. Tapi ya tetap aja
sih, rasanya gimanaaaa gituu.. yah, apa boleh buat. Untungnya mereka juga
memesan beberapa masakan khas korea yang berbahan dasar sayur dan ikan. Tapi
dari sekian banyak menu yang tersedia, hanya kimci yang saya ingat namanya. Hehehe, maklum sering muncul di drama korea
gitu. Dan parahnya, mereka juga memesan arak beras. Oh noooooooooo! Dan dengan hati gembira nan riang, mereka
menuangkan semangkuk untuk kami. Kami mencoba menolak keinginan ahjussi-ahjussi
tersebut dengan ramah. Tetapi yang terjadi, mereka malah memaksa sambil
mengambil sendok untuk menyuapi kami. Saya dan Cindy sudah panic setengah mati.
Kami telah mengambil aba-aba untuk lari secepat mungkin jikalau sesuatu yang
buruk terjadi. Kami menolak dua sampai tiga kali tawaran mereka. Dan mereka
malah menawarkan berkali-kali. Mereka sedikit memaksa kami untuk mencoba,
walaupun hanya sedikit. Tapi kami tidak mau kalah. Kamipun ngotot untuk
menolak. Dan mereka pun menyerah. Alhamdulillah. Yess!!! Hahhaaha.
Detik-detik
menegangkan dimulai..
Kami mulai mencicipi satu demi satu makanan yang terhidang di meja. Saya
pun melirik kea rah Cindy. Hahahha.
Wajahnya telah berubah, seakan menentang dengan keras semua makanan tersebut. Cindy
memang cukup sensitive dengan beberapa makanan asing. Tidak seperti saya yang
selalu ingin tahu bagaimana rasa dari makanan-makanan tersebut. Dan pada
akhirnya saya akan mengucapkan Alhamdulillah jika rasanya enak, kemudian
astagfirullah jika rasanya tidak seperti yang dibayangkan. Hehehe.. namanya juga cari pengalaman :D. Rasanya aneh! Tapi tidak
membuat saya berhenti. Hehe. Aneh yang
positif lah :D. Ada beberapa menu yang berbahan dasar sayuran mentah yang
dibuat seperti salad, dengan taburan wijen, bubuk cabai dan minyak yang entah
minyak apa. Tapi rasanya lumayan bias saya terima. Hehe. Entah karena saya memang suka, atau saya kelaparan :D.
Beberapa hidangan ala Korea |
Dan akhirnya ritual mengerikan ini berakhir. Alhamdulillah.. bagaimana
tidak, saya dan Cindy merasa kikuk berada diantara mereka. Mereka berbicara dan
tertawa dengan keras, dengan bahasa yang tidak kami mengerti. Akhirnya
kejahilan saya muncul. Haha. Saya menggunakan
wi-fi yang tersedia di rumah makan ini untuk mengirim pesan suara kepada keluarga
dan kerabat di Sumbawa, dengan bahasa Sumbawa tentunya. Sontak mereka terdiam
mendengar saya bicara. Hahaha, good job
Indah :D. Tetapi respon yang saya terima malah membuat saya menggaruk
kepala yang tidak gatal. Ah, mereka malah menggoda saya dengan mengatakan “is
that your boyfriend?”. Tangan saya belum selesai menggaruk, mereka malah
menjawab sendiri pertanyaannya. “Yeah, that is your boyfriend”. Gubrakk.. ini ahjussi apaan sih? Dengan malas, saya membantah pertanyaan dan
jawaban mereka. Saya pun menjelaskan bahwa itu adalah keluarga saya. Sontak
saya terkejut ketika Mr. Park yang duduk tepat di depan saya memegang tangan
saya untuk melihat cincin yang terpasang di jari manis saya. Mr. Park pun
bertanay “are you married?”. Whattt?????
“No, I’m not. I bought it”. Ah, pengen di
timpuk ni orang. Dan mereka pun tertawa dengan riang. Iiii.. nda leng idung mata. (ayoo belajar bahasa Sumbawa biar tahu
artinya :D). Kemudian saya dan Cindy pamit untuk meninggalkan tempat lebih
dulu. Biasa, SMP – Selesai Makan Pulang.
Hahaha.
Kota Ho Chi Min, Vietnam |
Kami mencoba untuk berkeiling sebentar dengan jarak yang tidak terlalu
jauh dari hotel. Tempat ini tidak jauh berbeda dengan Jakarta. Bangunan-bangunan
megah disepanjang jalan, taman, serta banyaknya kendaraan yang lalu-lalang
melintasi jalan. Untungnya kota ini tidak macet. Hehehe. Hampir setiap bangunan di kota ini memiliki petugas
keamanan. Dan semua petugas yang kami temui menggunakan satu jenis seragam yang
sama. Wah, kompak euy. Setelah lelah,
kami pun kembali ke hotel. Kami memperpanjang waktu menginap selama 3 jam.
Karena pesawat kami akan terbang dini hari, dan mengingat jam masih menunjukkan
pukul sebelas pagi, sayang sekali rasanya jika harus berdiam diri di bandara.
Dan kami pun menambah biaya penginapan sebesar 200.000 VND. Kami memanfaatkan
watu tesebut untuk tidur semaksimal mungkin. Hehhehe. Dan tibalah saat dimana kami harus keluar dari tempat ini.
Saat transaksi dimulai, pegawai hotel tersebut menunjukkan jumlah yang harus
kami bayar. Ternyata kami harus menambah 5000 VND untuk membayar beberapa
minuman yang telah kami habiskan di kamar. Ah,
kirain gratis.
Setelah semua berkahir, kami melaju ke bandara menggunakan taksi seharga
40.000 VND. Tidak ada perasaan lain yang bisa sya ungkapkan selain rasa bosan
yang sangat amat besar. Ah, saya pun menghabiskan waktu untuk tidur dikursi
yang dekat dengan gate yang tertera
di tiket kami. Sampai akhirnya jadwal kami pun tiba, tepat pukul 00.10 dini
hari. Alhamdulillah. Kami pun bersiap untuk terbang ke negara tujuan kami,
Jepang.
Alhamduillah. Inilah kisah singkat kami selama di Vietnam. Semoga
bermanfaat ya. Wassalamualaikum Wr. Wb. J
Yaaaa! Jeongmal haengbokhagesseo! >.<
BalasHapusAsik banget ketemu sama para ahjussi T_T
Gitu deh, maklum minum arak di Korea udah semacam budaya, jadi harus baik-baiiiiiik banget ngomongnya biar dia ndak tersinggung :D